Salin Artikel

Kasus Mayat Dalam Karung di Samarinda, Korban Dibunuh Remaja 17 Tahun

Korban diketahui bernama Muhammad Alfarizi alias Alfa (19) yang dilaporkan hilang oleh keluarganya ke Polsek Samarinda Ulu sejak Rabu (25/10/2023).

Dari keterangan kakak korban, Amrullah (29), adiknya terakhir kali meninggalkan rumah untuk memodifikasi motor yang baru dibelinya di Jalan Lambung Mangkurat, Kota Samarinda.

"Dia bilang ke sepupu kami, namanya Iki. Katanya kalau sudah sampai di Lambung Mangkurat dia nyuruh Iki telpon supaya ada alasan pulang," beber Amrullah.

Pada pukul 21.00 Wita, Iki menelepon Alfa dan bersandiwara marah menyuruh korban segera pulang. Namun hingga tengah malam, remaja lulusan SMA itu tak kunjung pulang.

"Ibu saya sudah nangis nyari adik saya ini. Apalagi nomornya sudah tidak aktif," kenang Amrullah.

Keluarga sempat meminta bantuan polisi untuk melacak keberadaan ponsel korban. Dari hasil pelacakan menunjukkan korban berada di Jalan Dahila, Kecamatan Samarinda Kota.

Namun saat dihampiri, korban tak berada di sana.

Tak berselang lama, pihak keluarga melihat seorang pria mengendarai motor milik korban. Dengan cepat, keluarga pun membuntuti pria yang belakangan diketahui bernama TS (17).

TS ternyata menuju ke wilayah Kelurahan Timbau, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara dan tiba pada Kamis (26/10/2023) dini hari.

Di Timbau, TS sembunyi di toilet umum sebuah warung makan dan meninggalkan motor milik korban begitu saja di teras depan.

Keluarga korban sempat bertanya kepada TS mengenai keberadaan Alfa. Setelah didesak, remaja 17 tahun itu mengaku telah menganiaya Alfa hingga pria 19 tahun itu tewas di Jalan Dahlia.

Lokasi penganiyaan berada di sebuah pondok di belakang salah satu kantor kedinasan Pemkot Samarinda.

Meski sempat berbohong, TS akhirnya menunjukkan lokasi tempat pembuangan mayat Alfa yang sudah dibungkus dua karung beras dan dibuang di dalam parit di Jalan Cempaka.

Amrullah menduga TS tega menghabisi nyawa korban karena ingin menguasai sepeda motor korban.

"Mereka memang kenal dari zaman sekolah. Kemungkinan si TS ini pengin motor adik saya," ujarnya.

"Tapi karena enggak bisa jadi pakai cara kotor begitu," pungkasnya.

Korban dan pelaku ternyata pernah satu sekolah di salah satu sekolah negeri di kawasan Jalan Ring Road, Suangi Kunjang.

"TS (terduga pelaku) sempat keluar dari sekolah. Kami tidak tahu lanjut sekolah apa gimana," beber Amrullah. kakak korban.

Kronologi pembunuhan

Sementara itu Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli menjelaskan, TS menghabisi nyawa korban dengan menggunakan kain dan seutas tali nilon.

Ia mengatakan pada malam eksekusi, pelaku menghubungi korban dan meminta mengantar ke wilayah Jalan Lambung Mangkurat untuk mengambil uang.

Pada pukul 20.30 Wita, korban tiba di tempat tinggal TS yakni di bangunan di belakang bekas Kantor Satpol PP Samarinda.

Saat itu pelaku menyuruh korban masuk dan melepaskan helmnya.

Pada saat itulah TS melakukan aksinya. Ia memiting leher korban dengan lengan kiri dan tangan kanan mengunci hingga Alfa terjatuh lemas.

Tidak sampai di situ, TS memukul wajah korban yang sudah lemas dalam posisi tengkurap. Ia kembali menjerat leher korban menggunakan kain cokelat dan sebuah tali nilon.

Tali itu ia gunakan juga untuk mengikat kedua tangan Alfa yang sudah tidak berdaya.

Untuk memastikan korban sudah tidak bernyawa, TS menutup kepala Alfa menggunakan selimut biru lalu pergi setelah mengambil helm dan hanphone korban.

"Handphone korban dia buang di kawasan perairan Sungai Dama. Lalu helm korban dijual di Jalan Gatot Subroto dengan harga Rp 200.000," beber Kombes Pol Ary Fadli.

Setelahnya TS menuju Pasar Segiri untuk membeli dua buah karung yang ia niatkan sebagai pembungkus tubuh korban.

Sebelum kembali ke tempatnya menghabisi korban, TS sempat menjemput rekannya untuk berkumpul dan makan bersama.

Sekitar pukul 02.00 Wita, remaja itu pulang ke rumahnya.

Setelah memastikan korban telah meninggal dunia, ia pun bergegas membungkusnya dengan karung dan membawa serta membuang jasad Alfa ke dalam parit sedalam 80 centimeter dan lebsr 50 centimeter tersebut.

Terkait motif pelaku, Kombes Pol Ary Fadli mengatakan bahwa pelaku merasa iri dan dendam terhadap korban sebab memiliki barang-barang bergengsi.

"Pengakuannya juga korban punya hutang Rp 1,5 juta tapi tidak dibayar-bayar. Padahal punya motor dan handphone yang bagus," bebernya.

Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Fakta Terbaru Mayat dalam Karung di Samarinda, Ini Benda yang Dipakai Pelaku untuk Habisi Temannya

https://regional.kompas.com/read/2023/10/31/195000978/kasus-mayat-dalam-karung-di-samarinda-korban-dibunuh-remaja-17-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke