Salin Artikel

Sederet Fakta Kecelakaan Maut Rombongan Santri di Jalur Puncak Cianjur yang Tewaskan 4 Penumpang

Saat kecelakaan terjadi, minibus membawa 24 santri yang rata-rata masih remaja dengan usia 9 tahun hingga 14 tahun.

Mereka adalah rombongan santri dari Rumah Yatim Dhuafa Al Ulum Tangerang yang hendak mengikuti kegiatan dan setor hafalan di kawasan Puncak Cianjur.

Mobil yang dikendarai mereka menabrak tebing di kiri jalan saat melintas di Kampung Mislar, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.

"Jumlah penumpang dalam mobil itu sebanyak 24 orang terdiri dari anak - anak berusia 9 tahun hingga 14 tahun. Lalu sopir sehingga dalam mobil itu jumlah ada 25 orang," kata Kasat Lantas Polres Cianjur AKP Adhi Prasidya.

Diduga rem blong, banyak santri yang terjepit

Diduga kecelakaan terjadi karena minibus mengalami rem blong.

Salah satu santri yang selamat, Maulana Akbar (14) mengatakan saat kecelakaan terjadi, hampir seluruh santri dalam kondisi tertidur.

"Sebelum memasuki Puncak kita semuanya sudah tertidur. Namun pada saat di Puncak tiba-tiba mobil yang dinaiki saya dan santri lain mengalami kecelakaan," jelasnya.

Ia mengaku tak mengetahui persis detik-detik kecelakaan mobil yang ia naiki.

"Tahu-tahu sudah kecelakaan, tapi tidak tahu menabrak apanya dan bagaimana sebelum menabraknya. Bahkan saat itu para santri sudah tidak sadarkan diri," kata dia.

Sesaat setelah kecelakaan, menurut Maulana, para santri sempat terjepit selama puluhan menit. Akibatnya ada beberapa santri yang mengalami luka ringan dan juga berat.

"Santri yang luka berat rata-rata akibat terjepit badan mobil. Saya saat kejadian pingsan dan baru sadar setelah berada di rumah sakit," ucapnya.

Sementara itu Hasanudin, pembimbing santri Al Ulum mengatakan, para santri yang terlibat kecelakaan tersebut hendak mengikuti kegiatan tahunan di wilayah Puncak, Cianjur.

"Kita belum mengetahui persis penyebab pasti kecelakaannya. Tetapi informasi sementara yang kami penyebab kecelakaan itu diduga rem blong," kata dia.

Ia mengatakan, sebanyak 23 santri yang menaiki mobil yang mengalami kecelakaan tersebut rata-rata masih berusia belasan tahun.

"Dari sebanyak 23 santri itu empat orang meninggal dunia dan yang lainya mengalami luka ringan, sedang hingga berat termasuk sopir," kata dia.

Dia mengungkapkan, tak mengetahui terkait kondisi mobil yang mengalami kecelakaan tersebut. Namun ia menjelaskan kerap menggunakan mobil tersebut.

Widia, dokter jaga IGD RSUD Cimacan mengatakan para korban kecelakaan dibawa ke IGD pada Selasa dini hari.

"Kami kedatangan korban sekitar 25 orang, namun empat di antaranya sudah meninggal dunia dan sisanya mengalami luka ringan dan berat," ucap dia, Selasa (24/10/2023).

Menurutnya, korban rata-rata mengalami luka sedang hingga berat rata-rata cedera di bagian kepala, tangan, dan kaki serta luka luar.

"Korban yang menderita luka sedang rata-rata mengalami patah tulang, karena di RSUD Cimacan tak ada dokter spesialis kemungkinan akan dirujuk," kata dia.

Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terkait kecelakaan tunggal tersebut.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Firman Taufiqurrahman | Editor: Reni Susanti), TribunJabar.id

https://regional.kompas.com/read/2023/10/25/182500078/sederet-fakta-kecelakaan-maut-rombongan-santri-di-jalur-puncak-cianjur-yang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke