Salin Artikel

Kontestasi Pilgub Bergantung Hasil Pilpres, Berikut Tokoh Potensial Pilgub Jateng Menurut Pengamat Undip

"Penyelenggaraan pilkada sulit dipisahkan dengan pileg dan pilpres. Karena dinamika dari 3 pemilu ini satu kesatuan. Mengingat, pertama pilkada akan sangat ditentukan sejauh mana proses dan hasil pilpres dan pileg," ujar Ketua Bawaslu 2008-2011 itu melalui sambungan telepon, Selasa (24/10/2023).

Kedua, dosen ilmu pemerintahan Undip itu menyebut tokoh-tokoh yang terlibat dalam penyelenggaraan pilpres dan pileg juga akan menjadi rujukan bagi Pilkada 2024.

"Kita lihat tokoh partai, karena partai yang punya tiket umtuk kandidasi. Di situ kita petakan, partai apa yang paling berpeluang memantulkan dengan basis dukungan. Ada 5 partai di Jateng yang punya peluang di pilgub. Terutama jelas PDI-P, karena memiliki suara yang signifikan," tegasnya.

Pasalnya pada Pilpres 2019 silam, pemilih Jateng menyumbang 21 persen suara yang berkontribusi memenangkan Jokowi dalam pilpres.

Menurutnya, kecenderungan PDI-P selama ini memberi peluang bagi tokoh yang memegang kepengurusan maupun kepala daerah.

"Pak Hendi (Hendrar Prihadi) sangat mungkin dipertimbangkan kalau dia dari konstelasi penyelenggaraan pilkada. Materi pemain PDI-P kan bisa kita baca, baik yang tampak seperti Pak Pacul, lalu Pak Hendi," katanya.

Apalagi, pihaknya mengatakan Hendi memiliki cerita sukses dalam menyelenggarakan pemerintahan di Kota Semarang. Kota Lumpia ini terbilang menonjol dari 34 kabupaten/kota lainnya.

"PDI-P sempat punya nama Mustofa. Anggota DPR RI dari Dapil ini yang sering disebut," imbuhnya.

Berikutnya, dari partai lainnya, dosen yang akrab disapa NHS itu menilai PKB punya peluang yang cukup menjanjikan dalam Pilgub mendatang.

"Sebagai contoh, Gus Yusuf, ketua partai yang punya banyak dimensi. Dimensi politik, politisi yang tidak bisa dianggap remeh. Beliau juga punya basis yang cukup kuat dari hari santri nasional kemarin itukan menunjukkan punya ketokohan yang menonjol. Saya sebahai pengamat, beliau layak dikandidasi," tegasnya.

Seterusnya terdapat Partai Golkar, Gerindra, hingga Nasdem. NHS memandang, Gerindra memiliki peluang dari co-tail atau efek ekor dari kandidasi Prabowo dalam pilpres.

"Efek co-tail atau efek ekor dari kandidasi Prabowo dalam pilpres juga akan sangat menentukan arah kemana tokoh-tokoh Gerindra ini akan bermain. Kemudian Nasdem juga punya 12 persen," lanjutnya.

Lebih lanjut, selama 5-10 tahun pihaknya mengamati masih jarang ada keterlibatan para private sector seperti pengusaha dalam pencalonan peserta pilgub.

Untuk itu NHS berharap muncul tokoh-tokoh baru dalam kontestasi pilgub agar warga Jateng memiliki alternatif pilihan cagub-cawagub.

"Saya denger ada Irwan Hidayat, secara umum terbukti sukses mengembangkan usaha dan banyak menyerap tenaga kerja, dan reputasi di dunia usaha sangat baik, ya didorong aja. Jadi semua terbukalah bagi masyarakat Jateng, semakin banyak alternatif semakin menguntungkan buat pemilih. Saya rasa ya layak dipromosikan," tandasnya.

Terakhir, ia juga menyebut nama anggota DPD Abdul Kholik, sebagai tokoh muda dengan visi jelas untuk membawa Jateng ke arah yang lebih baik.

https://regional.kompas.com/read/2023/10/24/211456678/kontestasi-pilgub-bergantung-hasil-pilpres-berikut-tokoh-potensial-pilgub

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke