Salin Artikel

Kekeringan, Warga Bima Tempuh Jarak 2 Km demi Air Bersih

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga terpaksa mengambil air di desa induk. Untuk mendapatkan air bersih, mereka harus bolak-balik dengan menempuh jarak sejauh dua kilometer menggunakan sepeda motor.

Setelah sampai di sana, beberapa warga harus antre menunggu giliran. Karena jumlah warga yang mengambil air di desa itu sangat banyak.

"Setiap pagi dan sore, kami harus mengambil air di desa induk. Dari rumah untuk sampai ke sana jaraknya 2 kilometer. Syukur ada kendaraan untuk permudah kami angkut," kata Burhan (35), warga Dusun Soro Bugis kepada Kompas.com, Selasa (24/10/2023).

Ia mengaku, kekeringan di dusun itu sudah berjalan dua bulan sehingga membuat warga kesulitan air bersih. Hal tersebut terjadi karena sumber mata air di kawasan Gunung Klodu yang selama ini dimanfaatkan warga, kini sudah mengering.

"Mata airnya sudah kering keronta, mungkin sudah sekitar dua bulan. Makanya kita cari airnya di desa induk," ujarnya

Burhan mengatakan, terdapat sekitar 500 jiwa yang terdampak kekeringan di daerah itu. Karena tak ada pilihan lain, warga kini hanya menggantungkan kebutuhan air dari desa induk dengan menempuh jarak yang tak dekat.

"Ya, mau gimana lagi, kami tidak punya pilihan lain. Satu-satunya sumber air yang dekat hanya di desa induk, yang saat ini jadi tumpuan warga di sini," tuturnya.

Dia mengaku bahwa dalam sehari dia biasa sampai 3 hingga 4 kali angkut air dari desa induk menggunakan sepeda motor. Setiap angkut, ia menggunakan tiga jeriken dengan menempuh jarak 2 kilometer.

Ia juga mengaku, air tersebut dipergunakan untuk minum, memasak dan mencuci perabot.

"Kami mencari air sejauh ini diutamakan bukan hanya untuk minum dan memasak, termasuk juga untuk mandi, mencuci dan WC. Untuk mencukupi kebutuhan itu, setiap harinya kita harus bolak balik ke desa induk untuk ambil air," kata dia

Lebih lanjut Burhan mengatakan, krisis air bersih di wilayah itu akan terus berlanjut selama potensi kekeringan akibat bencana El Nino belum mereda.

Akan tetapi, sampai sekarang ini belum ada bantuan dari pemerintah untuk kebutuhan air bersih di dusun itu. Meskipun diketahuinya bahwa beberapa desa lain ada bantuan suplai air dari BPBD.

"Belum ada sama sekali, padahal sudah sekian bulan kami mengeluhkan kesulitan air bersih seperti ini. Sementara di desa-desa lain yang terdampak, kita dengar bantuannya mengalir terus," ujarnya

Dia pun berharap kepada pemerintah daerah agar memberi atensi akan nasib warga yang kesulitan mendapatkan air bersih.

"Tolong dibantulah, karena saat ini kita butuh bantuan air bersih," pungkasnya

Sementara itu, Kepala Desa Karumbu Suherman yang dikonfirmasi membenarkan krisis air bersih yang melanda warganya saat ini.

"Iya benar. Saat ini ada satu dusun yang dilanda kesulitan air yakni Dusun Soro Bugis. Sejauh ini, mereka masih andalkan air di desa induk untuk kebutuan sehari-hari," kata Suherman saat dihubungi, Selasa sore.

Ia mengatakan, krisis air bersih sebagai dampak kemarau panjang menjadi bencana tahunan di daerah itu.

Namun masalah krisis air bersih yang melanda sebagian wilayahnya, Suherman mengaku sudah berulang kali menyampaikan ke pemerintah daerah. Bahkan kata dia, Pemda Bima sudah meresponsnya dengan membangun sumur bor untuk mengatasi krisis air bersih di Dusun Soro Bugis.

Sayangnya, sumur bor dalam yang sedianya menjadi sumber mata air warga itu, kini tidak bisa disedot dengan mesin pompa air setelah sumber airnya mengering menyusul musim kemarau.

"Sebenarnya sudah ada upaya pemerintah dengan bor dalam. Hanya saja kondisinya memang kering dan airnya kecil, karena kondisinya yang di pesisir pantai," tutur Suherman.

https://regional.kompas.com/read/2023/10/24/195951378/kekeringan-warga-bima-tempuh-jarak-2-km-demi-air-bersih

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke