Salin Artikel

Penelitian Mahasiswa Universitas Brawijaya tentang Gunung Kawi Timbulkan Polemik, Pengelola Pesarean Layangkan Surat Keberatan

Penelitian tersebut tentang Gunung Kawi yang berjudul Artha Kawi: Kawi's Local Culture and Mental Disorder.

Surat Keberatan itu dilayangkan Yayasan Ngesti Gondo pada 12 Oktober 2023, tertuju kepada Rektor Universitas Brawijaya, Prof Widodo, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya selaku dosen pembimbing penelitian, Destyana Elingga Pratiwi, dan 5 mahasiswa.

Lima mahasiswa itu berasal dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yakni Muhammad Harun Rasyid Al Habsyi, Zulfikar Dabby Anwar, Suntari Nur Cahyani, Anggi Zahwa Romadhoni dan Andini Laily Putri.

Juru Bicara Yayasan Ngesti Gondo, Alie Zainal Abidin, mengatakan pihaknya merasa keberatan lantaran mereka menilai ada beberapa prosedur yang tidak sesuai dalam proses kerja penelitian karya ilmiah kelima mahasiswa tersebut.

"Awalnya kami mengetahui penelitian itu dari media sosial dan pemberitaan media massa digital. Setelah dibaca berita itu, Yayasan Ngesti Gondo merasa terganggu," ungkapnya melalui sambungan telepon, Sabtu (21/10/2023).

Sebab, dalam berita tersebut disebutkan bahwa penelitian itu salah satunya memuat tentang informasi dan diksi pesugihan yang ada di pesarean Gunung Kawi.

Alie menegaskan bahwa praktik semacam itu tidak ada di Gunung Kawi.

"Tidak benar ada praktik pesugihan di pesarean Gunung Kawi. Oleh karena itu kami meragukan validasi informasinya, apakah benar-benar ilmiah. Sebab, kalau berbicara penelitian, kan ada metodenya," tuturnya.

Sebab, menurut Alie, selama ini pihak pengelola pesarean juga tidak pernah dimintai izin terkait penelitian tersebut.

"Kalau penelitian ilmiah kan biasanya ada pengantar dari pihak kampus. Kemudian disampaikan kepada pihak terkait, dalam hal ini pesarean Gunung Kawi."

"Dari situ pastinya pihak pesarean akan bertanya cakupan penelitian dan data apa yang dibutuhkan untuk disiapkan," jelasnya.

"Namun, dalam penelitian ini tidak ada proses semacam itu. Justru dalam salah satu artikel berita, foto pesarean dijadikan latar belakang. Itu juga yang membuat pihak pesarean tidak berkenan," imbuhnya.

Padahal, menurut Alie, selama ini tidak ada praktik pesugihan hingga tumbal di pesarean Gunung Kawi.

Sebaliknya, situs tersebut adalah makam Raden Mas Soeryo Koesoemo atau Kiai Zakaria II dan Raden Mas Iman Soedjono, salah satu tentara Pangeran Diponegoro yang selama ini menjadi tempat ziarah bagi warga dari berbagai daerah.

"Warga yang datang ke sana murni untuk ziarah, mendoakan sosok yang disemayamkan di sana. Sama seperti ziarah kepada orang tua, ulama, kiai, atau para habaib," jelasnya.

Gayung bersambut, surat keberatan itu sudah mendapatkan respon dari pihak perguruan tinggu Universitas Brawijaya.

Pihak Yayasan Ngesti Gondo dan Universitas Brawijaya sudah berkomunikasi terkait persolan tersebut.

"Kami dari pihak yayasan Ngesti Gondo sudah menyampaikan poin-poin keberatan. Intinya kami ingin masalah ini selesai secara baik-baik," ujarnya.

Menurut rencana, pada 24 Oktober pukul 14.00 WIB nanti, Universitas Brawijaya dan Yayasan Ngesti Gondo akan berkumpul di Pesarean untuk tabayun dan klarifikasi terkait masalah itu.

"Intinya keberatan kami ini ditujukan baik kepada peneliti dan media massa yang turut memberitakan dari penelitian tersebut," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Devisi Hukum Universitas Brawijaya, Haru Permadi menanggapi penelitian yang dilakukan lima mahasiswa Universitas Brawijaya tersebut.

"Penelitian itu didanai Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Penelitian itu dilakukan untuk memajukan budaya kajian ilmiah di Indonesia," ungkapnya.

Terkait surat keberatan yang dilayangkan Yayasan Ngesti Gondo, Haru menyebut ada kesalahpahaman, termasuk publikasi yang dilakukan oleh salah satu media massa.

"Sebab, penelitian itu belum dipublkasikan secara resmi dan masih dalam proses pengerjaan sehingga hasilnya belum komprehensif dan final," jelasnya.

Hanya saja, Haru menegaskan bahwa penelitian itu dilakukan untuk tujuan baik dan penelitian yang dilakukan mahasiswa perlu dihargai sebagai sebuah karya ilmiah.

"Namun, apabila ada koreksi dan saran, kami Universitas Brawijaya akan siap menerima dan akan melakukan evaluasi dalam rangka untuk memajukan budaya akademis di Indonesia," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/10/21/121514978/penelitian-mahasiswa-universitas-brawijaya-tentang-gunung-kawi-timbulkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke