Salin Artikel

Dampak Kemarau Panjang, 11 Kecamatan dan 21 Desa di Trenggalek Krisis Air Bersih

Musim kemarau panjang yang melanda Indonesia termasuk Trenggalek, mengakibatkan kekeringan di sejumlah wilayah.

Dari data Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek, kekeringan melanda 11 kecamatan di 21 desa wilayah Trenggalek.

"Data terakhir, dari 14 kecamatan, yang terdampak kekeringan terjadi di 11 kecamatan 21 desa," ujar Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek Triadi Atmono di lokasi suplai air bersih di Desa Ngares, Rabu (18/10/2023).

Wilayah yang paling luas terdampak kekeringan yakni Kecamatan Panggul Trenggalek. Kekeringan melanda tujuh desa.

"Yang paling luas terdampak kekeringan adalah Kecamatan Panggul, yakni di tujuh desa. semua lokasi yang mengalami kekeringan di wilayah pelosok pegunungan," ungkap Triadi.

Kekeringan di sejumlah titik wilayah Kecamatan Panggul mulai terjadi sejak akhir Juli 2023 hingga saat ini.

Pada awal musim panas, wilayah yang terdampak ada di beberapa titik saja. Seiring kemarau berkepanjangan, wilayah yang terdampak semakin meluas.

Guna memenuhi kebutuhan air bersih warga di Kecamatan Panggul, BPBD Trenggalek dibantu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Trenggalek mengoperasikan armada penyuplai air bersih.

"BPBD Trenggalek bersama PDAM menyiapkan empat armada suplai air bersih," ujar Triadi Atmono.

Agar penyaluran air bersih ini merata, proses suplai dilakukan setiap dua hari sekali secara bergiliran.

Selain itu, guna mempermudah proses suplai serta mempercepat prosesnya, disarankan warga membuat penampungan air di titik lokasi tertentu.

"Biar sirkulasi suplai air bersih lancar dan cepat, kami imbau agar wilayah yang terdampak kekeringan menyediakan bak penampungan air," kata Triadi.

Selain di Kecamatan Panggul, kekeringan juga terjadi di kecamatan lain wilayah Trenggalek, salah satunya Desa Ngares Kecamatan/Kabupaten Trengalek.

Di Desa Ngares, ada sekitar 100 kepala keluarga (KK) yang terdampak kekeringan. Untuk mendapatkan air bersih, warga desa tersebut bergantung pada suplai air bersih dari BPBD Trengalek.

"Kekeringan di Desa Ngares utamanya, sudah terjadi sejak akhir bulan Juni lalu. Namun warga masih bisa mendapat dari sumber air."

"Kali ini baik sumur maupun mata air sudah kering," ujar perangkat Desa Ngares Andi Rohadi di lokasi suplai.

Karena kondisi kekeringan semakin parah, akhir September pemerintah desa mengajukan bantuan suplai air bersih.

Setiap hari, warga membawa wadah seadanya untuk mendapatkan air bersih bantuan dari BPBD Trenggalek.

Mereka manaruh ember plastik, jerigen hingga tong plastik di titik lokasi suplai air. Setelah wadah terisi penuh, warga membawanya ke rumah masing-masing untuk dipindahkan ke penampungan pribadi.

"Saat ini warga bolak balik, dari titik lokasi suplai air ke rumah, dalam satu kali kiriman air bersih. Ke depan, akan kami buatkan bak penampungan air, agar mempermudah suplai, juga mempermudah masyarakat untuk mengambil air," ujar Andi Rohadi.

https://regional.kompas.com/read/2023/10/19/112525578/dampak-kemarau-panjang-11-kecamatan-dan-21-desa-di-trenggalek-krisis-air

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke