Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Respons Bambang Pacul Soal Isu Jokowi Jadi Ketum PDI-P | Temuan Piramida di Danau Toba Diragukan

KOMPAS.com - Merespons isu kemungkinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Ketua Umum PDI-P, Bambang Pacul menyebut hal itu tidak mudah.

Menurut Ketua DPD PDI-Perjuangan Jawa Tengah itu, orang yang membut isu tersebut dinilai tidak mengerti sejarah PDI-P.

Selain itu, temuan struktur batuan piramida di Danau Toba di Kecamatan Baktiraja (Bakkara), Kabupaten Humbang Hasundutan diragukan.

Arkeolog Sumatera Utara (Sumut) Ketut Wiradnyana mempertanyakan konsep struktur batuan piramida tersebut.

Dua berita tersebut menjadi perhatian banyak pembaca Kompas.com. Berikut ini lima berita populer Nusantara yang dirangkum pada Kamis (5/10/2023).

Bambang Pacul menyebut PDI-P bisa menjadi partai kuat seperti saat ini karena perjalanan sejarah panjang Megawati sejak puluhan tahun silam.

“Orang ingin mengganti ketum Bu Mega itu artinya tidak belajar sejarah. Ya mohon maaf lah kalau ingin PDI-P mati suaranya, declining, ya monggo, itu keputusan kongres nanti. Pak Pacul sebagai ketua DPD akan ngomong gini. Saya pastikan kalau ketua umum ganti, declining suaranya. Kenapa? lihat sejarah,” tutur Pacul.

Tak hanya itu, kekuatan PDI-P saat ini juga bertahan karena para pendukung melihat PDI-P sebagai representasi Proklamator Kemerdekaan RI, Soekarno.

Bahkan Bambang Pacul memastikan, 74 persen pendukung PDI-P di Jateng melihat partai moncong Putih itu sebagai sosok Bung Karno.

“Perjalanan PDI-P ini karena Bu Mega. Jangan salah. Jadi mengganti trah Soekarno di PDI-P mohon izin itu enggak gampang. Karena komunitas pemilih PDI-P itu (pendukung) Bung Karno. Jateng PDI-P direpresentasikan sebagai Bung Karno itu di angka 74 persen, saya belum teliti tempat lain,” ungkapnya.

Ketut mengaku sudah 10 tahun lebih meneliti struktur geologi di sana, namun belum pernah ditemukan batuan yang disebut piramida tersebut.

"Jadi harus jelas konsep piramida itu, kalau hanya konsepnya bangunan yang meninggi, berbentuk piramida itu belum pernah (saya lihat). Tapi kalau ada bangunan yang meninggi ke atas ada memang di Desa Pardomuan, Kabupaten Samosir. Itu namanya Punden Berundak,'' ujar Ketut saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/10/2023).

Kata Ketut, punden berundak ini merupakan tatanan batu yang biasa digunakan sebagai tempat pemujaan leluhur oleh masyarakat di masa lampau.

"Ada juga (susunannya) kayak berputar (berputar) atau berundak undak, (susunan batunya) makin ke atas semakin kecil dan (bentuknya) datar di atas. Itulah apa namanya (dijadikan) wadah kubur penguburan dan sisa hunian kampung tua, itu sudah pernah kita gali di Samosir, umurnya sekitar 150 tahunan kira-kira," ujar mantan Kepala Balai Arkeologi Sumut ini.

Menurut Ketut, ada kemungkinan piramida yang ditemukan adalah Punden Berundak. Hal itu didasari dari bebatuan yang mengelilingi struktur piramida tersebut.

"Jadi itu sebenarnya sudah sangat umum, kalau batu disusun, jangan-jangan yang dibilang batu piramida itu semacam, punden berundak. Ketika kita gali di atas punden berundak, kita temukan sisa-sisa bekas aktivitas religinya," ujarnya.

Seorang wanita, Fitri Sandayani dilaporkan hilang oleh suaminya, Mustofa, Minggu (1/10/2023) malam.

Fitri menghilang setelah tinggal sebulan bersama sang suami di Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat.

Mustofa mengatakan, Fitri meninggalkan rumah pada Minggu malam atau sehabis isya. Ia pergi pamit ke mertua ingin membeli es ke depan rumah.

"Awalnya dia (Fitri) menyuruh saya beli makan, terus saya berangkatlah dan pas pulang dia sudah nggak ada," ujar Mustofa kepada Kompas.com, Kamis (5/10/2023).

Sepulang dari membeli makan, sambung Mustofa, ia menunggu sang istri namun tak kunjung kembali ke rumah. Mustofa panik dan mulai mencari istri.

Dia menghubungi ponsel sang istrinya, tetapi tidak aktif dan Fitri tak kunjung pulang sampai malam.

"Saya tanya si neng ke mana. Terus orangtua bilang, dia beli es dan akhirnya disusul dan gak ada di tukang es itu. Nah, pas saya berangkat beli makan itu ternyata nggak lama dia juga keluar pamit ke orangtua saya pergi beli es, kan di deket rumah saya ada warung," ungkapnya.

Mustofa meyakini bahwa Fitri memang menghilang meninggalkan rumahnya usai pergi membeli es. Sebab, tidak ada titik terang hingga keesokan harinya atau 24 jam pencarian.

4. Cuaca di Kota Semarang makin panas

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu

Imbauan tersebut dikarenakan suhu panas rata-rata Kota Semarang yang mencapai 37 hingga 38 derajat celsius.

Berdasarkan data Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) suhu panas tahun ini lebih panas jika dibandingkan dengan tiga tahun terakhir.

"Jika dirasa tidak terlalu penting, kurangi beraktivitas di luar ruangan pada siang tengah hari," jelasnya kepada awak media, Kamis (5/10/2023).

Dia menjelaskan, suhu panas yang mencapai 38 derajat celsius itu dikhawatirkan dapat berdampak pada sistem kekebalan tubuh warga Kota Lumpia.

Untuk itu, perempuan yang akrab disapa Ita tersebut juga meminta agar warga juga mengenakan masker.

"Selain itu kenakan juga baju lengan panjang terutama saat keluar ruangan karena cuaca panas menyebabkan banyak debu," kata dia.

5. Kabar pertemuan Megawati dengan Mahfud MD dan Khofifah

Menko Polhukam Mahfud MD dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dikabarkan menemui Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri belum lama ini.

Ditanya awak media mengenai lanjutan komunikasi dari kedua tokoh itu dengan Mega, Ketua Bappilu PDI-P Bambang "Pacul" Wuryanto mengatakan semua kewenangan ada pada Ketum partainya.

"Kader yang normal, pasti tidak akan berkomentar terlalu panjang. Kecuali atas izin Ketua Umum. Karena capres dan cawapres itu full Bu Ketum. Jadi kalau menetapkan cawapres, ya Bu Ketum," tutur Bambang Pacul usai menghadiri Rakerda PDI-P Jateng di Panti Marhaen Semarang, Rabu (4/10/2023).

Menurutnya, kader tidak berhak berkomentar mengenai calon-calon yang akan dipasangkan dengan bacapres PDI-P Ganjar Pranowo.

Pasalnya, kader bukan pihak yang melamar bakal cawapres Ganjar. Sehingga komunikasi akan terus dilanjutkan Mega dengan pihak yang bersangkutan terkait cawapres Ganjar.

"Mungkin Bu Ketum akan bicara dengan Pak Oso, mungkin bicara dengan Pak Mardiono, mungkin akan bicara dengan Ketua Perindo," ujarnya.

Sebagai Ketua Bappilu PDI-P sekaligus Ketua DPD PDI-P Jateng, pihaknya hanya akan berfokus untuk kemenangan partai berlogo banteng moncong putih pada pemilu mendatang.

"Jadi kalau kami bukan pelamar. Kami tidak akan berkomentar atas pertemuan apapun kalaupun menyangkut capres cawapres. Ya begitu kita berpartai. Subyektivitas kita bisa ilang dan turun banyak jika bicara tentang hak dan kewajiban. Kita tidak akan ngomong, kecuali Bambang Pacul pengamat kan bebas mau ngomong," tandasnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/10/06/060000078/-populer-nusantara-respons-bambang-pacul-soal-isu-jokowi-jadi-ketum-pdi-p

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke