Salin Artikel

8 Tarian Bengkulu, Salah Satunya Tari Andun

KOMPAS.com - Ada sejumlah hasil budaya di Provinsi Bengkulu, salah satunya tarian Bengkulu.

Tarian Bengkulu merupakan sejumlah tari daerah maupun kreasi yang berasal dari Bengkulu.

Tarian tersebut digunakan dalam upacara adat, pernikahan, penyambutan tamu, hiburan, maupun pertunjukkan.

Berikut ini dalah sejumlah tarian Bengkulu.

Tarian Bengkulu

1. Tari Andun

Tari Andun berasal dari Bengkulu Selatan dan merupakan tarian rakyat.

Pertunjukan tari Andun merupakan syarat wajib dalam pelaksanaan upacara adat Nundang Padi. Ritual adat memuliakan benih padi di kalangan petani Kabupaten Bangkulu Selatan.

Pola lantai tari Andun berupa garis lengkung yang berbentuk lingkaran. Tari Andun diiringi dengan musik kolintang dan rebana.

Properti tari Andun adalah kipas dan selendang.

Para penari tari Andun perempuan menggunakan baju beludru merah, kain songket, dan suntiang jurai.

Para penari laki-laki menggunakan songket pendek, jas, celana panjang, dan destar.

2. Tari Kejei

Tari Kejei adalah tarian adat yang dilakukan oleh masyarakat suku Rejang.

Suku Rejang adalah suku yang mendiami beberapa wilayah Provinsi Bengkulu.

Wilayah teritorial suku Rejang berada di kabupaten di Bengkulu, seperti Rejang Lebong, Lebong, dan Kepahiang.

Kekhasan tari Kejei berupa alat musik pengiring, seperti kolintang, seruling, dan gong.

Tari Kejei dimainkan secara berkelompok dengan membentuk lingkaran dan berhadap-hadapan searah jarum jam.

Keberadaan tari Kejei dipercaya telah ada sebelum kedatangan para biku dari Majapahit.

Tari Kejei adalah tarian sakral yang diyakini mengandung nilai-nilai mistik.

Untuk itu, tari Kejei hanya dilakukan untuk menyambut para biku, adat marga, dan perkawinan.

Tari Bubu berasal dari Bengkulu.

Asal-usul tari Bubu berasal dari budaya menangkap ikan di Bengkulu.

Cara menangkap ikan dilakukan dengan menggunakan bubu, berupa alat pancing tradisional yang berbentuk tabung dan terbuat dari bambu.

Tradisi tersebut melahirkan tari kreasi dari Bengkulu yang bernama tari Bubu.

Para penari tari bubu terdiri dari penari perempuan dan laki-laki yang jumlahnya selalu genap.

Tidak ada aturan baku mengenai jumlah penari karena tarian dapat dilakukan dengan menyesuaikan ukuran panggung.

Pakaian penari tari Bubu berupa baju kurung dengan warna cerah dan kontras sebagai pakaian adat Bengkulu.

Pelengkap pakaian penari perempuan berupa kain songket yang di dominasi warna emas. Bagian kepala menggunakan tutup kepala berupa siger yang telah dimodifikasi.

Pelengkap pakaian penari pria berupa kain songket sebagai penutup kepala yang warna sepadan dengan warna pakaian.

Musik pengiring tari Bubu berupa alat musik tradisional dan moderen, yaitu gendang, akordian, bass, dan gitar.

Tempo musik pengiring cepat sesuai dengan gerakan tari Bubu yang cepat dan energik.

4. Tari Napa

Tari Napa berasal dari Bengkulu Selatan.

Tari Napa merupakan ekspresi jiwa masyarakat Bengkulu Selatan yang dituangkan dalam bentuk tarian rakyat.

Tarian tersebut diciptakan berdasarkan kebiasaan masyaraat berkumpul dan mempelajari pencak silat

Gerakan tari Napa berupa gerakan -gerakan pencak silat. Tari Napa ditarikan oleh dua orang pria saling berhadapan membentuk gerakan pencak silat.

Kata Napa berasal dari papa yang dalam bahasa Bengkulu Selatan berarti mengiringi. Tari Napa berfungsi sebagi penyambutan pengantin saat bimbang adat.

Bimbang adalah upacara pernikahan adat yang diadakan tuan rumah yang akan menikahkan anaknya selama tujuh hari tujuh malam.

Tari Ganau adalah tari tradisional yang berasal dari Bengkulu.

Tari Ganau ditarikan oleh sekelompok penari laki-laki dan perempuan.

Gerakan tari ganau diawal dengan tempo lambat dan diakhir dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak. Gerakannya berupa gerakan tangan, melompat, dan formasi harmonis.

Musik pengiring tari Ganau didominasi iringan mandolin, kendang, rebab, dan lagu dengan irama Melayu. Iringan musik tari Ganau sangat khas.

6. Tari Lanan Belek

Tari Lanan Belek adalah tari tradisional yang diangkat dari cerita rakyat Bengkulu.

Tarian tersebut menceritakan seorang bidadari yang tertinggal di bumi karena selendangnya hilang.

Selendang diambil oleh seorang pemuda saat bidadari tengah mandi bersama teman-temannya.

Seorang bidadari tidak dapat kembali ke khayangan tanpa selendang.

Bidadari kemudian hidup bersama pemuda tadi. Namun saat, selendang berhasil ditemukan, sang bidadari kembali kekhayangan meninggalkan sang pemuda.

7. Tari Bidadari Teminang Anak

Tari Bidadari Teminang Anak berasal dari wilayah Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu

Tari Bidadari Teminang Anak merupakan tari tradisional yang menceritakan bidadari turun dari langit ke bumi untuk mengangkat seorang anak manusia.

Jumlah penari tari Bidadari Teminang Anak sekitar 8 hingga 16 yang terdiri dari laki-laki dan perempuan yang ditarikan secara kelompok.

Gerakan tari Bidadari Teminang Anak berupa gerakan dinamis namun tetap harmonis dan ritmis.

Pakaian penari berupa pakaian adat khas Rejang Lebong berupa kain batik sebagai bawahan dan juga ikat pinggang.

Salah seorang penari menggunakan pakaian berbeda yang menandakan sebagai seorang anak manusia yang diangkat sebagai bidadari.

Pakaian penari bidadari tersebut menggunakan tusuk konde dan hiasan kepala pada rambutnya.

Aksesoris penari bidadari lainnya berupa selendang dan penutup kepala.

8. Tari Gandai

Tari Gandai merupakan kesenian suku Pekal, Kabupaten Muko-muko, Provinsi Bengkulu.

Kata Gandai berasal dari gando yang berarti ganda, maksudnya tidak lain tari Gandai ditarikan secara berpasangan oleh remaja puteri.

Jumlah penari tari Gandai minimal dua orang dengan iringan musik serunai, gendang, dan pantun.

Pertunjukan tari Gandai biasanya dilakukan dalam upacara perkawinan adat, penyambutan tamu penting, dan lain sebagainya.

Tari Gandai masih bertahan hingga saat ini dan menjadi ikon budaya Kabupaten Muko-muko.

Tari Gandai juga memiliki keterikatan dengan cerita rakyat pada masa lampau yang legendaris, yaitu Malin Deman dan Putri Bungsu.

Gerakan tari terinspirasi dari perjalanan Malin Deman dalam usaha menemukan Putri Bungsu.

Penulis: Silmi Nurul Utami| Editor: Serafica Gischa

Sumber:

kikomunal-indonesia.dgip.go.id

dapobas.kemdikbud.go.id

kebudayaan.kemdikbud.go.id

ejournal.unp.ac.id

www.kompas.com


https://suluah.kemdikbud.go.id

https://regional.kompas.com/read/2023/09/26/231854978/8-tarian-bengkulu-salah-satunya-tari-andun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke