Salin Artikel

Ekonomi Terancam, Pelaku Wisata dan Nelayan Khawatirkan Limbah Pencemaran Aktivitas Tambak Udang di Karimunjawa

Pasalnya, sejumlah pantai di sana telah tertutup sedimen dan lumut liar akibat limbah tambak serta bau tak sedap di sekitarnya.

Pelaku wisata Karimunjawa, Farahdhilla Fairuz (27) mengaku terancam dengan terjadinya pencemaran limbah di Pulau Karimunjawa. Jika terus dibiarkan, ia khawatir para pengunjung akan meninggalkan Taman Nasional Karimunjawa dari prioritas destinasi wisatanya.

Pasalnya, ia telah mendapati sejumlah wisatawan yang tidak mau melunasi biaya paket wisata lantaran kecewa dengan kondisi pantai yang tak sesuai ekspektasinya. Mereka mengeluh atas adanya pencemaran dari tambak.

Beberapa di antaranya juga memprotes atas gatal-gatal yang dialami usai berendam di pantai yang terletak tak jauh dari lokasi tambak.

“Apalagi high season pas musim liburan, bule Eropa sekarang suka protes, kok bau, gatal, pernah di Pantai Alano mereka mandi sebentar badannya memerah, padahal airnya belum begitu keruh,” ungkap Farah ditemui di Kemujan, Rabu (20/9/2023).

Sebagian turis tidak mau membayar karena merasa dirugikan. Farah khawatir sekitar 5.000 wisatawan yang berkunjung setiap pekan akan berkurang.

Pantauan Kompas.com saat berkeliling ke Pantai Lego Nipa, batuan karang di sepanjang pesisir tertutup lumut cukup tebal. Lumut liar berwarna hitam juga tumbuh bertebaran menyelimuti pantai tersebut.

Tak jauh dari situ, terlihat sejumlah pipa berukuran besar sepanjang sekitar 500 meter. Pipa itu berasal dari tambak udang yang disebut warga setempat Tengah berhenti beraktivitas sekitar sebulan lalu.

“Pencarian kerang saat ini susah. Karena terlanda limbah sejak 2020 banyak kerang yang mati. Kalau dulunya mudah, perempuan di sini kalau nyari setengah hari dapat seember, dikupas bersih bisa 2-3 kilogram, sekilo Rp30.000, sehari bisa Rp100.000-150.000,” tutur Surohim (43), salah seorang nelayan di Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa.

Sementara mata pencaharian laki-laki di Karimunjawa yang kebanyakan juga nelayan, terancam harus mencari ikan ke tengah laut karena ikan di pesisir mati terdampak limbah pencemaran aktivitas tambak udang.

Faktanya selama mengelilingi titik pencemaran di pesisir Karimunjawa, Kompas.com mendapati sejumlah bangkai ikan di sekitar pipa milik tambak. Pantai Cemara juga terselimuti lumut liar hingga terlihat keruh kecoklatan.

“Proyek tambak udang ilegal mulai masuk sekitar 2017. Satu tahun kemudian, tambak udang bertambah menjadi empat titik. Di setiap titik ada enam petak sampai 36 petak tambak,” ungkap Koordinator Lingkar Juang Karimunjawa, Bambang Zakaria.

https://regional.kompas.com/read/2023/09/21/111106678/ekonomi-terancam-pelaku-wisata-dan-nelayan-khawatirkan-limbah-pencemaran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke