Salin Artikel

Debit Air Waduk Malahayu Brebes Menyusut Drastis, Lahan Pertanian Prioritas Dipetakan

Hal itu sebagai upaya untuk meminimalisasi potensi kerugian petani padi imbas kekeringan musim kemarau yang juga sedang kesulitan mendapat pasokan air.

Seperti diketahui, diduga terdampak El Nino, debit air Waduk Malahayu yang berada di Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jateng menyusut drastis.

Dari kapasitas 32 juta meter kubik, tersisa tinggal 6 juta meter kubik, Jumat (1/9/2023). Akibatnya 12.000 hektar sawah di sekitar waduk terancam kekurangan air.

Kepala DPSDAPR Abdul Majid mengatakan, musim tanam kali ini seharusnya memasuki musim tanam ketiga atau palawija dari sistem tanam padi-padi-palawija sesuai surat keputusan bupati.

"Tapi rupanya masih ada petani yang nekat menanam padi. Terkait itu kita masih petakan, seperti di Kersana dan Tanjung untuk kebutuhan air. Karena usia padinya tidak sama sehingga coba kita bagi airnya sesuai masa pertumbuhan," kata Abdul Majid saat dihubungi Kompas.com, Selasa (5/9/2023).

Abdul Majid mengatakan, dengan memetekan wilayah-wilayah yang membutuhkan lebih banyak air maka akan menjadi prioritas. Pasalnya, usia tanam atau usia padi tiap wilayah bisa saja berbeda.

"Lagi kita petakan dengan teman-teman pertanian. Harapannya dengan kondisi air yang ada agar bisa dibagi. Misal mana yang kebutuhan airnya lebih banyak," kata Abdul Majid.

Abdul Majid mengakui dengan debit air Waduk Malahayu yang terus menyusut harus bisa memiliki skala prioritas.

Apalagi sumber air Waduk Malahayu hanya mengandalkan aliran dari anak sungai yang juga debit airnya sedang berkurang.

"Sumber air waduk sudah tidak ada lagi. Debit air dari anak sungai yang masuk ke waduk juga sedang berkurang," kata Abdul Majid.

Abdul Majid mengungkapkan dengan debit air Waduk Malahayu yang kini tersisa sekitar 6 juta meter kubik tidak bisa seluruhnya dialirkan untuk irigasi pertanian.

"Dari debit air yang tinggal 6 juta meter kubik harus kita sisakan 2 juta meter kubik, tidak bisa kita kosongkan semua. Waduk harus ada airnya yang harus kita jaga," kata Abdul Majid.

Setelah nanti dipetakan, kata Abdul Majid, bisa saja nanti air irigasi akan dibagi atau diatur sedemikian rupa.

"Jadi kita atur yang sekarang kita rilis 3 meter kubik per detik, nanti kita lihat kondisi nanti bisa kurangi, dan dibagi. Sehingga harapannya pertanian tanaman padi masih bisa diselamatkan," pungkas Abdul Majid.

Sebelumnya diberitakan, debit air Waduk Malahayu yang berada di Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah (Jateng) menyusut drastis. Diduga karena terdampak fenomena alam El Nino.

Dari kapasitas 32 juta meter kubik, saat ini tersisa tinggal 6 juta meter kubik, Jumat (1/9/2023). Akibatnya 12.000 hektar sawah di sekitar waduk terancam kekurangan air.

Koordinator Bendungan Waduk Malahayu dari BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Dede Saefudin menyebut dengan 6 juta meter kubik dan batas minimal 2 juta meter kubik, maka 4 juta meter kubik yang untuk mengairi areal persawahan akan habis dalam 15 hari ke depan.

"Kita ada jadwal lima hari dibuka untuk pengairan, dan tiga hari ditutup. Kemungkinan air habis dalam 15 hari. Karena harus disisakan 2 juta meter kubik," kata Dede ditemui Kompas.com di Kantor SUB UPB Malahayu, Brebes, Jumat (1/9/2023).

Dede mengungkapkan waduk atau Bendungan Malahayu mengairi sawah di empat kecamatan yakni Kecamatan Banjarharjo, Kersana, Ketanggungan, dan sebagian Kecamatan Tanjung.

Dede menyebut penyusutan debit air terjadi sejak awal Agustus 2023 karena kemarau dan terdampak fenomena El Nino. "Tahun sebelumnya masih ada hujan tidak sampai menyusut 6 juta meter kubik. Baru tahun ini atau terakhir kemarau tahun 2015," kata Dede.

https://regional.kompas.com/read/2023/09/05/104611378/debit-air-waduk-malahayu-brebes-menyusut-drastis-lahan-pertanian-prioritas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke