Salin Artikel

Kronologi Suami di Semarang Bunuh Istrinya, Pelaku Siram Air ke Wajah Korban yang Pingsan

Saat ditemukan, tubuh AA penuh luka lebam karena dianiaya pelaku yang tak lain suaminya sendiri, Yuda Bagus Zakharia.

Sempat kabur, Yuda Bagus berhasil ditangkap beberapa jam setelah pembunuhan di depan Swlayan Gaya, kedungmundu Tembalang.

Yuda pun mengakui telah menganiaya istrinya hingga tewas.

Sebelum pembunuhan terjadi, Yuda dan istrinya terlibat cekcok. Pelaku cemburu dan menuduh korban selingkuh.

Malam itu, pelaku pun memaksa korban untuk menulis daftar nama selingkuhannya. Hal tersebut dijelaskan oleh Kasatreskim Polrestabes Semarang, AKBP Donny Lumbantoruan.

Namun permintaan itu ditolak oleh korban hingga memicu kemarahan sang suami.

"Kemudian sekitar pukul 03.00 WIB, mendapati korban sedang tidur, pelaku emosi, ditambah korban menolak saat diminta menuliskan nama selingkuhannya," kata Donny, Kamis (31/8/2023).

Pelaku yang emosi kemudian menampar pipi sang istri dan memukuli tubuh korban dengan sebilah kayu sepanjang 40 sentimeter.

Tak hanya itu, ia juga mengguyurkan air ke wajah sang istri. Menyadari sang istri tak sadarkan diri, Yuda membawa tubuh istri ke kamar mandi.

Dalam kondisi pingsan, korban kembali diguyur air dan wajahny dipukul dengan gayung hingga gayung pecah.

"Korban saat itu posisinya pingsan tersangka kemudian menyiram air ke wajah korban dan wajahnya juga dipukul pakai gayung hingga pecah. Karena enggak ada respons lalu diangkat dibawa ke kamar mandi terus disiram lagi," imbuh Donny.

Melihat kondisi istrinya, Yuda meminta bantuan ayah dan adiknya untuk memanggil ambulans. Namun nyawa ibu muda dua anak tersebut tak bisa diselamatkan.

Yuda kemudian kabur dari rumahnya dan terekam kamera CCTV. Ia pun berhasil ditangkap di depan swalayan.

Atas kejahatannya, pembuat kerus itu dijerat Pasal 44 ayat (3) UU Nomor 23 Tahun 2004 dan 338 KUHPidana dan atau 351 ayat (3) KUHPidana. Ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Dua anak korban diasuh nenek

Sementara itu, Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Semarang, AKP Ni Made Srinitri mengatakan, dua anak dari pasangan itu kini berada di bawah asuhan ibu kandung korban.

"Diasuh oleh ibu kandung korban atau neneknya. Anaknya juga mendapat pendampingan dan perhatian khusus dari Ibu Wali Kota Semarang," kata Srinitri.

Pekerja Sosial Masyarakat di Kecamatan Tembalang, Nani mengatakan dua anak korban mengalami trauma. Bahkan anak bungsunya, masih mencari sang ibu.

"Anak korban ada dua masih kecil-kecil. Paling besar kelas 1 SD dan paling kecil masih TK. mereka tampak trauma. Nah, yang TK ini terus menangis masih mencari-cari ibunya," kata dia.

Menurutnya, saat kejadian, mertua laki-laki korban ada di dalam rumah, tapi ia tak berani melerai karena takut dibunuh.

"Pas kejadian penganiayaan mertua laki-laki pelaku ya di rumah tapi diam saja. Katanya sih takut dibunuh, padahal masih sehat harusnya bisa telpon, WA atau minta tolong ke siapa saat korban teriak-teriak dihajar," katanya.

"Informasinya korban sering dihajar, kasihan anak-anaknya, mereka trauma," tambah dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Titis Anis Fauziyah | Editor : Ardi Priyatno Utomo)

https://regional.kompas.com/read/2023/08/31/201000078/kronologi-suami-di-semarang-bunuh-istrinya-pelaku-siram-air-ke-wajah-korban

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke