Salin Artikel

Kemarau Panjang, Produksi Pakan Ternak Turun 20 Persen

"Pasti ada penurunan karena kekeringan ini waktunya lama, berpengaruh ke produktivitas. Kalau ke ternak atau peternak, belum berdampak," kata Riyadi, Kepala Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, menerima kunjungan Tim Pengawas Mutu Pakan Dinas dan UPT Kementerian Pertanian, Selasa (29/8/2023).

Dia mencontohkan rumput pakchong yang saat normal di lahan satu hektar mampu produksi hingga 120 ton, saat ini hanya kisaran 80 ton.

"Kalau untuk yang pakan silase, untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak, saat ini selain dari produksi lahan kita sendiri, kita juga mendatangkan bahan dari mitra kita," kata Riyadi.

Sementara Direktur Pakan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Republik, Nur Saptahidayat mengatakan, sampai saat ini belum ada laporan mengenai hewan ternak yang kekurangan pakan.

Nur mengungkapkan, bibit rumput cenderung tahan kekeringan.

"Meski kering tapi tidak mati, rumput kan bisa panen hingga lima kali, jadi nanti saat hujan bisa panen lagi. Ini memang berdampak kea semua tanaman," ungkapnya.

"Kondisi saat ini memang menyebabkan kuantitas tanaman hijauan turun produksi. Solusinya adalah mencari bibit yang tahan kering dan bekerjasama dengan Kementerian PUPR untuk membangun embung sebagai sumber air di saat kemarau panjang," kata Nur.

https://regional.kompas.com/read/2023/08/29/184500478/kemarau-panjang-produksi-pakan-ternak-turun-20-persen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke