Salin Artikel

Imbas Kasus Bayi Tertukar di Bogor, RS Sentosa Sebut Alami Penurunan Pasien, Berharap Tak Dipolisikan

RS Sentosa dianggap lalai dan menyebabkan dua bayi milik pasien tertukar selama setahun.

Namun, pihak RS Sentosa menyebut saat ini sudah menerima dampak dari kasus tersebut, yakni kerugian menurunnya jumlah pasien yang datang berobat ke RS.

"Dampaknya sangat dirasakan. Pasien menurun jauh. Ini sanksi sosial yang diterima. Kita jadi sorotan negatif," ujar Juru Bicara RS Sentosa, Gregg Djako, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (27/8/2023).

Menurutnya, sanksi sosial tersebut merupakan konsekuensi yang harus diterima oleh rumah sakit.

Pihaknya berharap kasus tersebut diselesaikan atau sebisa mungkin berakhir damai bagi semua pihak.

Berharap diselesaikan secara kekeluargaan

Gregg mengatakan, pihaknya ingin mengedepankan penyelesaian kasus tersebut secara kekeluargaan. Sebab, menurutnya, sudah terlalu banyak menerima konsekuensi atas kejadian tersebut.

"Dan kita juga harus akui ada 300 lebih karyawan yang bekerja di dalamnya. Semua orang menggantungkan (kerja di rumah sakit) hidupnya di sini bersama keluarganya," ujarnya.

Gregg yang juga sebagai staf legal RS Sentosa Bogor menyarankan supaya bisa mempertimbangkan rencana untuk melaporkan kasus ini secara pidana.

Sejak awal, pihak RS selalu kooperatif membuka diri dan membantu dalam menyelesaikan kasus tersebut.

Pihak RS juga sudah secara terbuka menyampaikan permintaan maaf kepada Ibu Siti (37) dan Ibu DP alias Dian (33) saat mediasi atau diumumkannya hasil tes DNA.

Permintaan maaf dilakukan langsung oleh Direktur Utama (Dirut) RS Sentosa, kemudian bagian manajer penunjang medis.

Sebagai informasi, hasil tes DNA terhadap dua bayi laki-laki dinyatakan tertukar dari orangtua biologisnya atau kandung asli.

Pihak rumah sakit maupun tenaga kesehatan bertanggung jawab atas kelalaian yang dilakukan perawat dan bidan.

Sebanyak 15 tenaga kesehatan rumah sakit langsung disanksi. Lima di antaranya dinonaktifkan sebagai tenaga kesehatan.

Dengan demikian, mereka sudah tidak lagi melayani kesehatan di rumah sakit tersebut. Menurutnya, peristiwa bayi tertukar itu terjadi di luar kendali atau daripada kemampuan pihak rumah sakit.

"Itu juga perlu jadi pertimbangan semua pihak (kuasa hukum keluarga bayi). Ya makanya sikap dari RS harusnya bisa dilihat, disikapi sebagai upaya menyelesaikan masalah ini dari awal, damai, kita juga tau pernyataan polisi bahwa tidak ada niat sedikit pun memenjarakan orang. Karena memang tidak ada niat untuk melakukan hal begitu," ungkapnya.

"Kekeliruan kan sudah diakui, kami salah, artinya bahwa perawat dan bidan udah mendapat hukuman sosial. RS sudah merasakan. Kalau ada yang bisa dibicarakan ya kita bisa duduk bicara baik-baik," pungkasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Bogor Afdhalul Ikhsan, Editor: Ardi Priyatno Utomo)

https://regional.kompas.com/read/2023/08/28/070621678/imbas-kasus-bayi-tertukar-di-bogor-rs-sentosa-sebut-alami-penurunan-pasien

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke