Kisah Imam, Selamat dari Kapal Terbakar di Raja Ampat, Makan Mi Instan Mentah demi Bertahan Hidup

Puluhan korban selamat dievakuasi Tim SAR pada Selasa (15/8/2023) sekitar pukul 13.50 WIT.

Mereka kemudian diangkut dengan Kapal SAR Maladewa menuju Sorong pada Rabu (16/8/2023) pagi.

Salah satu korban selamat, Imam Baihaki (40), bercerita, kapal ikan yang ditumpanginya berangkat dari Bintung pada 7 Agustus 2023.

Selama perjalanan, kapal tersebut dalam kondisi baik. Namun, saat memasuki Perairan Pulau Fani Raja Ampat terdengar ledakan dari dek kamar mesin.

"Saya pada saat itu sedang jaga di ruangan kemudi, terus saya dengar ledakan. Kemudian saya turun, tiba-tiba bagian dek kamar mesin sudah keluar asap. Pada saat itu sempat panik, saya diperintahkan kapten untuk turunkan parasut agar ikuti arah angin, agar api tidak menyebar ke bagian belakang kapal," ujar Imam di Kantor SAR Sorong, Kamis (17/8/2023).

Pria asal Pekalongan, Jawa Tengah, ini mengatakan, sebagian ABK menyelamatkan diri dengan melompat ke laut.

"Saya berusaha bersama teman lain masih berada di atas kapal sambil memadamkan api dengan menyeram air laut pake ember, soalnya mesin pompa sudah hangus semua kita berusaha matikan api baru bisa padam dua hari karena tenaga kita terbatas," kata pria yang sudah 10 tahun bekerja di kapal ikan tersebut.

Imam merasa saat itu berada di antara hidup dan mati. Dia hanya bisa pasrah.

"Selama empat hari di tengah laut kami hanya makan mi instan mentah tanpa masak karena kompor minyak sudah hangus terbakar," ucap dia.

Setelah empat hari menunggu, datang pertolongan dari sebuah kapal ikan lain.

Tim Basarnas Sorong pun mengetahui titik koordinat mereka dari informasi awak kapal ikan tersebut.

Puluhan ABK Kapal Dewata Samudra III tersebut, kata Imam, mayoritas berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah.

Imam bersama teman-teman berharap dapat dipulangkan untuk bertemu keluarga mereka di Pekalongan.