Salin Artikel

Perkelahian 2 Keluarga di Bengkulu yang Tewaskan 3 Orang Diduga Dipicu Perebutan Batas Lahan

Sementara satu orang harus dirawat secara intensif di rumah sakit.

Mereka yang tewas adalah Dudi Sunsari (36) alias Dodi dan saudaranya Jono (40), warga Desa Padang Mumpo; serta Kani Hartono (50), warga Desa Batu Kuning.

Sementara iin Liperado (29), anak dari Kani dalam kondisi kritis dengan sejumlah luka dan dirawat di RSUD Hasanuddin Damrah (RSHD) Manna.

Ruang perawayan Iin dalam pengawasan polisi karena ia menjadi saksi kunci yang menewaskan tiga orang.

Diduga dipicu batas lahan

Peristiwa itu terjadi di lokasi hamparan Sawah Ulu Kurawan, Desa Sebilo, Kecamatan Pino, Kabupaten Bengkulu Selatan, Senin (14/8/2023) pukul 09.47 WIB.

Perkelahian berujung tewasnya 3 orang ini diduga dipicu konflik lama antara dua keluarga, soal perebutan batas lahan.

Pemicu duel maut antara Kani-Iin yang merupakan ayah dan anak dengan Jono-Dodi (kakak adik) diduga kuat karena permasalahan lama, saling klaim lahan persawahan.

Bahkan permasalahan ini sempat dimediasi, namun gagal karena kedua keluarga bersikukuh dengan pendapatnya masing-masing.

"Kalau cerita-ceritanya permasalahan lama. Saling akui lahan persawahan tempat lokasi kejadian tersebut," kata Ardianto, yang juga Kades Batu Kuning terpilih.

Desa Batu Kuning letaknya bersebelahan dengan Desa Sebilo yang menjadi TKP duel maut antara dua keluarga.

Menurut Ardiyanto, lahan persawahan tersebut memang milik keluarga Kani. Namun, menurut keterangan Jono, persawahan tersebut sudah dijual oleh salah seorang keluarga Kani.

Kemudian, permasalahan tersebut dilanjutkan pembuktian dengan memanggil orang yang diduga menjual lahan tersebut.

Setelah dipanggil dan dipertemukan, keluarga Kani yang disebut-sebut sudah menjual lahan sawah itu membantah pernyataan Jono.

Kani mengaku tidak pernah menjual lahan sawah ke Jono.

"Kalau ceritanya sawah tersebut sudah dibeli oleh orang tua Jono dari salah satu saudara Kani," kata Ardianto.

"Setelah dipertemukan dengan saudara Kani yang disebut menjual lahan kepada keluarga Jono, saudara Kani ini menyatakan tidak pernah menjualnya. Nampaknya, saling tidak terima lalu terjadilah perkelahian ini," jelas Ardianto.

Sementara itu, awal mula perkelahian berujung maut sampai saat ini belum diketahui karena tidak ada saksi mata yang melihat kecuali Iin yang kini dalam kondisi kritis.

Sementara itu Kepala Desa Ganjuh, Yayan Maryadi membenarkan kejadian perkelahian antara dua keluarga berujung maut tersebut.

Saat ini pihaknya bersama dengan personel TNI-Polri tengah menuju lokasi untuk melakukan evakuasi terhadap korban duel yang meninggal dunia.

"Benar ada. Tapi untuk korban belum jelas siapa. Yang baru tau ini, Jono dan Dodi itu saudara merupakan warga Desa Padang Mumpo. Dan informasi 2 lagi warga Desa Batu Kuning, tapi belum tahu namanya," ungkap Yayan.

Sementara, untuk menuju lokasi duel maut itu harus membutuhkan kendaran khusus yang telah dimodifikasi.

"Jauh lokasi kejadian. Hanya bisa dijangkau menggunakan kendaraan khusus yang telah dimodifikasi," jelas Yayan.

"2 orang bersaudara Jono dan Dodi meninggal dunia. Yang dua bersaudara lagi satu meninggal satu dalam kondisi luka-luka," tambah Yayan.

Amankan tiga pisau dan senapan angin

Kasat Reskrim Polres Bengkulu Selatan Iptu Susilo mengatakan sampai saat pemicu perkelahian berujung maut ini belum diketahui secara pasti.

Tidak ada saksi mata melihat kecuali korban bernama Iin yang saat ini masih dalam kondisi kritis.

"Belum tahu motif dan pemicu pertikaian tersebut terjadi. Pengungkapan tersebut menunggu korban bernama Iin yang masih kritis. Karena di lokasi tidak ada orang lain kecuali empat korban tersebut," kata Susilo.

Menurutnya ketiga korban ditemukan sudah meninggal. Sedangkan korban bernama Iin yang saat ini kritis tidak ditemukan di lokasi kejadian.

Ia ditemukan cukup jauh dari lokasi persawahan. Diperkirakan Iin pergi menjauh dari TKP untuk menyelamatkan diri.

"Masih kita selidiki siapa yang mengetahui kejadian tersebut. Untuk Iin, tadinya ditemukan sudah jauh. Mungkin korban berusaha menyelamatkan diri," ungkap kasat.

Dalam peristiwa perkelahian maut ini polisi juga sudah mengumpulkan sejumlah alat bukti seperti pisau dan senapan angin yang ditemukan tak jauh dari lokasi kejadian.

"Semua bukti beberapa sudah dikumpulkan. Ada 3 buah pisau dan satu senapan angin. Namun, alat bukti lainnya terus dilakukan pengumpulan oleh personel," jelas dia.

Sementara itu Kasi Humas Polres Bengkulu Selatan, AKP Sarmadi mengatakan kondisi Iin sudah membaik setelah mendapatkan beberapa luka bacok.

Jika sudah membaik dan kondisi pulih kembali, Iin baru bisa dimintai keterangan oleh polisi.

"Tunggu kondisi korban membaik. Jika sudah baik, tentu korban sebagai saksi kunci dalam perkara tersebut sangat membantu pengungkapan suatu perkara. Jadi, jawaban korban sangat dibutuhkan," jelas Sarmadi.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Firmansyah | Editor : David Oliver Purba), Tribun Bengkulu

https://regional.kompas.com/read/2023/08/16/124200378/perkelahian-2-keluarga-di-bengkulu-yang-tewaskan-3-orang-diduga-dipicu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke