Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Kasus Mutilasi di Sleman | Anak Tukang Ojek Raih Gelar Doktor

KOMPAS.com - Korban mutilasi di Sleman, Redho Tri Agustian, diketahui tak ada indikasi melakukan perbuatan menyimpang.

Hal tersebut dikatakan Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Gunawan Budiyanto berdasarkan pengembangan penyelidikan kepolisian.

Gunawan menyebut, mahasiswa Fakultas Hukum UMY itu merupakan mahasiswa berprestasi.

Berita lainnya, perjuangan Wagiman (51), tukang ojek di Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar), bersama istrinya, Tatat Kurniati (49), untuk mendampingi anak sulungnya menempuh pendidikan, kini berbuah manis.

Putrinya berhasil meraih gelar doktor kimia termuda di Jabar dari Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung.

Kisah manis itu ditorehkan sejak Wiwit SD. Sejak kecil, Wiwit merupakan sosok berprestasi.

Berikut berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com pada Jumat (11/8/2023).

Rektor UMY Gunawan Budiyanto mengatakan, Redho seharusnya menerima penghargaan karena terpilih pada malam anugerah prestasi mahasiswa. Namun, Redho tak menerima langsung penghargaan karena saat itu dirinya hilang.

“Penyerahan mahasiswa berprestasi itu pada tanggal 13 kemarin, tetapi yang bersangkutan (Redho) sudah dinyatakan hilang pada tanggal 11,” ujarnya, Kamis (10/8/2023).

Ia menuturkan, Redho bersama tim penelitiannya menerima bantuan hibah dari UMY untuk meneliti masalah-masalah kepemudaan

“Redho ketua kelompok penelitian, yang dilakukan mahasiswa. Pengembangan program tentang masalah-masalah kepemudaan,” ucapnya.

Baca selengkapnya: Bukan soal LGBT, Rektor UMY Sebut Korban Mutilasi di Sleman Meneliti Program Kewirausahaan Pemuda

Kebanggaan terpancar dari wajah Wagiman, tukang ojek di Garut. Ia berhasil mendampingi putrinya hingga meraih gelar doktor kimia termuda di Jabar.

Giman menjelaskan, sejak kecil, Wiwit sering meraih prestasi. Tantangan besar dirasakan Giman saat sang putri masuk ke SMAN 1 Garut, salah satu sekolah menengah atas favorit.

Bersama istrinya, Tatat, Giman bersepakat akan mendampingi kemauan anaknya untuk bersekolah, hingga ke jenjang yang diinginkan putrinya. 

Ketika lulus SMA, Wiwit mengambil pendidikan S-1 di Jurusan Farmasi Unpad. Giman menerangkan, kala itu, Wiwit menerima beasiswa. Akan tetapi sebagai orangtua, dirinya dan Tatat tetap memberikan "bekal" ke anaknya.

“Kalau berangkat, dibekelin berapa, terima aja, tidak pernah minta lebih,” ungkap Tatat.

Baca selengkapnya: Cerita Giman, Tukang Ojek Asal Garut, Antar Anaknya Raih Gelar Doktor Kimia Termuda

Kecelakaan beruntun terjadi di Jalan Walisongo, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Jumat. Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

Ada tiga kendaraan yang terlibat kecelakaan, yaitu dua truk tronton dan sebuah mobil Toyota Calya.

Kepala Unit Kecelakaan (Kanit Laka) Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Semarang AKP Adji Setiawan mengungkapkan, insiden bermula ketika truk tronton Nissan warna merah hitam melaju dari arah Njrakah (timur) ke arah Tambakaji (barat).

"Sampai di lokasi diduga pengemudi kurang waspada pandangan depan, sehingga terjadi kecelakaan dengan mobil Toyota Calya," tuturnya.

Setelah dihantam oleh truk merah, mobil Calya menabrak truk tronton Hino warna hijau di depannya.

Baca selengkapnya: Terjadi Kecelakaan Beruntun di Jalan Walisongo Semarang, Mobil Cayla Ringsek Masuk ke Badan Truk Tronton

Sebuah mobil Peugeot terbakar habis di Jalan Pengayoman, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat.

Pemilik mobil, Teguh, peristiwa yang dialaminya itu terjadi usai mobilnya keluar bengkel.

"Baru keluar dari bengkel yang keluhannya di sana sepele masalah kabel," jelasnya.

Menurut Teguh, kebakaran terjadi tatkala mobilnya berhenti di lampu merah Jalan Pengayoman-Toddopuli. Mobilnya tiba-tiba langsung mengeluarkan asap.

Teguh lantas menepikan mobilnya dan berusaha mencopot aki, tetapi kobaran api tiba-tiba muncul dari dalam mobil.

Baca selengkapnya: Baru Keluar Bengkel, City Car di Makassar Ludes Terbakar

Guru salah satu SD Negeri di Boyolali, Jateng, dipecat gara-gara tidak pernah masuk kerja.

Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKP2D) Boyolali Waskitha Raharjo menyampaikan, guru tersebut sudah dua kali diberi surat peringatan (SP).

Meski demikian, guru SD itu tak pernah menggubrisnya.

"Guru itu melakukan tindakan indisipliner, sudah sesuai dengan jangka waktu, sesuai tingkatan hukumannya, tingkatan hukuman harus berat dan diberhentikan," terangnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/08/12/062600878/-populer-nusantara-kasus-mutilasi-di-sleman-anak-tukang-ojek-raih-gelar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke