Salin Artikel

Video dan Surat KKB Selama 6 Bulan Menyandera Pilot Susi Air, Salah Satunya Ungkap Kerinduan Philip

Selama kurun waktu enam bulan itu, Egianus Kogoya dan kelompoknya banyak berkomunikasi melalui video dan surat.

Berikut video-video, foto, dan surat yang tersebar selama enam bulan penyanderaan Kapten Philip:

Video pertama dari KKB Egianus Kogoya beredar sesaat setelah penyanderaan atau tepatnya pada 14 Februari 2023.

Keberadaan Philip mulanya masih belum diketahui usai KKB membakar pesawat Susi Air PK-BVY di Paro, Nduga, Papua Pegunungan pada Selasa (7/2/2023).

Dalam foto dan video yang tersebar, Egianus membuat pernyataan menyandera Pilot Susi Air.

Video dan foto tersebut kemudian disebarkan oleh Sebby Sambom yang mengklaim sebagai Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengungkapkan, video itu direkam sesaat setelah kejadian awal KKB membakar pesawat Susi Air.

"Itu kejadian awal, pembakaran dan pergeseran awal yang di-upload ulang oleh Sebby Sambom," kata dia, Selasa (14/2/2023) malam.

Kapolda menyatakan, pencarian keberadaan Philip kini menjadi prioritasnya.

"Kita berusaha maksimal untuk mengetahui titik dari pilot," kata dia.

Masih pada bulan yang sama, petugas menemukan surat yang diduga kuat ditinggalkan oleh Egianus Kogoya.

Surat tersebut diletakkan di tiang yang ditancapkan di depan lokasi pembakaran pesawat Susi Air di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Surat itu diketik dengan komputer dan diduga telah lama dibuat.

Setelah dibuka oleh Satgas Damai Cartenz, surat tersebut dibuat pada 17 Oktober 2018 dan mengungkap pesan bahwa kejadian di Paro, Nduga didalangi oleh Egianus Kogoya. Berikut isinya:

"Dengan ini saya memohon kekuatan/militer TPN-OPM mengganggu fasilitas keamanan militer Indonesia.

Ini bukan Papua atau masyarakat Indonesia. Mohon: jangan mengejar masyarakat, jangan menganggu masyarakat, jangan olok-olok masyarakat, jangan caci maki masyarakat.

Yang menganggu fasilitas keamanan kami militer TPN-OPM, boleh kejar saya, saya tidak mundur satu langkah pun dan di mana bertemu sekali bertemu. Yang mengeluarkan surat komando ini, dikeluarkan Markas Besar PertahananTPN-OPM Papua Barat, Ndugama, Makodap III."

Setelah hampir satu bulan atau pada 10 Maret 2023, video penyanderaan Pilot Susi Air kembali tersebar.

Kali ini Kapten Philip memberikan pesan pada keluarganya dan perusahaan.

Pada video yang beredar, Philip menyampaikan pesan dalam bahasa Inggris pada keluarganya.

Philip mengenakan jaket berwarna hitam biru dan bercelana panjang. Dia juga beberapa kali menyebut nama istri dan anaknya.

Pilot berkewarganegaraan Selandia Baru tersebut mengungkapkan kerinduannya pada anak dan istrinya.

"Maria dan Jacob, aku menyayangi kalian dan sangat merindukan kalian, setiap hari saya selalu memikirkan kalian," kata dia.

Kepada manajemen Susi Air, Philip meminta supaya gajinya bisa diberikan ke istrinya.

Dia juga mengungkapkan bahwa dirinya dalam kondisi cukup manakan dan minuman.

"Saya harap gajiku bisa diberikan kepada Maria untuk membeli makanan. Jangan mengkhawatirkanku, aku dijaga sebagaimana yang diperkirakan. Dalam situasi ini, saya mendapat cukup makanan dan minuman, mereka memberiku pakaian dan obat-obatan untuk kondisi kesehatanku," katanya.

Kapolres Nduga AKBP Rio Alexander Panelewen saat itu membenarkan bahwa Maria dan Jacob yang disebut oleh Philip adalah keluarga sang pilot.

"Iya Maria itu istrinya, dan Jacob itu anaknya (Philip)," kata Rio, Jumat (10/3/2023).

KKB titipkan surat ke pilot lain

Medio Maret 2023, KKB menitipkan surat ke pilot Susi Air PK-BVC berinisial LR (Afrika Selatan).

Surat itu dititipkan saat LR mendarat di Jila dari Timika, Papua Tengah, Kamis (16/3/2023).

Menurut keterangan LR, sekelompok orang mendatanginya dan memberikan surat berkop Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).

Surat itu ditandatangani oleh A. Antonius Alim yang mengaku Kepala Badan Staf Makodam III.

Surat ditujukan pada banyak pihak, mulai dari Paus di Roma, tokoh gereja di Pasifik, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Presiden Jokowi.

Berikut isi surat tersebut:

"Oleh karena itu tentang pilot yang disandra oleh tuan Igianus Kogoya (Egianus) itu adalah tugas untuk diminta kepada seluruh dunia internasional-nasional diproses tentang pengakuan/kemerdekaan bangsa west Papua Barat".

Bapak tuan jenderal tuan PBB tuan Antonio kami minta untuk ambil keputusan di meja putih dan interfensi keamanan di Papua.

Kepada pemerintah Indonesia khususnya Presiden (Joko Widodo) segerah buka mulut, dan ikuti undangan-undangan 1945 dinyatakan bahwa (hak ialah segala bangsa) itu segerah ikuti dan kembalikan pengakuannya kepada bangsa Papua Barat."

Video ancaman

Pada Mei 2023, beredar sebuah video pernyataan Philip mengenai ancaman KKB.

Philip dalam video tersebut tampak dikelilingi oleh sejumlah pria diduga anggota KKB.

"Mereka (KKB) mengatakan akan menembak saya," kata dia.

KKB, lanjut Philip dalam video itu, memberi tenggat waktu dua bulan bagi negara untuk berdialog dengan kelompok mereka.

Polisi pun menyelidiki video tersebut.

Pakar menilai, video tersebut merupakan reaksi psikologis KKB sebagai dampak operasi yang dilakukan oleh pemerintah.

Dalam beberapa kali video, foto, dan surat yang bereda, Egianus Kogoya tidak pernah menyampaikan tuntutan yang berupa materil dan terus menyatakan kebebasan Kapten Philip hanya dapat ditebus oleh pengakuan Indonesia terhadap kemerdekaan Papua.

Kepala Operasi Damai Cartenz 2023 Kombes Faizal Ramadhani mengaku, aparat keamanan selalu menganalisis setiap video dan foto penyanderaan yang dikeluarkan Egianus Kogoya.

Analisis yang dilakukan antara lain berguna untuk memperkirakan lokasi Egianus dan kelompoknya, potensi kekuatan serta persenjataan, dan hal lainnya.

Tetapi Faizal enggan menjelaskan secara rinci perihal hasil analisis yang dimaksud, termasuk ketika ditanya apakah dokumentasi-dokumentasi yang disebarkan memiliki maksud tertentu atau hanya sebagai alat propaganda.

"Itu masih kita dalami terus," cetusnya, di Jayapura, Selasa (8/8/2023).

Sementara Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri enggan memberi pernyataan terkait hal yang sama dan menilai Egianus Kogoya merupakan sosok cukup pintar karena menyadari sandera yang ia tawan merupakan seorang warga negara asing yang bisa menjadi alat propaganda luar negeri.

"Dalam penyanderaan ada motif lain untuk bagaimana bisa bernegosiasi dengan pihak lain dan tentunya pilot dipakai keompok Egianus untuk ada bargaining yang dianggap bisa setara," terangnya.

Secara tegas ia pun menyampaikan permintaan 'kemerdekaan' yang diajukan Egianus bukan hal yang bisa dipenuhi karena Papua merupakan bagian dari NKRI.

"Tapi saya sudah sampaikan beberapa kali, dalam kapasitas negara, Polri tidak akan pernah mengakomodir apa pun yang diminta dengan satu orang pilot kemudian minta merdeka, senjata api atau lainnya," kata Fakhiri.

Dalam operasi penyelamatan Kapten Philip, aparat keamanan akan berupaya maksimal agar sang pilot bisa diselamatkan, maka upaya negosiasi masih terus dikedepankan.

Berbagai pihak, mulai dari tokoh masyarakat, tokoh agama hingga kerabat dari Egianus digerakan untuk melakukan negosiasi agar Philip bisa dilepaskan dengan jaminan tertentu diluar dari permintaan awal.

"Tetapi kalau untuk hal (permintaan) lain kita bisa duduk bersama bicara, karena itu kami sangat tegas untuk itu dan kita tidak bisa dibawa ke mana-mana," imbuhnya.

Ia pun menyampaikan bahwa upaya represif untuk menyelamatkan Philip merupakan opsi terakhir ketika negosiasi sudah tidak bisa menemui titik temu.

Tetapi ia juga tidak bisa memastikan sampai kapan batas waktu untuk hal itu.

"Saya minta kita bersabar saja," cetus Fakhiri.

https://regional.kompas.com/read/2023/08/08/100353378/video-dan-surat-kkb-selama-6-bulan-menyandera-pilot-susi-air-salah-satunya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke