Salin Artikel

Bupati Puncak: Warga Terdampak Cuaca Ekstrem Butuh Bantuan Minuman

Diketahui, kedua distrik itu kini sedang mengalami bencana kekeringan yang berdampak pada krisis pangan dan air bersih.

Karena bencana tersebut, sempat terjadi kelaparan yang memprihatinkan di dua distrik itu.

Bencana kekeringan dan krisis pangan itu berakibat pada enam orang meninggal, salah satunya bayi yang baru lahir. 

"Memang masyarakat di Agandugume dan Lambewi, selain mengalami kekurangan pangan akibat tanaman mereka rusak dan mati akibat terkena cuaca ekstrem juga membutuhkan bantuan air bersih untuk minum karena suhu di daerah itu dingin," kata Wandik di Jayapura, Senin (7/8/2023), dikutip dari Antara.

Wandik menuturkan, cuaca ekstrem yang berdampak bencana kekeringan ini kerap terjadi di wilayah pegunungan, termasuk di Agandugume dan Lambewi. Dua distrik itu terletak di ketinggian.

Wandik mengaku, saat ini tim kesehatan yang dikirim pemda masih berada di Agandugume untuk melakukan pemeriksaan kepada masyarakat yang mengeluh sakit.

Menurutnya, sejumlah warga mengalami diare parah. Wandik mengatakan, lima warga yang meninggal juga menderita diare akibat mengonsumsi tanaman yang rusak dan tak layak makan. 

Warga juga tidak dapat beraktivitas atau bercocok tanam karena kondisi tanah yang belum bisa digarap akibat terkena embun es.

"Mudah-mudahan cuaca di Agandugume dan Lambewi dapat segera kembali normal sehingga masyarakat bisa bercocok tanam, " ujar Wandik.

Cuaca ekstrem yang melanda kedua distrik itu dilaporkan menyebabkan lima orang meninggal. Satu bayi juga tutup usia setelah dilahirkan secara prematur. 

https://regional.kompas.com/read/2023/08/07/151252978/bupati-puncak-warga-terdampak-cuaca-ekstrem-butuh-bantuan-minuman

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke