Salin Artikel

Kepsek SMAN di Kupang Angkat Bicara Soal Dugaan Pungli Rp 550.000, Sebut Lapangan Basket Harus Direnovasi

KOMPAS.com - Sejumlah orangtua murid di SMA Negeri 3 Kota Kupang mengeluh adanya dugaan pungutan liar (pungli) masuk sekolah sejumlah uang.

Para orangtua mengadukan hal ini ke Ombudsman Nusa Tenggara Timur (NTT) terkait sumbangan yang berbau pungli tersebut.

"Keluhan sejumlah orangtua siswa SMAN 3 Kota Kupang ke Ombudsman NTT terkait sumbangan yang berbau pungutan sejumlah uang oleh komite sekolah," kata Kepada Perwakilan Ombudsman NTT Darius Beda Daton, kepada Kompas.com, pada Minggu (6/8/2023).

Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 3 Kupang, Ishak Balbesi mengatakan, uang sumbangan tersebut berawal dari rapat orangtua siswa dan komite sekolah mengenai rencana renovasi lapangan basket SMAN 3 Kupang kondisinya sudah tidak memadai lagi.

"Untuk merenovasi kita punya lapangan basket, kalau mau dilihat kan lapangannya sudah pecah, kemudian sudah turun. Jadi memang itu lapangan itu harus direnovasi," kata dia, Sabtu 5 Agustus 2023.

Ishak mengklaim, lapangan itu harus renovasi untuk menambah kualitas sekolah. Nantinya lapangan itu juga akan digunakan untuk lokasi bermain futsal.

Dia menambahkan, dua cabang olahraga ini berkontribusi banyak bagi SMAN 3 Kupang, bahkan motivasi hampir sebagian besar siswa masuk ke sekolah itu terpicu adanya dua cabang olahraga itu.

Pertimbangan ini yang kemudian disampaikan ke orang tua siswa. Sisi lain, fasilitas ini juga menunjang penerapan P5 dari kurikulum Merdeka Belajar.

"Kebetulan kita punya fasilitas penunjang untuk seni, sudah ada bangunan berupa ruang teater tetapi dalam bidang olahraga ini yang belum punya. Artinya masih minim," katanya.

Bertolak dari itu, pimpinan sekolah dan komite merancang kebutuhan anggaran untuk perbaikan lapangan itu. Hasil hitung dari komite total biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 500 juta.

"Ini yang kami undangan orang tua untuk kami berdiskusi. Bukan kami sudah patok begitu, tetapi angka ini kita diskusikan. Seandainya orang tua tidak setuju, kita bisa pakai cara lain," katanya.

Ia mengaku dalam rapat memang banyak pertimbangan yang diajukan orang tua. Namun, sebagian besar orang tua justru mendukung perbaikan fasilitas sekolah itu demi kepentingan anak-anaknya di SMAN 3.

Setelah rapat, kata dia, ada oknum yang melapor ke Ombudsman perwakilan NTT mengatasnamakan orang tua siswa. Ishak sendiri mendapat informasi dari Ombudsman pasca pelaporan itu.

Datangi Ombudsman Perwakilan NTT

Ia bersama pimpinan SMAN 3 Kupang mendatangi kepala Ombudsman perwakilan NTT Darius Beda Daton untuk menjelaskan duduk perkara tersebut. Ia juga menyebut nominal yang ditawarkan pun berbeda sebagaimana beredar belakangan ini.

"Yang beredar di media sosial itu tidak benar itu," tegasnya.

Harusnya, sebut dia, kelas XI Rp 350 ribu dan kelas XII 300 ribu. Ishak menyebut, pihaknya juga menawarkan solusi mengenai keberatan dari orang tua.

Besaran biaya itu, menurut dia, bisa dilakukan pola cicil hingga tujuh bulan. Dia beranggapan, dengan sistem cicil maka sumbangan itu bisa dipenuhi.

Menurut dia, besaran itu hanya diberikan dalam satu kali atau tidak diberikan tiap bulan. Secara keseluruhan, total siswa kelas XI dan XII masing-masing berjumlah 432 siswa.

Ishak berharap jika ada orang tua yang merasa keberatan dengan hal ini, bisa mendatangi pihak sekolah agar memberikan masukan.

"Kesepakatan ini memang kita sudah buat dalam berita acara, keputusan bersama. Pintu ruang kepala sekolah itu terbuka untuk bapa ibu sekalian untuk datang mengkomunikasikan dalam arti, kita sekolah juga mengerti kondisi orang," kata dia.

Ishak menegaskan sekolah tidak melakukan pemaksaan terhadap kebijakan itu. Sehingga, dia meminta orang bisa melakukan komunikasi dengan baik bersama sekolah.

Sebagian artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Dituduh Lakukan Pungli, Kepala Sekolah SMAN 3 Kupang Angkat Bicara

https://regional.kompas.com/read/2023/08/06/154041978/kepsek-sman-di-kupang-angkat-bicara-soal-dugaan-pungli-rp-550000-sebut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke