Salin Artikel

Sopir Taksi Online Dibunuh di Semarang, Keluarga Wanti-wanti Korban untuk Tidak Tarik Penumpang Tengah Malam

“Dua hari lalu saya sudah bilang jam 9 pulang, mamah enggak mau lihat kamu ngalong, kan emang dia pamit buat tambahan dedek. Kha kok ndableg,” tutur ibu mertua, Sulistiyowati, saat menghadiri pra rekontruksi di tempat kejadian perkara (TKP) Jalan Mugas Dalam, Semrang, Kamis (27/7/2023).

Peringatan keluarga itu sudah disampaikan beberapa kali sejak istri korban menceritakan suaminya, yang akrab disapa Ozy kerap menarik penumpang larut malam, atau yang biasa disebut ngalong oleh kalangan pengemudi ojek online.

“Ngalong tuh enggak papa. Tapi jangan sering-sering. Kasian istrimu butuh perhatian kamu lagi hamil, yang dikhawatirkan itu keselamatan kamu,” imbuh ayah mertua, Diki yang juga menyaksikan pra rekonstruksi di sana.

Meski hal itu dilakukan demi menambah persiapan kelahiran anak pertama korban, Keluarga kecewa lantaran korban tidak mendengar wejangannya.

Kini istri korban disebut ibunya mengalami depresi. Sejak nasib buruk menimpa suaminya, sang istri tidak menangis dan hanya diam termenung.

“Anakku kan depresi jadinya. Ndak bisa ngomong. Ndak bisa apa-apa. Enggak bisa nangis, diem aja, ditanyain diem, enggak jawab apa-apa. Kita kan susah, bingung jadinya saya,” tutur Sulistiyowati atau Lusi.

Lusi mengatakan sebelum pertemuan terakhir, korban sempat meminta beras. Padahal selama dua tahun berumah tangga korban tak pernah meminta beras.

“Dua hari di rumah terus, istrinya itu firasatnya muka suaminya luka-luka 3 hari lalu. Terus Minggu pagi, minta beras. Terus minta maskeran sama potong kuku biar bersih. Permintaan enggak wajar, orang dia enggak pernah minta beras sama mamanya sama sekali,” bebernya.

Keluarga menambahkan, korban baru dua bulan bekerja sebagai sopir taksi online. Korban biasanya menarik penumpang usai bekerja di Kantor JNE.

“Paling seminggu 2-3 kali ngalong, ini 3 hari trakhir ngalong. Kalau pagi dia kerja di JNE. Jadi driver baru 2 bulan, dia baru daftarnya,” tambah Lusi

Pihaknya berharap agar tersangka bernama Baghastian Wahyu Kisara (27) mendapat hukuman terberat yang setimpal atas kejahatan yang dilakukan pada korban.

“Tuntutannya hukuman seberat-beratnya. Nyawa bayar nyawa. Saya gak terima,” tandasnya.

Sebelumnya, sopir taksi online ditemukan tergeletak di turunan Jalan Mugas Dalam dengan Kondisi bersimbah darah dan banyak luka tusukan, Senin (24/7/2023). Ternyata ia menjadi korban perampokan yang berujung dibunuh dan dibuang oleh penumpangnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/07/27/134118678/sopir-taksi-online-dibunuh-di-semarang-keluarga-wanti-wanti-korban-untuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke