Salin Artikel

Tabrakan Maut di Dompu NTB Berujung Kemarahan Warga

Kecelakaan tersebut berujung aksi penyerangan massa terhadap gudang perusahaan diduga pemilik truk tersebut.

Tabrakan itu juga menyisakan kisah pilu. Seorang bocah delapan tahun kini menjadi yatim piatu.

Suami, istri dan anak meninggal

Peristiwa kecelakaan terjadi pada di Desa Jambu, Kecamatan Pajo, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, Senin (24/7/2023) sekitar pukul 14.40 Wita.

Tiga orang dalam satu keluarga yang meninggal dunia adalah pasangan suami istri Adi Suwandi (26), Rachmawati (27), dan anak laki-laki mereka yang berusia 2 tahun 6 bulan bernama M.Gibran.

Salah satu anggota keluarga korban, Ahmadin mengungkapkan, Rachmawati sedang dalam kondisi hamil empat bulan.

"Istri korban yang ikut tewas dalam kecelakaan itu sedang hamil empat bulan," kata Ahmadin, salah seorang anggota keluarga korban saat dikonfirmasi, Selasa (25/7/2023).

Yatim piatu

Selain merenggut tiga korban jiwa, lanjut Ahmadin, satu keluarga tersebut meninggalkan seorang anak laki-laki yang masih hidup berinisial FI (8).

Bocah yang baru duduk di bangku kelas 2 SD itu kini menjadi yatim piatu setelah ayah, ibu dan adiknya meninggal dunia.

Saat ini korban tinggal bersama keluarga sang ayah di Desa Wawonduru, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu.

"Satu orang masih hidup, anak laki-laki korban. Dia ikut saat kejadian, tapi dia dibonceng oleh pamannya," ungkap dia.

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Pajo, Ipda Rusnadin mulanya Andi Suwandi bersama istri dan anaknya berangkat menuju objek wisata Wadu Jao.

Sampai di Dusun Pandai, Desa Jambu, tiba-tiba dari arah yang sama datang truk bermuatan tanah yang dikemudikan oleh Yaser (35), warga dari Desa Daha, Kecamatan Huu.

Yaser hendak menyalip kendaraan korban. Namun karena melaju dengan kecepatan tinggi, truk menyerempet kendaraan tersebut. Akibat benturan, ketiga korban terlindas.

"Karena merasa sudah menabrak pengendara sepeda motor tersebut sopir truk tidak berhenti, dia langsung melarikan diri," ujarnya.

Saat berupaya melarikan diri menggunakan truk itu, lanjut Rusnadin, sopir tak sadar bahwa ada satu korban yang tersangkut di gardan truk tersebut.

Korban pun sempat terseret sejauh 4 kilometer. Sopir berhenti dan mengamankan diri ke Mapolsek Huu.

"Korban saat itu langsung dievakuasi ke rumah sakit, dan sopir mengamankan diri di Polsek Huu," jelasnya.

Rusnadin mengatakan, setelah mengevakuasi ketiga korban ke rumah sakit, jajaran Satlantas Polres Dompu langsung melakukan olah TKP untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut.

Selain itu, polisi juga menggali keterangan saksi-saksi dilokasi kejadian termasuk mengamankan satu unit sepeda motor milik korban.

"Olah itu TKP dilakukan untuk kepentingan penyelidikan," katanya.

Kemarahan massa

Sehari setelah tabrakan maut atau Selasa (27/7/2023) warga yang geram lalu menggeduruk perusahaan alat berat yang diduga merupakan pemilik truk.

Massa juga melakukan aksi blokade jalan di batas KelurahanMonta Baru dan Kandai II, serta menyerang gudang alat berat milik perusahaan.

Selain memblokade jalan dengan merintangi kayu, batu hingga membakar ban bekas, warga juga secara bergantian melempar atap dan kaca bangunan gudang tersebut.

Perwakilan massa, Ahmadin menuntut jaminan dari pihak perusahaan untuk masa depan bocah anak korban kecelakaan.

"Anak korban ini sekarang sudah yatim piatu. Makanya kami meminta jaminan dari pihak perusahan untuk masa depan anak ini," kata dia.

Menurutnya, perusahaan harus bertanggung jawab atas pendidikan, kesehatan hingga pekerjaan bagi FI (8), anak laki-laki dari korban kecelakaan tersebut.

Kompas.com sudah berupaya mengonfirmasi pihak perusahaan namun belum mendapatkan jawaban.

https://regional.kompas.com/read/2023/07/27/100023678/tabrakan-maut-di-dompu-ntb-berujung-kemarahan-warga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke