Salin Artikel

Mengenal Rumah Boyang, Rumah Adat Sulawesi Barat

KOMPAS.com - Rumah Boyang adalah rumah adat Sulawesi Barat.

Rumah Boyang merupakan rumah suku Mandar yang mayoritas mendiami Provinsi Sulawesi Barat, menurut data Pemerintah Sulawesi Barat jumlahnya sekitar 49,15 persen.

Rumah Boyang terdiri dari dua jenis, yaitu Boyang Adaq dan Boyang Beasa.

Rumah Boyang Adaq adalah tempat tinggal kaum bangsawan, sedangkan Boyang Beasa adalah tempat tinggal rakyat biasa.

Perbedaan kedua rumah adat tersebut teletak pada tumbaq layar atau penutup bubungan.

Boyang Adaq mempunyai tumbaq layar bersusun tiga sampai tujuh, sedangkan Boyang Beasa memiliki satu susun.

Perbedaan lainnya, Boyang Adaq mempunyai tangga bersusun dua, dengan susunan pertama terdiri atas tiga anak tangga dan susun kedua terdiri dari sembilan hingga sebelas anak tangga.

Sedangkan, Boyang Beasa memiliki tangga dengan satu susun.

Terlepas dari perbedaan tersebut, rumah Boyang memiliki bagian yang hampir serupa.

Bentuk Rumah Boyang

Rumah Bayong atau rumah adat Mandar berbentuk rumah panggung dengan konsep tiga susun.

Bagian susunan pertama disebut tapang, yang terletak paling atas meliputi atas dan loteng.

Pada susunan kedua disebut roang boyang, yaitu ruang yang ditempati oleh penghuni rumah.

Sedangkan, susunan ketiga disebut naong boyang atau kolong rumah yang terletak di bawah.

Setiap bagian rumah masih dipetak-petak lagi yang dalam bahasa lokal disebut tallu lotang.

Petak pertama atau yang paling depan disebut samboyang. Kemudian, petak kedua yang merupakan bagian tengah disebut tangnga boyang.

Petak berikutnya, peta ketiga yang terdapat di bagian paling belakang disebut bui lotang.

Pembagian rumah adat Mandar dengan tiga susun dan tiga petak mencerminkan ungkapan lokal orang Mandar, yakni dua tassisara dan tallu tammallaesang yang artinya dua tak terpisahkan dan tiga saling membutuhkan.

Dua tak terpisahkan merupakan konsepsi orang Mandar mengenai hukum dan demokrasi, sedangkan tiga saling membutuhan mencerminkan konsepsi berupa aspek ekonomi, keadilan, dan persatuan.

Struktur Rumah Boyang

Atap

Rumah Boyang memiliki atap berbentuk prisma yang memanjang ke belakang menutupi seluruh bagian atas rumah.

Bagian atap umumnya terbuat dari seng, namun sebagian menggunakan rumbiah dan sirap.

Pada masa lalu, baik Bayong Adaq maupun bayong Beasa, menggunakan atap rumbiah yang mudah diperoleh.

Pada bagian atap terdapat tumbaq layar atau penutup bubungan sebagai identitas setatus penghuninya.

Ada sejumlah ornamen yang sering dipasang pada bagian tersebut, seperti ukiran bunga melati di penutup bubungan, ukiran burung atau ayam di bagian ujung bawah atap (kanan dan kiri), dan teppang atau ornamen tegak ke atas di bagian atas penutup bubungan.

Pada bagian bawah atap terdapat ruang yang menyerupai lantai yang bernama tapang.

Namun, lantai tapang tidak menutupi seluruh bagian loteng, biasanya separuh loteng yang letaknya di atas ruang tamu dan ruang keluarga.

Tapang berfungsi untuk menyimpan barang yang jarang digunakan. Tapang juga berfungsi sebagai tempat menyimpan bahan makan sebelum diedarkan saat ada hajatan.

Pada masa lalu, tapang juga berfungsi sebagai kamar calon pengantin wanita untuk menjaga siriq (harga diri), terutama dari kawin lari.

Sebagai penghubung, ada tangga yang terbuat dari balok kayu atau bambu untuk naik ke tapang. Tangga tersebut dipasang tidak secara permanen alias hanya saat akan digunakan.

Petak

Petak ruangan dalam rumah Boyang memiliki fungsi yang berbeda-beda.

  • Samboyang

Semboyang adalah petak paling depan yang berfungsi untuk menerima tamu, tempat tidur tamu bermalam, pusat kegiatan hajatan yang dilakukan di dalam rumah, dan tempat membaringkan mayat.

Ruang yang memiliki banyak fungsi tersebut menjadi pusat perhatian untuk itu selalu dijaga kebersihan, kerapian, dan keindahannya.

  • Tangnga boyang

Petak ruang tengah ini berfungsi sebagai ruang keluarga. Aktivitas sosial antara keluarga banyak dilakukan di ruangan ini, seperti menonton televisi.

Pada bagian petak ini juga terdapat kamar tidur kepala keluarga, istri, dan anak-anak yang masih kecil.

  • Bui lotang

Bui lotang adalah petak paling belakang dan terdapat songi (kamar-kamar) untuk anak gadis maupun para orang tua (nenek dan kakek).

Songi yang diperuntukkan bagi anak gadis menekankan fungsi keamanan dan perlindungan untuk menjaga harkat dan martabat keluarga.

Ruang belakang merupakan tempat yang lebih aman dibandingkan ruang tengah dan ruang depan dari berbagai hal yang dianggap akan merusak citra keluarga.

Sedangkan, rumah tersebut tidak memiliki perbedaan dari segi bangunan.

Sumber:

warisanbudaya.kemdikbud.go.id dan bpkpd.sulbarprov.go.id

https://regional.kompas.com/read/2023/07/20/154429278/mengenal-rumah-boyang-rumah-adat-sulawesi-barat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke