Jokowi Sebut Hasil Panen Jagung "Food Estate" di Keerom Lebihi Standar Nasional

Ia juga ikut pada saat penanaman bibit jagung di lokasi yang sama pada 21 Maret 2023.

Total lahan yang dipanen kali ini mencapai dua hektare dengan jumlah produksi sebanyak 7 ton/hektare.

Melihat itu, Presiden menganggap hal tersebut merupakan capaian yang bagus karena ini merupakan panen perdana.

"Ini adalah jagung yang kita tanam tiga bulan yang lalu, tepatnya 107 hari yang lalu. Memang ada yang bagus tapi ada yang (kurang Bagus) karena terlalu banyak air sehingga tadi dievaluasi dari pak Mentan dan bupati, jarak paritnya harus dikecilkan," ujarnya.

"Memang ini baru pertama kali jadi jangan berpikiran hasilnya sangat tinggi, tapi ini pun sekarang sudah sangat tinggi, kira-kira 7 ton/hektare, standar nasionalnya 5,6 ton/hektare. Saya lihat tanahnya sangat subur, tapi airnya perlu dikelola dengan baik," sambung Jokowi.

Kepala Negara menyebutkan, capaian produksi yang diraih memiliki nilai ekonomi yang tinggi untuk masa tanam sekitar tiga bulan.

"Ini sudah ada yang beli, sekarang Rp 5.000-Rp 6.000 per kilogam, jadi harganya sangat tinggi dibanding harga pokok produksi saya kira untungnya besar, jadi perhektare dapat Rp 42 juta, kalau kita punya seribu hektare berarti Rp 42 miliar, itu sudah besar banget untuk tiga bulan atau 100 hari," kata dia.

Presiden menekankan bahwa program food estate di Keerom guna menjadi penopang pangan di wilayah Indonesia Timur akan terus digulirkan.

Karenanya dengan capaian produksi sebesar itu, maka banyak masyarakat yang akan tergiur untuk ikut menanam jagung.

"Ini untuk Indonesia Timur kalau sudah betul, karena produktifitasnya tinggi, misal di atas 7 ton, masyarakat pasti akan berbondong-bondong mau ke sini," kata Presiden.