Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Sapi Kurban Jokowi di Blora Mengamuk | Mahfud MD Minta Polri Tegas soal Polemik Al Zaytun

KOMPAS.com - Sapi kurban dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kabupaten Blora, Jawa Tengah (Jateng), mengamuk saat akan disembelih, Kamis (29/6/2023).

Kejadian tersebut sempat membuat warga berlari ketakutan.

Selang beberapa menit, sapi berjenis simmental yang berbobot lebih dari satu ton itu dapat dikondisikan dan kemudian disembelih.

Berita lainnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia (Menko Polhukam) Mahfud MD angkat bicara soal polemik Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun.

Mahfud meminta Polri untuk menindak tegas polemik di ponpes yang dipimpin Panji Gumilang tersebut.

Ia menyatakan, dalam permasalahan Ponpes Al Zaytun terdapat aspek hukum pidana. Oleh karena itu, dirinya meyakinkan bahwa proses hukum harus dilakukan sesegera mungkin.

Berikut berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com pada Kamis.

Peristiwa ini terjadi di halaman Masjid Roudhotul Jannah, Dukuh Gumiring, Desa Sidomulyo, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Kamis pagi.

Lantaran sapi berbobot lebih dari satu ton itu mengamuk, tali yang mengikatnya sempat terputus. Kejadian ini pun membuat warga berlarian.

"Nuwun sewu, anak-anak adik-adik do minggir riyen (mohon maaf, anak-anak adik-adik, ayo minggir dulu), awas awas minggir minggir," ujar seorang warga.

Berselang beberapa menit, sapi tersebut kemudian dapat dikondisikan untuk segera disembelih.

Baca selengkapnya: Sapi Kurban Jokowi di Blora Mengamuk Sebelum Disembelih, Warga Sempat Lari Ketakutan

Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan, terdapat aspek hukum pidana dalam kasus Al Zaytun.

Dengan demikian, Mahfud meminta Polri untuk menindak tegas permasalahan di ponpes tersebut.

“Al Zaytun itu ada aspek hukum pidana. Aspek hukum pidana tentu akan ditangani oleh Polri dan tidak akan diambangkan," ucapnya usai menjadi khatib shalat Idul Adha di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Semarang, Kamis.

Mahfud pun meminta agar perkara itu tidak diambangkan.

"Kalau ya artinya ya, kalau tidak ya tidak. Jangan laporan ditampung lalu ada hambatan sana-sini, tidak jalan, tidak jelas,” ungkapnya.

Baca selengkapnya: Soal Kontroversi Ponpes Al Zaytun, Mahfud MD Desak Polri Tegas

Viral di media sosial, video mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) yang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Bungus, Kota Padang, Sumatera Barat, melontarkan kata-kata yang dinilai menyudutkan masyarakat setempat.

Buntut kejadian itu, sembilan mahasiswi yang tampak dalam video viral tersebut membuat permintaan maaf. Video permohanan maaf mereka diunggah ke media sosial.

Dalam video tersebut, mahasiswi UNP itu meminta maaf atas keteledorannya bermedia sosial.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Terkait video yang sudah beredar dan sempat viral dan ditambahi bumbu-bumbu sehingga mengarah ke berita hoaks, kami dari KKN Bungus Teluk Kabung RW 5, memohon maaf sebesar-besarnya kepada ninik mamak, pemuka adat, camat Bungus Teluk Kabung, Lurah Bungus Barat, Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan seluruh masyarakat terkhusus Bungus Teluk Kabung," tuturnya.

Selain meminta maaf, mereka juga mengklarifikasi soal adanya kabar bahwa mereka diusir dari lokasi KKN.

"Kami tidak diusir oleh pemerintahan kelurahan maupun masyarakat Bungus, Teluk Kabung. Kepulangan kami berasal dari permintaan kami sendiri dengan didampingi oleh Bhabinkamtibmas. Semoga dengan kejadian ini menjadi pembelajaran bagi kami untuk kedepannya," jelasnya.

Baca selengkapnya: Mahasiswa KKN UNP Minta Maaf Lewat Video di Medsos, Mengaku Tidak Diusir Warga

Kasus inses atau hubungan sedarah antara ayah dan anak di Kabupaten Banyumas, Jateng, menyedot perhatian.

Ternyata pernah terjadi kasus serupa di Banyumas. Menurut catatan sosiolog Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Triwuryaningsih, paling tidak ada empat kasus yang pernah ditanganinya.

Triwur berpandangan, inses terjadi karena korban berada dalam posisi lemah. Kebanyakan korban tak berdaya untuk melawan karena mereka diancam atau diberi rayu-rayu oleh pelaku.

"Inses pada awalnya bukan hubungan suka sama suka, pasti karena dalam kondisi tak berdaya, entah bujuk rayu atau ancaman. Sayangnya lagi, masyarakat tidak peka," terang mantan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Penanganan dan Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak (PPT-PKBGA) Kabupaten Banyumas ini.

Dalam beberapa kasus yang ditangani Triwur, inses bisa berlangsung bertahun-tahun karena rendahnya kepedulian warga terhadap kondisi sosial di sekitarnya.

Baca selengkapnya: Kasus Inses Ayah dan Anak Bukan Pertama Kali di Banyumas, Ini Pemicunya

Sebanyak empat orang tewas dalam kecelakaan di Jalan Tentara Pelajar, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, Jateng, Kamis sekitar pukul 09.30 WIB.

Insiden maut ini melibatkan truk boks bernomor polisi H 1395 SW dengan tiga sepeda motor.

Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Kepolisian Resor (Polres) Kendal AKP Rizky Widyo Pratomo menuturkan, truk boks mulanya melaju dari arah timur menuju barat atau dari Kendal menuju Patebon. Waktu itu, truk berada di lajur kiri.

Menurut pengakuan sopir truk, seorang pengendara sepeda motor di depannya tiba-tiba berbelok ke kanan. Pengemudi itu lantas membanting setir ke kanan untuk mendahului. Namun, di saat bersamaan, melaju tiga sepeda motor milik korban dari arah Petebon.

Diduga karena jarak terlalu dekat, tabrakan tak bisa terhindarkan.

"Ini, hasil olah TKP belum disimpulkan, karena masih proses keterangan saksi-saksi yang lengkap," bebernya.

Baca selengkapnya: Kecelakaan Maut Truk Tabrak Tiga Motor di Kendal, 4 Orang Tewas

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Blora, Aria Rusta Yuli Pradana; Kontributor Semarang, Titis Anis Fauziyah; Kontributor Padang, Perdana Putra; Kontributor Banyumas, Fadlan Mukhtar Zain; Kontributor Kendal, Slamet Priyatin | Editor: Dita Angga Rusiana, Michael Hangga Wismabrata, Gloria Setyvani Putri)

https://regional.kompas.com/read/2023/06/30/061600578/-populer-nusantara-sapi-kurban-jokowi-di-blora-mengamuk-mahfud-md-minta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke