Salin Artikel

Kisah Pasukan Bhayangkara dari Majapahit, Pasukan Elit yang Dipimpin Gajah Mada

KOMPAS.com - Tanggal 1 Juli selalu diperingati sebagai Hari Bhayangkara yang juga identik dengan HUT Polri.

Hari Bhayangkara adalah peringatan Hari Kepolisian Nasional yang diambil dari momentum turunnya Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 1946.

Adapun istilah Bhayangkara diambil dari nama pasukan keamanan dari Kerajaan Majapahit yang dipimpin Gajah Mada.

Saat itu, Pasukan Bhayangkara merupakan pasukan khusus Kerajaan Majapahit yang ditugaskan untuk menjaga Raja Jayanegara putra dari Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit.

Jayanegara naik takhta pada 1309 sebagai raja di Kerajaan Majapahit setelah kematian Raden Wijaya.

Pada masa pemerintahannya, terjadi berbagai pemberontakan yang merupakan kelanjutan dari pergolakan beberapa sahabat ayahnya.

Sejarah Pasukan Bhayangkara di Kerajaan Majapahit

Dikutip dari catatan kaki pada buku Sejarah Raja-raja Majapahit (2019) yang ditulis Sri Wintala Achmad, Pasukan Bhayangkara dibentuk oleh Dyah Wijaya (Raden Wijaya) sesudah padukuhan Majapahit berdiri.

Pasukan Bhayangkara yang dibentuk Raden Wijaya merupakan reinkarnasi dari Kalana Bhayangkara.

Setelah itu, pasukan ini kembali dikerahkan pada pemerintahan Raja Jayanegara untuk menumpas pemberontak.

Khususnya pada saat pemberontakan Ra Kuti, Pasukan Bhayangkara di bawah Gajah Mada bertugas menyelamatkan Raja Jayanegara dan keluarga istana.

Pasukan Bhayangkara juga membuat karir Gajah Mada melejit, dari semula sebagai Bekel, kemudian Patih di Kahuripan, Patih di Daha, hingga menjadi Mahapatih di masa pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi hingga Hayam Wuruk.

Namun pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, tepatnya setelah Perang Bubat, keberadaan Pasukan Bhayangkara mulai meredup.

Pasukan Bhayangkara adalah Pasukan Elite

Dalam buku tersebut disebutkan pula bahwa Pasukan Bhayangkara bukanlah pasukan infanteri biasa.

Selain memiliki fisik yang lebih kuat, pasukan ini hanya menggunakan senjata berupa pedang, tombak, panah, dan tameng.

Sementara keris tidak digunakan dan hanya dianggap sebagai pelengkap pakaian.

Pasukan Bhayangkara juga tidak mengenakan baju zirah, karena harus melakukan gerakan yang cepat dan senyap.

Walau begitu, pendapat mengenai Pasukan Bhayangkara tersebut masih diperdebatkan oleh para sejarawan.

Terdapat dugaan bahwa jumlah divisi Pasukan Bhayangkara tidak jauh berbeda dengan pasukan elite pada era modern, yang juga menggunakan telik sandi (mata-mata), infantri, dan pengawalan.

Tugas Pasukan Bhayangkara di Era Gajah Mada

Dilansir dari laman tribratanews.kepri.polri.go.id, Pasukan Bhayangkara yang dipimpin Gajah Mada pernah bertugas menjaga Raja Jayanegara yang tengah dalam persembunyiannya dari pasukan Ra Kuti di Desa Bedander.

Pada saat pemberontakan tersebut, Ra Kuti mengadakan sayembara bahwa siapa saja yang dapat menunjukan dimana Jayanegara berada akan diberi hadiah satu pundi-pundi berisi uang emas.

Saat itu, Gajah Mada memberi amanat untuk ditaati dan dijalankan oleh anggota Pasukan Bhayangkara yang dipimpinnya, yaitu:

1. Pasukan Bhayangkara Satya Haprabu, artinya harus memiliki sikap setia dan patuh kepada raja, karena raja merupakan penjelmaan Tuhan di dunia. Sehingga perkataan raja sama dengan perintah Tuhan yang harus dipatuhi.

2. Pasukan Bhayangkara Hanyaken Musuh, artinya memilih tindakan untuk selalu melenyapkan musuh. Hal ini karena saat itu terdapat pasukan lawan yang ingin merebut tahta dan mengganggu ketentraman kerajaan.

3. Pasukan Bhayangkara Gineung Pratidina, artinya memiliki tekad mempertahankan kerajaan mengingat saat itu Gajah Mada harus merebut kembali Kerajaan Majapahit dari Ra Kuti yang telah menduduki takhta dengan cara licik.

4. Pasukan Bhayangkara Tan Satrisna, artinya memiliki sikap yang muncul dari hati nurani yang iklas tanpa pamrih, tidak terikat sesuatu atau hadiah.

Sumber:
babel.polri.go.id, tribratanews.kepri.polri.go.id, kompas.com (Penulis : Widya Lestari Ningsih, Editor : Nibras Nada Nailufar)

Achmad, Sri Wintala. 2019. Sejarah Raja-raja Majapahit. Yogyakarta: Penerbit Araska.

https://regional.kompas.com/read/2023/06/29/172253478/kisah-pasukan-bhayangkara-dari-majapahit-pasukan-elit-yang-dipimpin-gajah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke