Salin Artikel

Sosok Panji Gumilang di Mata Keluarga dan Masa Kecilnya di Gresik, Abdul: Pejuang di Dunia Pendidikan

KOMPAS.com - Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang menuai kontroversi karena pernyataan dan ajarannya yang dianggap menyimpang.

Namun, keluarga Panji justru menyebut bahwa berita itu tidak benar. Mereka mengenal sosok Panji Gumilang yang berbeda dari yang diberitakan akhir-akhir ini.

"Banyak fitnah. Sebab banyak video yang dipotong-potong, diberitakan tidak benar, disampaikan tidak benar. Padahal videonya panjang, jadi framing-nya (terkesan) Mas Panji mengajarkan aliran sesat," ujar adik Panji, Abdul Wahib, saat ditemui awak media di kediamannya di Desa Sembunganyar, Kecamatan Dukun, Gresik, Jawa Timur, Sabtu (24/6/2023).

Sosok Panji Gumilang di mata keluarga

Abdul menjelaskan, di mata keluarga, Panji tidak seperti yang sedang ramai diperbincangkan. Dia menyebut bahwa Panji sejak kecil tertarik dengan dunia pendidikan.

Panji merupakan anak kedua, sementara Abdul bungsu dari empat bersaudara.

Setelah mengenyam pendidikan di bangku sekolah rakyat, Panji sempat menimba ilmu di Ponpes Maskumambang dan Ponpes Gontor.

Setelah itu Panji melanjutkan pendidikannya di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang saat ini menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.

"Sejak kecil (Panji Gumilang) seorang pendidik, pejuang di dunia pendidikan," ucap Abdul.

Abdul mengatakan, mereka lahir di rumah berukuran 10x50 meter persegi, yang sampai sekarang masih tetap didominasi bahan dari kayu di Dusun Siraman, Desa Sembunganyar.

Di ruang tamu rumah juga terpajang banyak foto Panji saat bersama sejumlah tokoh.

Masa kecil Panji di Gresik

Tidak hanya pihak keluarga, beberapa tetangga Panji di Gresik juga masih belum mempercayai berita miring yang beredar tentang Panji.

Tetangga Panji, Munawwir (66) mengatakan, dia mengetahui Panji sejak kecil menimba ilmu di lembaga pendidikan Islam.

"Seingat saya, kalau pagi itu dia sekolah formal di Maskumambang,siangnya diniyah di Ihyaul Ulum. Kemudian mondok di Gontor dan melanjutkan kuliah di Jakarta," kata Munawwir.

Dari pengetahuan Munawwir, nama Panji Gumilang bukan nama sedari kecil.

"Nama aslinya Abdussalam. Sementara nama Panji Gumilang dari Kiai Banten, setelah menikah dengan orang Banten. Sama seperti adiknya, saudara ketiganya, Yusuf Datok Agung Sidayu (nama pemberian)," tutur Munawwir.

Munawwir mengaku, dulu dia kerap mengikuti pengajian yang digelar Panji saat di desa tersebut.

Sebab, pengajian yang digelar Panji menyenangkan dan tidak pernah memperlihatkan simbol organisasi maupun kelompok tertentu. Selain itu, keluarga Panji juga dikenal dermawan.

"Kalau Hari Raya Idul Adha (biasanya) sumbang sapi. Tahun ini sudah ada dua sapi yang dikirim (akan dikorbankan). Biasanya beserta beras dan minyak goreng untuk dibagikan kepada masyarakat sekitar," ucap Munawwir.

Ketua RT 2/RW 1, Dusun Siraman, Mahsun (60) menuturkan, Panji berasal dari keluarga terpandang.

Abdur Rahman yang merupakan kakek Panji, dulunya memiliki tanah yang sangat luas di daerah tersebut. Salah satu petak tanah yang dimiliki kemudian dihibahkan dan kini menjadi Masjid Baitur Rahman.

"Kakek Panji Gumilang, H Abdur Rahman, adalah salah satu orang kaya di Kecamatan Dukun. Memiliki tanah yang sangat luas dan merupakan tokoh sukses di wilayah ini. Sedangkan ayahnya sempat menjabat sebagai kepala desa," ujar Mahsun.

Sebelum ramai kontroversi Ponpes Al-Zaytun, Panji dikatakan oleh Mahsun, kerap pulang ke kampung halamannya di Dusun Siraman.

Kebiasaan Panji saat pulang kampung yaitu bertakziah mengunjungi makam dan mendoakan kedua orangtuanya.

"Jarang ada keluarga (orang yang tinggal) karena mereka sudah banyak yang berkeluarga dan punya rumah sendiri-sendiri. Itu dulunya rumah bersama,” tutur Mahsun.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Gresik, Hamzah Arfah | Editor David Oliver Purba)

https://regional.kompas.com/read/2023/06/25/221127778/sosok-panji-gumilang-di-mata-keluarga-dan-masa-kecilnya-di-gresik-abdul

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke