Salin Artikel

Mahasiswa Papua di Jerman Terancam Dikeluarkan dari Asrama, Karut-marut Data Beasiswa Otsus Dituding Jadi Penyebab

Para orangtua mempertanyakan dana beasiswa yang seharusnya diterima oleh putra-putri mereka.

Data tak relevan

Ketua Forum Komunikasi Orangtua Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua John Reba menjelaskan, masalah tersebut muncul saat Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Papua mulai melimpahkan program beasiswa Otsus kepada pemerintah kabupaten dan kota di tahun 2022.

Pada data awal ada 3.171 mahasiswa yang menjadi penerima.

Menurut dia, data penerima beasiswa menjadi tidak relevan karena banyak nama yang tidak sesuai dan terdapat pemindahan domisili secara sepihak.

"Kami sudah cek, data itu sangat kacau karena ada mahasiswa yang sudah selesai kuliah tetapi masih ada, sementara yang masih aktif justru tidak ada dalam daftar," ujarnya.

Menurut dia, sejak akhir 2022, anak-anak mereka sudah tidak lagi menerima hak mereka yang biasa digunakan untuk membayar biaya kuliah dan tempat tinggal.

Ia bersama puluhan orangtua lainnya mengancam akan menginap di Kantor Gubernur Papua hingga batas waktu yang belum ditentukan.

"Kami akan menginap sampai ada kabar dari anak-anak kami kalau dana beasiswa mereka sudah masuk," kata John.

Anak akan dikeluarkan dari asrama

Sementara Fritz Yusuf Ayomi, orangtua penerima beasiswa Otsus Papua dan sedang berkuliah di Jerman, menceritakan bahwa anaknya sudah akan dikeluarkan dari asrama di kampusnya karena tidak melakukan pembayaran sejak Januari 2023.

"Terhitung pukul 09.00 pagi waktu Jerman, anak saya akan dikeluarkan dari asrama jika belum juga membayar tunggakan selama lima bulan," kata dia.

Beban tanggungan yang harus dibayarkan adalah Rp 8 juta tiap bulan atau total Rp 40 juta.

Menurut dia, sang anak berencana akan berusaha tetap tinggal di Jerman karena saat ini kuliahnya sudah memasuki semester akhir.

Pilihan yang diambil sang anak adalah dengan membeli tenda dan berusaha tidur di taman-taman yang ada di Kota Berlin.

"Anak saya tadi bilang dia mau beli tenda dan tidur di taman, tapi itu juga harus sembunyi-sembunyi dari polisi karena kalau ketahuan pasti ditangkap dan terancam dideportasi," tuturnya.

Sementara Plt Asisten II Sekda Papua Suzana Wanggai yang menerima para demonstran menyatakan akan meneruskan aspirasi yang ia terima kepada Plh Gubernur Papua.

Menurut dia, karena menyangkut masa depan gerasi muda Papua, pemerintah akan segera mencari solusi.

"Aspirasi ini sudah saya terima dan saya akan teruskan ke Pak Gubernur," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2023/06/15/163359378/mahasiswa-papua-di-jerman-terancam-dikeluarkan-dari-asrama-karut-marut-data

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke