Salin Artikel

Perjuangan Guru di Cirebon Cari Murid Baru, Blusukan ke Desa dan Patungan Sediakan Seragam Gratis

CIREBON, KOMPAS.com – Guru-guru sekolah dasar negeri (SDN) 1 Babadan, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terpaksa blusukan ke desa-desa untuk mencari murid.

Menurut Riono, Kepala SDN 1 Babadan, hal itu dilakukan karena setiap tahun SDN 1 Babadan selalu kekurangan murid.

Bahkan pada tahun 2014 sekolah tersebut nyaris tutup. Saat itu, kata Riono, hanya ada 9 siswa yang mendaftar.  

Tahun ini, kata Riono, sekolah baru menerima 10 calon siswa yang mendaftar. Untuk jumlah total siswa dari kelas 1-6 tahun ini berjumlah 95 siswa.

Riono mengatakan, untuk jumlah siswa ideal per kelas kelas sebanyak 28 siswa atau 168-170 siswa per satu angkatan dari kelas 1 hingga 6.

Sementara itu, kendala lain SDN Babadan 1 kekurangan murid karena lokasi sekolah yang  berada di tengah sawah dan jauh dari pemukiman penduduk.

Lalu tidak ada transportasi umum yang melintasi sekolah ini sehingga warga sangat kesulitan menjangkau.

Sementara warga Desa Babadan, yang berbatasan dengan Desa Mayung di sisi Utara, lebih memilih sekolah di luar desa.

Segala upaya terus dilakukan oleh guru-guru di SDN Babadan 1 untuk mengajak siswa mendaftar. 

Salah satunya dengan mendatangi langsung ke rumah-rumah warga dan menawarkan untuk bersekolah ke SDN Babadan 1. 

“Memang PPDB belum dimulai, tapi kita selalu jemput bola dan proaktif. Karena kalau kita tidak melakukan ini, kita tidak akan mendapatkan siswa baru, dan sekolah ini terancam tidak bisa melanjutkan kegiatan belajar mengajar,” ungkap Riono.

Tak hanya itu, para guru juga mengumpulkan uang pribadi untuk membeli seragam yang akan diberikan secara gratis bagi siswa baru.  

“Kalau dalam bahasa Cirebonnya urunan dari kantong sendiri, seikhlasnya, nanti uangnya diberikan seragam olahraga, baju batik, dan semoga ke depannya bisa membelikan yang lainya,” kata Riono saat ditemui Kompas.com di ruang kerjanya, Rabu siang (14/6/2023).

Kompas.com diberi kesempatan untuk mengikuti dua guru bernama Siti Nurlaela (40) dan Lili Juleli (25).

Saat mendatangi RW 4, Siti menemui salah satu warga bernama Onipah (35) yang kebetulan memiliki anak usia 6 tahun dan baru lulus taman kanak-kanak (TK).

Siti kemudian mensosialisasikan tentang SDN 1 Babadan, dan juga dengan janji seragam olahraga dan batik secara gratis. 

“Nanti dede sekolah di kami ya bu, kami berikan seragam olahraga, dan batiknya, langsung setelah mengisi formulir di sekolah besok,” kata Nurlaela sambil memberikan formulir ke Onipah di rumahnya, Selasa (13/6/2023).

Menurut Onipah, dirinya langsung mengisi formulir dan mendapatkan seragam gratis, seperti yang dijanjikan pihak sekolah sebelumnya.

“Iya kemarin ibu Lela ke rumah, dan kebetulan anak saya sudah usianya masuk SD, jadi saya masukkin ke SDN 1 Babadan. Alhamdulillah langsung dapat pakaian seragamnya buat nanti sekolah,” kata Onipah saat ditemui Kompas.com Rabu (14/6/2023).

Onipah mengaku rela mengantarkan anaknya ke SDN 1 meski jaraknya cukup jauh. Pasalnya, SDN 1 Babadan merupakan satu-satunya sekolah di SD ini. SDN lainnya berada di desa sekitar yang jaraknya lebih jauh.

Sementara itu, Riono berharap jerih payah guru untuk blusukan ke rumah warga, patungan untuk membeli seragam, dan juga kerjasama dengan Paud dan TK, membuahkan hasil. 

Dia juga berharap, jumlah siswa yang sudah mendaftar 10 orang akan terus bertambah mendekati masa masuk ajaran baru mendatang, khususnya dari warga-warga yang tinggal berdekatan dengan SDN 1 Babadan, meski dari desa tetangga.

https://regional.kompas.com/read/2023/06/14/154448478/perjuangan-guru-di-cirebon-cari-murid-baru-blusukan-ke-desa-dan-patungan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke