Salin Artikel

Sampel Otak Sapi Diduga Terpapar Rabies di Bima Diuji Laboratorium

BIMA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengeliminasi seekor sapi milik warga di Kecamatan Tambora.

Hal itu dilakukan menyusul ternak itu terus mengamuk dengan menyeruduk hingga nyaris menggigit warga setempat.

Sampel otak sapi itu lalu dikirim ke Balai Veteriner Denpasar, Bali, untuk dilakukan pengujian laboratorium karena kuat dugaan terpapar virus rabies.

"Keterangan dari pemiliknya sapi itu sangat agresif, bahkan menyerang manusia," kata Plt. Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) pada Dinas Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Bima, Zulkifli saat dikonfirmasi, Selasa (6/6/2023).

Zulkifli mengatakan, setelah dieliminasi dengan cara disembelih, sampel otak sapi itu diambil petugas lalu dikirim ke Balai Veteriner Denpasar.

Selain otak sapi, beberapa sampel otak anjing yang berhasil ditangkap usai menggigit warga juga dikirim untuk dilakukan pengujian.

"Sampelnya kita kirim bersamaan tadi pagi ke Denpasar," ujarnya.

Menurutnya, gerak gerik sapi tersebut tidak seperti biasanya, sehingga kuat dugaan sudah terpapar virus rabies.

Sebelumnya, Disnakeswan Bima mencatat 126 kasus gigitan anjing liar selama Januari hingga Mei 2023.

Dari 126 kasus tersebut, satu orang korban di antaranya digigit anjing yang positif terpapar virus rabies.

Hal itu diketahui berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap sampel otak anjing yang dilakukan oleh Balai Veteriner Denpasar, Bali.

"Dari 126 orang korban ada satu kasus digigit anjing yang positif rabies, kasusnya terjadi di Kecamatan Lambu," kata Zulkifli.

https://regional.kompas.com/read/2023/06/06/192635278/sampel-otak-sapi-diduga-terpapar-rabies-di-bima-diuji-laboratorium

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke