Salin Artikel

Dinkes Sebut Sampel Olahan Rumput Laut yang Diduga Racuni 21 Warga Lombok Timur Mengandung Bakteri

Keracunan tersebut dialami oleh 21 warga. Satu di antaranya meninggal dunia.

Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Lombok Timur, Budiman mengungkapkan ada dua hal yang menjadi sasaran pengujian yakni unsur kimiawi dan bakteri.

"Hasilnya baru keluar kemarin (Kamis), dan dari uji lab kami tidak unsur kimiawi negatif semua, atau unsur yang berbahaya dalam geranggang. Negatif. Hanya saja ada kandungan bakteri," kata Budiman melalui sambungan telepon, Jumat (26/5/2023).

Menurut Budiman, kandungan bakteri tersebut bisa didapatkan dari luar.

Seperti cara pengolahan yang tak tepat atau lokasi pembuatan yang tak bersih.

"Biasanya unsur bakteri ini diperoleh saat proses sajinya, pembuatannya kurang cuci tangan, tempat menaruhnya yang kurang baik, mungkin bisa saja ada lalat yang banyak hinggap bawa bakteri, intinya kurang steril atau higenis," kata Budiman.

Budiman mengimbau para pedagang menyajikan masakan yang higienis kepada pembeli.

Pedagang juga diminta memilih dan memilah bahan makanan secara tepat, sehingga tidak menyebabkan keracunan.

"Kepada masyarakat kami imbau, agar lebih teliti saat belanja, tidak mudah makan makanan yang sembarangan,  kita harus tahu mengenal makanan yang kita makan. Untuk para pedagang agar memasak dengan higenis," kata Budiman.

Sebelumnya insiden keracunan menimpa puluhan warga di Desa Rarang, Lombok Timur, pada Selasa (9/5/2023).

Diduga, keracunan terjadi setelah warga memakan geranggang yang dibeli dari penjual di pasar.

Akibatnya 21 orang keracunan dan dirawat di Puskesmas setempat.

Dari 21 orang keracunan itu, satu di antaranya meninggal dunia. Sedangkan lainnya sudah sembuh dan telah kembali ke rumah masing-masing. 

https://regional.kompas.com/read/2023/05/26/230914478/dinkes-sebut-sampel-olahan-rumput-laut-yang-diduga-racuni-21-warga-lombok

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke