Salin Artikel

Jadi Satu-satunya Delegasi Indonesia, Kapal Tenaga Surya Milik Mahasiswa Undip Masuk Final Kompetisi Bergengsi di Monaco

Mahasiswa Undip itu merupakan delegasi Indonesia satu-satunya yang berhasil lolos menuju final dalam ajang bergengsi dunia tersebut. Mereka berhasil menciptakan kapal bertenaga surya yang akan dilombakan Juli mendatang.

“Percobaan terakhir pakai mesin lama bisa menempuh 23 kilometer per jam, nanti bakal kita upgrade pakai mesin baru targetnya bisa 50-60 kilometer per jam untuk bisa masuk 3 besar,” ungkap Ketua RMT Undip Rico Ade Putra, mahasiswa Teknik Perkapalan 2019 kepada Kompas.com, Senin (22/5/2023).

Rico menjelaskan, kompetisi itu terbuka untuk umum dan mencari pemenang yang dapat menerapkan teknologi energi terbarukan untuk menjalankan kapal dengan jarak tempuh terjauh dan tercepat.

“Jadi yang dinilai itu efisiensi solar panelnya atau efisiensi dari baterainya. Battery capacity sama solar panelnya itu dibatasi untuk luasnya, jadi dengan luas yang sama dan kapasitas yang sama apakah dia bisa menempuh jarak yang lebih jauh atau secara performa lebih bagus atau tidak. Semacam F1 seperti balapan,” jelas Rico.

Tak tanggung-tanggung, tim produksi kapal bertenaga surya tersebut sudah meluncurkan solar boat itu sejak akhir 2022. Bahkan seminggu terakhir untuk menyiapkan keberangkatan kapal, ia dan timnya melembur bersama.

“Persiapan produksi udah dari 2021. Terus akhir 2022 selesai dilaunching buat ikut kompetisi ke Monaco. Ini seminggu terakhir udah pulang pagi, begadang terus,” bebernya.

Pasalnya kompetisi kategori solar itu dibuka untuk umum. Sehingga rivalnya bukan saja kelompok mahasiswa dari belahan dunia lainnya. Namun juga praktisi, akademisi, teknisi ahli, hingga mahasiswa master atau S2.

Jadwalnya kompetisi berlangsung dari 3-8 Juli 2023. Namun kapal yang diberi nama Diponegoro 1.0 tersebut diberangkatkan terlebih dahulu menggunakan container pada Selasa (23/5/2023).

Sementara perwakilan timnya sebanyak 13 personil akan menyusul keberangkatan ke Monaco pada 28 Juni mendatang.

Sebelumnya, pada ajang Solar Sport 1 Belanda RMT berhasil menduduki posisi lima besar pada 2019. Untuk itu Rico dan timnya mematok target ambisius untuk menempati posisi tiga besar pada kompetisi MEBC di Eropa nantinya.

“Dan itu (kecepatan tempuh kapal 50-60 kilometer per jam) adalah target yang bisa masuk dalam kategori 3 besar, soalnya yang juara tahun lalu sekitar 52 kilometer per jam,” imbuhnya.

Sebenarnya keinginan tim RMT Undip untuk berkompetisi ke Monaco sudah sejak 2017 silam. Akan tetapi kala itu terdapat sejumlah kendala, tak terkecuali pendanaan. Oleh karena itu Rico dan timnya sangat bangga dapat mewujudkan seniornya di RMT Undip untuk pertama kalinya.

“Tantangannya terbesar itu emang di pendanaan, karena kita kan research base dan di sektor energi terbarukan kan biaya investasinya fantastis ya, enggak sedikit,” tuturnya.

Untuk dapat mencapai titik tersebut timnya juga memperoleh dukungan berbagai pihak. Mulai dari pihak Undip, perusahaan swasta di Indonesia, hingga perusahaan luar negeri seperti Hongkong dan Cina.

Tak berhenti sampai kompetisi internasional saja, rencananya hasil riset dari kapal yang menggunakan energi terbarukan ini akan diterapkan untuk nelayan di Indonesia.

“Kalau ini (Kapal Diponegoro 1.0) memang khusus untuk kompetisi. Kalau produksi secara masif untuk jangka panjang itu hasil risetnya. Kita berencana akan kolaborasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan membuat kapal nelayan dengan tenaga surya,” tuturnya.

Pihaknya menyebutkan rencana kolaborasi itu mendapat respons positif dari dinas Terkait, khususnya DKP Jateng. Ia harap mesin yang digunakan dalam kompetisi itu juga dapat diterapkan untuk kapal para nelayan. Sehingga nantinya dapat membantu mereka menghemat energi.

https://regional.kompas.com/read/2023/05/24/102218578/jadi-satu-satunya-delegasi-indonesia-kapal-tenaga-surya-milik-mahasiswa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke