Salin Artikel

"Ati Karep Bondho Cupet", Kisah Pasangan Penjual Arang Kayu Menunaikan Ibadah Haji

Mereka yang sehari-hari mencari nafkah sebagai penjual arang kayu sejak 1975, akan berangkat pada Minggu (28/5/2023).

"Alhamdulillah kami bisa berangkat bersama tahun ini, ini menyempurnakan rukun Islam," ujarnya, Selasa (23/5/2023) di rumahnya Dusun Kalilateng, Desa Mluweh, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

"Seharusnya berangkat 2020, namun ada pandemi sehingga batal. Lalu di 2022 saya bisa berangkat, tapi karena ada pembatasan usia suami tidak bisa, sehingga saya memilih menunda karena niatnya memang berangkat bersama," ujarnya.

Komsyah mengatakan, keberangkatan berdua ini merupakan perwujudan dari doa orangtuanya yang menunaikan haji pada 1993.

"Ibu bercerita saat salat di Masjidil Haram seperti melihat saya dan suami, saat pulang haji ibu berkata 'tak dongakke nduk, sesok kowe bakal munggah kaji' (saya doakan nak, besok kamu akan pergi berhaji),” ungkapnya.

Motivasi dan doa sang ibu membuat semangat mereka berangkat haji semakin besar. "Tapi karena kami hanya menjual arang, menabung dulu agar cukup biayanya," paparnya.

Komsyah menyisihkan dari menjual arang kayu dan Budiyono juga membantu mengumpulkan uang sdari hasil kebun, seperti jagung dan pisang untuk melunasi biaya haji.

"Dulu menjual arang digendong dari rumah ke Pasar Peterongan Semarang, berangkat pukul 01.00 WIB sampai pasar 08.00 WIB. Harga arang satu gendong 30 kilogram Rp 250, sekarang satu plastik 1,2 kilo Rp 5.000. Sekarang sekali kirim 1 sampai 1,5 ton ke pedagang itu," cerita Komsyah.

Sementara Budiyono mengungkapkan, selain arang, Komsyah juga membuat makanan tradisional olahan singkong seperti sermier, mentho, dan kleyem untuk dijual di lingkungan rumah.

"Buat tambahan cari uang, sekaligus tabungan haji. Istilahnya kami ini 'ati karep bondho cupet' (hati punya keinginan tapi harta mepet)," paparnya.

"Alhamdulillah, setelah menabung dari hasil kerja keras, kami akan berangkat haji tahun ini. Semoga tetap sehat dan bisa beribadah dengan baik," kata Budiyono.

https://regional.kompas.com/read/2023/05/23/140537978/ati-karep-bondho-cupet-kisah-pasangan-penjual-arang-kayu-menunaikan-ibadah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke