Salin Artikel

Pembunuh Anak Pj Gubernur Papua Pegunungan Minta Maaf: Saya Siap Tanggung Jawab

ABK dan pelaku ternyata baru 15 hari kenal melalui sosial media Instagram.

Nasir adalah warga Penggaron Kidul, Pedurungan, Kota semarang yan berstatus sebagai mahasiswa semester empat Fakultas Ekonomi di salah satu kampus di Semarang.

Saat dihadirkan di Mapolrestabes Semarang, Ahmad Nashir menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban.

Ahmad Nashir tampak terus menunduk dan tak banyak bicara selama jumpa pers tersebut.

Pria berusia 22 tahun itu mengaku akan bertanggungjawab atas perbuatan kejinya.

"Sebelumnya, saya mau mengakui kesalahan saya dan saya minta maaf sebesar-besarnya terutama pada keluarga besar korban dan orang yang bersangkutan," kata dia.

"Dan saya siap bertanggungjawab atas apa yang saya perbuat," tutur Ahmad Nasir

Akui baru pertama kali bertemu korban

Berdasarkan pengakuan tersangka yang disampaikan Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar, pelaku mengaku tak tahu bahwa korban adalah anak pejabat Papua.

"Pelaku tidak tahu kalau korban anak pejabat," ungkap Irwan, Senin (22/5/2023).

Kombes Irwan juga mengatakan pelaku mengaku baru pertama kali dengan ABK di hari korban meninggal pada Kamis (18/5/2023) malam.

Tersangka mengajak korban ke Kos Venus, Jalan Pawiyatan Luhur, Banyumanik, Kota Semarang.

Kos campur tersebut diketahui baru disewa dua minggu sebelum kejadian.

Polisi menaruh curiga tersangka yang merupakan warga kota Semarang dan berkuliah di kota yang sama tetapi menyewa kos.

Terlebih perkenalan dan masa sewa kos juga dalam waktu berdekatan.

"Tersangka sewa kos di Banyumanik (wilayah Semarang atas) padahal kuliah di daerah Semarang bawah, kos sebulan Rp 600.000. Ini jadi tanda tanya penyidik, agak ganjil memang. Nanti kita dalami," tutur Irwan.

Sebelum bertemu dengan korban, tersangka sudah menyiapkan miras di lokasi.

ABK sempat alami kejang-kejang sebelum meninggal dunia.

"Dari perkenalan lewat media sosial kemudian berlanjut dengan pertemuan langsung," kata Kombes Irwan.

Akui lakukan kekerasan seksual pada korban

Sebelum tewas korban sempat diajak menenggak minuman keras lalu disetubuhi tersangka.

Namun tersangka mengklaim tak ada pemaksaan ketika hendak melakukan persetubuhan itu. Tapi dari hasil keterangan lisan dari tim forensik dinyatakan ada tiga luka di sekitar kemaluan korban.

Tersangka melakukan pelecahan seksual ke korban sekira pukul 15.00 WIB.

Kemudian korban kejang-kejang, diduga keracunan dan dibawa ke rumah sakit pukul 16.00 WIB.

Tak lama setelah tiba di rumah sakit dan diperiksa dokter korban diketahui sudah meninggal dunia.

"Tersangka mengakui menyetubuhi korban. Namun, keterangan tersangka tidak memaksa tapi fakta ada luka di kemaluan korban. Dari tim forensik memang menyatakan bahwa ada luka 3," terang Irwan.

Polisi masih mendalami sejumlah bukti terkait dugaan kekerasan seksual.

Termasuk chat atau percakapan antara korban dan pelaku yang ternyata sudah dihapus sebelum dibekuk polisi.

"Kami butuh pemeriksaan perangkat IT karena history handpone tersangka sudah dihapus semua," ucap Irwan Anwar,

Menurutnya, handphone milik korban juga belum sempat dibuka karena masih dalam kondisi di-password.

Kendati demikian, pihaknya bakal menelusuri jejak digital antara korban dan tersangka untuk memperjelas kasus tersebut.

"Nanti lihat historyperkenalan (tersangka dan korban) sampai terjadi perisitwa ini," bebernya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Titis Anis Fauziyah | Editor : Ardi Priyatno Utomo), Tribunnews.com

https://regional.kompas.com/read/2023/05/23/120200778/pembunuh-anak-pj-gubernur-papua-pegunungan-minta-maaf--saya-siap-tanggung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke