Salin Artikel

Bentrok Dua Massa Perguruan Silat di Grobogan, Sejumlah Warga Luka-luka, Puluhan Rumah dan Mobil Rusak

Paling anarkis berlangsung di Desa Tlogotirto, Kecamatan Gabus yang rekaman videonya viral di media sosial. Salah satunya diposting oleh akun Instagram @kabar.grobogan yang hingga Senin (8/5/2023) sore sudah ditonton 1.107 kali.

Dalam video yang didokumentasikan dari arah dalam bus itu, terlihat massa di tengah Jalan Raya Grobogan-Blora membabi buta melempari batu ke permukiman warga Desa Tlogotirto.

Perusuh yang diduga dari salah perguruan silat itu memarkirkan motornya di pinggir jalan dan lainnya menggeber-geber motornya.

Sopir bus itu terpaksa harus menghentikan lajunya sejenak menghindari hal yang tak diinginkan. "Tawuran gais," kata seorang penumpang Bus.

Kepala Desa Tlogotirto, Tri Adi Saputra membenarkan perihal cekcok antar dua kubu perguruan silat yang berujung fatal terjadi di wilayahnya.

Menurut Adi, bentrok yang diwarnai dengan aksi lempar batu itu mengakibatkan puluhan rumah dan sebuah mobil mengalami kerusakan. Bahkan, kata dia, sejumlah warga menderita luka-luka fisik akibat terkena lemparan batu yang tak terarah itu.

"Genteng dan kaca puluhan rumah pecah dan mobil panther juga pecah kacanya. Ada juga warga memar-memar kena batu," terang Adi saat dihubungi melalui ponsel, Senin (8/5/2023).

Dijelaskan Adi, insiden pertikaian dua kubu pesilat tersebut berlangsung cepat dan begitu mencekam menyusul massa pesilat yang terlihat bentrok berjumlah ratusan.

"Warga berteriak histeris karena ratusan massa melempari batu ke arah rumah-rumah. Kejadian hanya 15 menit, Minggu, kemarin sore sekitar pukul 16.00," ungkap Adi.

Meski kewalahan dengan banyaknya perusuh, aksi anarkis tersebut, kata Adi, akhirnya berhasil juga diredam oleh masyarakat, TNI dan kepolisian. "Mereka pun membubarkan diri. Mayoritas remaja," kata Adi.

Adi berujar, bentrok massa dua perguruan silat itu merupakan buntut kesalahpahaman. Sebelumnya, kata dia, pada Minggu (7/5/2023) siang, perguruan Kera Sakti menggelar acara halal bihalal diramaikan orkes dangdut di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Grobogan.

Kegiatan itu dihadiri massa perguruan silat Kera Sakti dari sejumlah daerah tetangga. "Ada dari Blora, Tuban, Bojonegoro, Madiun dan lain-lain. Sepertinya salah paham," kata Adi.

Entah karena persoalan apa, selepas halal bihalal ratusan massa yang pulang mengendarai motor terlibat bentrok dengan massa PSHT yang sudah menantinya di sejumlah wilayah.

"Jadi bentrok tidak hanya di Desa Tlogotirto, tapi juga Desa Bago, Kecamatan Kradenan, Kecamatan Tawangharjo dan Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan," pungkas Adi.

Pasca kerusuhan dua perguruan silat, Polres Grobogan langsung berupaya mengumpulkan seluruh perguruan silat yang ada di wilayah hukumnya.

Kapolres Grobogan AKBP Dedy Anung Kurniawan mengaku tak ingin lagi kecolongan dan berharap insiden serupa tidak terulang.

Ia pun meminta kepada seluruh pemimpin perguruan silat bisa memberikan pemahaman kepada pesilat agar senantiasa bersikap positif dan menghindari kriminalitas.

"Audiensi yang digelar Polsek Jajaran ini dilakukan untuk menentukan langkah pencegahan terjadinya konflik terulang," kata Dedy

Dedy juga berpesan kepada masyarakat untuk segera melaporkan apabila mengetahui hal-hal yang berpotensi memicu kegaduhan dan menggangu kenyamanan.

"Pengecekan ataupun patroli berkala digencarkan untuk kenyamanan dan keamanan wilayah hukum Polres Grobogan. Kami juga tidak segan-segan untuk segera menindak tegas pihak- pihak yg mencoba memprovokasi kelompok tertentu berbuat onar di wilayah Grobogan," tegas Dedy.

Selain itu, Polres Grobogan telah membentuk tim patroli cyber untuk menangkal isu Hoax dan provokatif yang diunggah di media sosial.

"Jangan sampai terulang, agar ke depan seluruh perguruan silat bisa sama-sama mengedepankan kondusifitas wilayah. Mudah-mudahan tidak terulang lagi," kata Dedy.

Dedy menyampaikan gesekan antar pesilat atau dengan masyarakat umumnya terjadi di grasroot atau akar rumput.

Pemicunya cenderung hal yang tergolong sepele. Seperti saling ejek yang berdampak meluas. Dedy pun mengimbau pesilat atau masyarakat tidak mudah terprovokasi terutama dengan beredarnya berita hoaks.

"Motifnya saling ejek, olok-olok. Seperti bleyer-bleyer sepeda motor, bahkan ada pula yang dipicu karena saling tatap mata alau lihat-lihatan. Kemudian berujung gesekan," pungkas Dedy.

https://regional.kompas.com/read/2023/05/08/203814178/bentrok-dua-massa-perguruan-silat-di-grobogan-sejumlah-warga-luka-luka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke