Salin Artikel

Hindari Macet, Pemudik Awal Mulai Ramai Lintasi Jalur Utama Pantura Cirebon

Mereka memilih mudik lebih awal untuk menghindari potensi kemacetan akibat prediksi lonjakan arus yang sangat tinggi beberapa hari mendatang.

Pantauan Kompas.com di lokasi, perjalanan para pemudik ini sempat tersendat di Simpang Weru, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, yang menjadi salah satu titik kepadatan.

Titik ini kerap kali terjadi kemacetan karena berdekatan dengan Pasar Tradisional, Pasar Pasalaran yang memiliki aktivitas tinggi.

Untuk menghindari potensi kecelakaan, para pemudik menurunkan kecepatan.

Para pemudik yang melakukan mudik awal di jalur utama pantura ini, didominasi kendaraan roda dua.

Meskipun jumlahnya belum banyak, tapi para pemudik ini sudah mulai tampak bergantian.

Sejumlah bus antar kota antar provinsi, yang membawa para pemudik juga sudah mulai tampak lalu lalang.

Diprediksi, aktivitas ini akan terus mengalami peningkatan pada beberapa hari mendatang.

Yudha, salah satu pekerja di Bekasi, memutuskan mudik lebih awal pada hari Rabu ini. Dia mudik bersama tiga orang temannya. Mereka berangkat dari Bekasi selepas sahur untuk menuju Semarang. Ketiganya pulang kampung dan merayakan Idul Fitri bersama keluarga.

Yudha, memutuskan mudik awal demi menghindari potensi kemacetan yang dihadapinya tiap tahun, yang terjadi di sepanjang Bekasi, Cikarang, Karawang dan sekitarnya.

“Mudik, dari Bekasi ke Semarang, Mudik lebih awal untuk menghindari macet. Biasanya tejebak di Cikarang, Karawang,” kata Yudha saat ditemui Kompas.com di simpang weru, Rabu siang.


Sebagian pemudik lainya juga mengaku memilih pulang kampung lebih awal. Pasalnya, diprediksi, pergerakan pemudik di tahun ini akan meningkat drastis.

Kepadatan itu diprediksi akan terjadi beberapa hari mendatang hingga puncak arus mudik.

Kapolresta Cirebon Kombes Arif Budiman, menyampaikan, berdasarkan laporan, mudik awal pada awal pekan ini sudah terjadi, tapi hanya sebagian kecil.

Mudik awal diprediksi akan terjadi pada akhir pekan, yakni Sabtu dan Minggu (15-16/4/2023) mendatang.

Hal ini, didasari pada kegiatan belajar mengajar di sekolah yang masih belangsung hingga akhir pekan nanti.

Setelah, kegiatan sekolah libur, beberapa warga di Ibukota diprediksi akan mulai melakukan perjalanan mudik secara perlahan.

“Sebagian kecil sudah. Namun, prediksi kami, mudik awal akan dimulai pada akhir pekan, setelah kegiatan belakar mengajar di sekolah selesai. Hari akhir belajar hari Jumat, sehingga Sabtu dan Minggu sudah aka nada pergerakan,” kata Arif saat ditemui Kompas.com di gerbang Palimanan, saat melakukan pemantauan, Selasa (11/4/2023).

Namun, meski demikian, Arif sudah memastikan seluruh sarana prasarana sudah dinyatakan siap menerima para pemudik.

Sejumlah petugas juga sudah disiagakan di beberapa titik untuk mengatur arus lalu lintas, dan juga menjaga keamanan para pemudik dari potensi kriminalitas.

Mereka memilih mudik lebih awal untuk menghindari potensi kemacetan akibat prediksi lonjakan arus yang sangat tinggi beberapa hari mendatang.

Pantauan Kompas.com di lokasi, perjalanan para pemudik ini sempat tersendat di Simpang Weru, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, yang menjadi salah satu titik kepadatan.

Titik ini kerap kali terjadi kemacetan karena berdekatan dengan Pasar Tradisional, Pasar Pasalaran yang memiliki aktivitas tinggi.

Untuk menghindari potensi kecelakaan, para pemudik menurunkan kecepatan. Pelambatan ini membuat sejumlah kendaraan mengantre dari simpang weru hingga kawasan Pasar Batik Trusmi yang berada sekitar dua hingga tiga kilometer.


Para pemudik yang melakukan mudik awal di jalur utama pantura ini, didominasi kendaraan roda dua.

Meskipun jumlahnya belum banyak, tapi para pemudik ini sudah mulai tampak bergantian.

Sejumlah bus antar kota antar provinsi, yang membawa para pemudik juga sudah mulai tampak lalu lalang.

Diprediksi, aktivitas ini akan terus mengalami peningkatan pada beberapa hari mendatang.

Yudha, salah satu pekerja di Bekasi, memutuskan mudik lebih awal pada hari Rabu ini. Dia mudik bersama tiga orang temannya. Mereka berangkat dari Bekasi selepas sahur untuk menuju Semarang. Ketiganya pulang kampung dan merayakan Idul Fitri bersama keluarga.

Yudha, memutuskan mudik awal demi menghindari potensi kemacetan yang dihadapinya tiap tahun, yang terjadi di sepanjang Bekasi, Cikarang, Karawang dan sekitarnya.

“Mudik, dari Bekasi ke Semarang, Mudik lebih awal untuk menghindari macet. Biasanya tejebak di Cikarang, Karawang,” kata Yudha saat ditemui Kompas.com di simpang weru, Rabu siang.

Sebagian pemudik lainya juga mengaku memilih pulang kampung lebih awal. Pasalnya, diprediksi, pergerakan pemudik di tahun ini akan meningkat drastis. Kepadatan itu diprediksi akan terjadi beberapa hari mendatang hingga puncak arus mudik.

Kapolresta Cirebon, Kombespol Arif Budiman, menyampaikan, berdasarkan laporan, mudik awal pada awal pekan ini sudah terjadi, namun hanya sebagian kecil. Mudik awal diprediksi akan terjadi pada akhir pekan, yakni Sabtu dan Minggu (15-16/4/2023) mendatang.

Hal ini, didasari pada kegiatan belajar mengajar di sekolah yang masih belangsung hingga akhir pekan nanti. Setelah, kegiatan sekolah libur, beberapa warga di Ibukota diprediksi akan mulai melakukan perjalanan mudik secara perlahan.

“Sebagian kecil sudah. Namun, prediksi kami, mudik awal akan dimulai pada akhir pekan, setelah kegiatan belakar mengajar di sekolah selesai. Hari akhir belajar hari Jumat, sehingga Sabtu dan Minggu sudah aka nada pergerakan,” kata Arif saat ditemui Kompas.com di gerbang Palimanan, saat melakukan pemantauan, Selasa (11/4/2023).

Namun, meski demikian, Arif sudah memastikan seluruh sarana prasarana sudah dinyatakan siap menerima para pemudik. Sejumlah petugas juga sudah disiagakan di beberapa titik untuk mengatur arus lalu lintas, dan juga menjaga keamanan para pemudik dari potensi kriminalitas.

https://regional.kompas.com/read/2023/04/12/163832378/hindari-macet-pemudik-awal-mulai-ramai-lintasi-jalur-utama-pantura-cirebon

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke