Salin Artikel

Komunikasi Terakhir 3 Korban Dukun Pengganda Uang Banjarnegara, Salah Satunya Minta Anak Lapor Polisi

KOMPAS.com - Sebanyak 12 orang menjadi korban pembunuhan Tohari alias Mbah Slamet (45), dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng).

Sebelum meninggal, tiga korban Mbah Slamet ternyata sempat menghubungi keluarganya. Dua di antaranya adalah Suheri dan Riani, pasangan suami istri asal Desa Kalirejo, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Anak bungsu Suheri, Rani Dwi Wulandari, mengatakan, orangtuanya pernah melakukan video call dari rumah tersangka pada September 2021.

Rani menyadarinya baru-baru ini usai melihat video TikTok yang menampakkan rumah Mbah Slamet. 

"Saya dapat kiriman video TikTok, tempatnya sama pas ayah video call," ujarnya di Lampung, Rabu (5/4/2023).

Dia mengatakan, video call tersebut dilakukan usai orangtuanya pamit ke Jateng untuk membangun padepokan.

"Ayah kan pemborong, pamit katanya ada proyek bangun padepokan," ucapnya.

Saat berkomunikasi dengan putrinya, Suheri mengaku sedang berada di lantai atas rumah yang sedang dibangun.

Ketika video call itu, Rani sempat bertanya ke orangtuanya kapan pulang ke Lampung.

"Ayah cuma bilang, 'Sebentar lagi, sebentar lagi', habis itu nomor teleponnya enggak aktif," ungkapnya.

Korban lainnya, Paryanto (53), juga sempat menghubungi anaknya. Ini terjadi sewaktu warga Sukabumi, Jawa Barat, itu mengunjungi rumah Mbah Slamet pada 23 Maret 2023.

Paryanto bertandang sendirian ke rumah tersangka untuk menagih uang Rp 70 juta. Mulanya, Mbah Slamet menjanjikan akan melipatgandakan uang tersebut menjadi Rp 5 miliar.

Sesampainya di rumah dukun tersebut, Paryanto sempat berkomunikasi dengan anaknya. Ia berpesan agar melapor ke polisi bila sesuatu yang buruk terjadi kepadanya.

"Ini di rumahnya Pak Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek. Misal ayah tidak ada kabar sampai hari Minggu, datang langsung ke lokasi bersama aparat," tutur Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto menirukan ucapan korban, Senin (3/4/2023).

Pada 24 Maret 2023, ponsel Paryanto tak aktif, sehingga keluarga tak bisa menghubunginya. Anak korban lantas melapor ke polisi.

Anak korban ternyata pernah mengunjungi rumah Mbah Slamet. Berbekal informasi itu, polisi mendatangi rumah tersangka.

Polisi menangkap Mbah Slamet di Pekalongan, Jawa Tengah.

Dari kasus tewasnya Paryanto inilah, jejak kejahatan dukun pengganda uang Banjarnegara terbongkar.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Lampung, Tri Purna Jaya; Kontributor Banyumas, Fadlan Mukhtar Zain | Editor: David Oliver Purba, Ardi Priyatno Utomo)

https://regional.kompas.com/read/2023/04/06/173337578/komunikasi-terakhir-3-korban-dukun-pengganda-uang-banjarnegara-salah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke