Salin Artikel

Sosok Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang yang Bunuh 11 Orang di Banjarnegara, Ternyata Residivis

Ia diduga menghabisi nyawa 11 orang korbannya. Kasus tersebut terungkap berkat laporan orang hilang berinisial PO pada Senin (27/3/2023).

Sebelum dinyatakan hilang, PO sempat mengirim pesan WhatsApp kepada pihak keluarga agar datang ke rumah Slamet bersama aparat jika dirinya tidak ada kabar selama beberapa hari.

Saat mendatangi rumah Slamet, polisi menemukan fakta jika PO telah dibunuh di jalan setapak menuju ke hutan di Wanayasa.

Tak jauh dari penguburan PO, polisi menemukan 10 mayat yang diduga juga dibunuh oleh Slamet.

Residivis peredaran uang palsu

Pada tahun 2019, Slamet ternyata pernah terjerat kasus peredaran uang palsu setelah adanya laporan dari masyarakat.

Kala itu, Polres Pekalongan membekuk Slamet bersama dua pelaku lainnya saat transaksi di di sebuah minimarket di Kelurahan Gumawang, Wiradesa, Pekalongan.

Dua pelaku itu adalah Aziz (32) warga asal Kabupaten Wonosobo dan Ahmad Murtadi (49) asal Banyumas.

Dari tangan ketiganya, polisi menyita 1.491 lembar uang palsu yang di antaranya berisi uang pecahan Rp 100.000.

Dari pengakuan ketiga pelaku, uang palsu tersebut mereka peroleh dari Kholek, rekannya di Kota Semarang dengan harga Rp 500.000 untuk 1.491 lembar pecahan Rp 100.000.

Uang palsu tersebut lalu didistribusikan dengan harapan memperoleh hasil sejumlah Rp 70 juta.

Uang palsu tersebut rencananya akan disebarkan ke wilayah Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan.

Empat tahun kemudian, Slamet kembali ditangkap oleh Polres Banjarnegara pada Minggu (2/4/2023) sekitar pukul 04.00 WIB.

Ia ditangkap karena berpura-pura menjadi dukun yang bisa menggandakan uang.Total ada 11 orang yang dibunuh.

Korban terakhir adalah PO asal Sukabumi. Korban lainnya adalah dari Palembang dan Yogyakarta.

Para korban dibunuh dengan cara diracun dengan air minum campur potas. Lalu mayat korban dikubur di sebuah kebun di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara.

Sanem justru mengaku sudah setahun ini dirinya ditelantarkan oleh sang suami.

"Apa aktivitasnya saya tidak tahu, saya saja ditelantarkan selama satu tahun ini," kata Sanem.

Sanem mengakui suaminya memang kerap menerima tamu yang datang ke rumah.

Tetapi dirinya mengaku tidak mengetahui secara persis maksud kedatangan para tamu tersebut. Sanem mengatakan hanya diminta membuatkan minuman oleh sang suami.

"Saya cuma disuruh buatkan teh," kata Sanem.

Berdasarkan keterangan yang didapat polisi, Mbah Slamet mengaku sudah lima tahun ini menjadi dukun pengganda uang.

Selama itu, Mbah Slamet menjanjikan bisa menggandakan uang hingga Rp 5 miliar.

Sejauh ini, sejumlah korban memberikan uang sebesar Rp 40 juta hingga Rp 50 juta untuk digandakan.

"Tersangka menjanjikan dapat menggandakan uang sampai Rp 5 miliar," kata kata Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto, Senin(3/4/2023

"Pengakuan tersangka melakukan penipuan kepada lima orang yang masing-masing dari mereka ada yang memberikan uang Rp 40 juta sampai yang Rp 50 juta," tambah dia.

Agar para korban percaya, tersangka juga sempat memberikan uang pada korbannya Rp11 juta sebagai hasil penggandaan.

Menurut tersangka, uang yang didapat dari para korban kemudian dipakai Mbah Slamet untuk membayar hutang.

Atas perbuatannya, Kapolres mengatakan tersangka dikenakan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati dan seumur hidup.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Fadlan Mukhtar Zain | Editor : Ardi Priyatno Utomo), Tribunnews.com

https://regional.kompas.com/read/2023/04/04/171000178/sosok-mbah-slamet-dukun-pengganda-uang-yang-bunuh-11-orang-di-banjarnegara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke