Salin Artikel

Ada Siklon Tropis Herman, Masyarakat Diminta Waspada Bencana

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY menyebut potensi cuaca ekstrem karena munculnya Tropical Cyclone Herman atau Siklon Tropis Herman yang terpantau di Barat Daya pulau Jawa.

Kepala Stasiun Meteorologi Klas  II Yogyakarta, Warjono mengungkapkan, munculnya Siklon Tropris Herman berpotensi menyebabkan terjadinya hujan sangat lebat, angin kencang disertai petir, bahkan bisa hujan es. Pada wilayah tertentu bisa terjadi puting beliung. Selain itu gelombang laut bisa mencapai 4-6 meter.

“Hujan tidak lama, tapi efek angin cenderung (merusak) di wilayah yang dilewati. Potensi ini cenderung di Sleman menuju Yogya hingga Gunung Kidul,” kata Warjono.

Siklon Tropis Herman terpantau bergerak dengan kecepatan 55 Knot di samudera pada sebelah Barat Daya pulau Jawa. Pembentukan awan pun mudah tumbuh di barat Gunung Merapi atau daerah Magelang.

Potensi hujan lebat bisa tiba-tiba meningkat mulai dari daerah Magelang, masuk ke Yogyakarta. Dari Kulon Progo, masuk ke Sleman, lalu bergerak ke Timur menuju ke Yogya, Bantul dan Gunung Kidul.

Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo, Joko Satyo Imam Nahrowi meminta masyarakat waspada. Karenanya, warga diimbau untuk bersiap menghadapi potensi bencana dengan meminimalisasi dampaknya.

"Kemungkinan dampaknya dengan ancaman banjir dan pohon tumbang, longsor di perbukitan.  Masyarakat harus banyak yang dipersiapkan. Daerah rawan longsor, juga waspada,” kata Joko.

“Masyarakat juga mesti menormalisasi saluran air di daerah masing-masing. Sehingga saat hujan lebat air mengalir tetap optimal. Warga juga harus bisa mengelola sampah. Misal bambu hingga ranting hanyut, tidak berpotensi menyumbat saluran lalu  banjir,” kata Joko pada kesempatan berbeda.

Selain bencana hidrometeorologi, DIY terancam mengalami kemarau yang sangat kering.  Stasiun Klimatologi DIY melaporkan musim pancaroba akan berakhir di April 2023. Kemudian, beberapa wilayah mulai masuk pada musim kemarau yang berlangsung pada 16 -20 dasarian atau sekitar lima hingga tujuh bulan.

Puncak musim kemarau diprediksi jatuh pada pada Juli (sebagian kecil wilayah yang merasakan) dan Agustus (sebagian besar wilayah). Saat itu juga berlangsung fenomina El Nino di musim kemarau.  Dampaknya, curah hujan semakin berkurang di DIY sehingga membuat kemarau lebih kering dari biasanya.

“Akan terjadi potensi bencana hidrometeorologi di pancaroba dan bencana kekeringan di puncak musim kemarau,” kata Kepala Stasiun Klimatologi DIY, Reni Kraningtyas.

Masyarakat umum harus bersiap untuk mengantisipasi dampak kemarau nanti. Mulai dari mengatur pola tanam, mengantisipasi debit air untuk lahan pertanian, dan menyiapkan droping air.

https://regional.kompas.com/read/2023/04/01/050000778/ada-siklon-tropis-herman-masyarakat-diminta-waspada-bencana

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke