Salin Artikel

Rumput Laut Tak Terangkut di Pelabuhan Nunukan Kaltara, Pedagang Rugi Ratusan Juta Rupiah

NUNUKAN, KOMPAS.com – Sejumlah pedagang rumput laut beramai-ramai mendatangi Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, Kalimantan Utara, mempertanyakan mekanisme pengiriman rumput laut yang sudah berkali-kali tidak terlayani, Selasa (21/3/2023).

Berkarung-karung rumput laut sering teronggok di pinggir jalan dan tidak mendapatkan truk pengangkut. Imbasnya, para pedagang merugi hingga ratusan juta rupiah.

‘’Banyak pedagang mengeluhkan kenapa belakangan sulit sekali mendapatkan akses untuk mengangkut rumput laut masuk pelabuhan. Kami rugi besar kalau begini terus,’’ujar perwakilan pedagang rumput laut Nunukan, Supardi.

Supardi atau biasa dipanggil Suppa mengakui, memasuki Ramadhan 2023, kapal kapal Pelni maupun swasta di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, selalu membatasi jumlah muatan dan memprioritaskan penumpang.

Hanya saja, terjadi ketimpangan dan ketidakadilan karena sebagian pedagang selalu terlayani. Sementara sebagian lain seakan tidak menjadi prioritas dan dikecualikan.

‘’Kan bisa dibuatkan jadwal, dibagi satu pedagang berapa karung sekali keberangkatan kapal. Jangan dibeda-bedakan begini, itu yang kami pertanyakan,’’ujarnya lagi.

Sampai hari ini, sudah tiga kali keberangkatan kapal, rumput laut milik Suppa dan banyak pedagang lain tidak terangkut.

Kualitas rumput laut pun akhirnya berkurang jauh, dan beratnya kian menyusut. Rumput laut yang tadinya dibeli Rp 32.000 per kilogram, akhirnya hanya bisa dijual Rp 20.000, akibat kendala tersebut.

‘’Saya pribadi, ada tiga truk sekali pengiriman. Belum pedagang lain yang dari Pulau Sebatik. Mereka harus melansir rumput laut melalui darat, dinaikkan kapal kayu, ditaruh di pinggir jalan agar dimuat truk truk pelabuhan. Tapi untuk mendapat transportasi itu sulit, akhirnya kami terus menerus merugi,’’kata dia.

Persoalan inipun membuat puluhan pedagang beramai ramai ke pelabuhan Tunon Taka, untuk memprotes sistem pengangkutan barang di pelabuhan, oleh para pengurus rumput laut.

‘’Kami tidak mau bilang ini monopoli supir atau pengurus di Pelabuhan. Tapi tolong, ini segera diselesaikan,’’lanjut Suppa.

Kapolres turun lapangan 

Kegaduhan tersebut, dimediasi Kapolres Nunukan, AKBP Taufik Nurmandya. Ia meminta agar Asosiasi bisa membuat jadwal pengiriman dan menentukan berapa banyak yang bisa mereka kirim.

‘’Kami menyarankan ini menjadi perhatian khusus Asosiasi. Silahkan berkumpul, fikirkan cara yang solutif mengatasi persoalan ini. Jangan sampai terjadi kegaduhan akibat adanya kepentingan pihak tertentu,’’kata Taufik.

Taufik juga meminta Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) terus mengawal kasus ini, dan memastikan kegaduhan tersebut terselesaikan dengan damai.

‘’Saya perintahkan Polsek jajaran memantau terus, mengawal semua pertemuan dan melaporkan solusi kasusnya. Saya berharap tidak ada keributan, dan bisa secepatnya terselesaikan,’’imbuhnya.


Akan segera dirapatkan


Terpisah, Ketua Asosiasi Rumput Laut Nunukan, Fery, mengakui, persoalan ini menjadi keributan antar pedagang.

Masing masing pedagang saling adu argument dan membuat suasana memanas dan berpotensi konflik.

‘’Ini sebenarnya lebih pada miss komunikasi. Jadi pemilik kapal membatasi jumlah pengiriman rumput laut karena memprioritaskan penumpang. Kita harus sadari juga bahwa yang kita gunakan mengirim rumput laut ke Sulawesi ini merupakan kapal penumpang, bukan kapal barang,’’jelasnya.

Namun demikian, kasus macetnya pengiriman rumput laut, baru terjadi sepekan terakhir. Alhasil, kinerja Feri sebagai ketua Asosiasi yang baru menjabat inipun, dipertanyakan.

Menjawab persoalan tersebut, Feri mengatakan, Asosiasi sedang berusaha mencari cara untuk mengakomodir pengangkutan rumput laut.

Sebenarnya, kata Feri, Asosiasi Rumput Laut Nunukan juga sudah mencoba mendatangkan kapal kayu untuk membantu pengiriman.

Hanya saja, kuantitas dan skala muatan, masih jauh dari cukup. Biasanya, ada 6000 karung dalam sekali pengiriman, sementara kapal kayu, hanya sanggup mengangkut maksimal 2500 karung saja.

‘’Sebenarnya ada alasan mengapa rumput laut tidak terangkut. Pertama armada kapal pelabuhan, ada satu unit yang doking. Dan kedua, terjadi pembatasan muatan barang karena kapal penumpang bagaimanapun wajib memprioritaskan orang, bukan barang,’’jawabnya.

Fery juga berjanji akan segera mengumpulkan semua pedagang dan pengusaha rumput laut untuk mencari solusi atas masalah ini.

‘’Kita akan mengadakan pertemuan dan mengundang sejumlah instansi, termasuk kepolisian, kita akan rapatkan masalah ini,’’kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2023/03/21/204054578/rumput-laut-tak-terangkut-di-pelabuhan-nunukan-kaltara-pedagang-rugi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke