Salin Artikel

Perjalanan Ali Jadi Kuli Panggul di Stasiun Tawang, Dibayar Rp 10.000 Sekali Angkat Barang

SEMARANG, KOMPAS.com - Suara kereta bergemuruh dari kejahuan, sekumpulan laki-laki berbaju biru, bercelana dan bersepatu hitam berlarian mendekati perlintasan kereta api di Stasiun Tawang, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).

Mereka hafal di mana dan kapan kereta akan berhenti. Para penumpang mungkin sudah tak asing dengan sekumpulan pria berbaju biru itu.

Setelah kereta berhenti, mereka serentak masuk ke kereta menawarkan jasa angkat barang kepada penumpang.

Sebagian ada yang merespon baik tawaran tersebut, terutama yang membawa banyak barang. Namun ada juga yang sebaliknya.

Jika beruntung mereka bisa mendapatkan upah dengan membawakan barang milik penumpang. Jika tidak, mereka terpaksa turun dari kereta dengan tangan hampa.

Mereka merupakan kuli panggul atau biasa disebut porter. sekumpulan laki-laki berbaju biru yang standby selama 24 jam di stasiun.

Ali (53) merupakan salah satu dari mereka. Puluhan tahun sudah dia habiskan menjadi kuli panggul.

Pria kelahiran Kabupaten Jepara itu rela berjauhan dengan keluarga untuk bekerja menjadi kuli panggul di Ibu Kota Jateng.

Menjadi kuli panggul merupakan pekerjaan yang tidak dia sengaja. Pekerjaan tersebut terpaksa dia lakukan setelah pekerjaanya sebagai mandor bangunan di salah satu perusahaan memutuskan hubungan kerja dengannya.

Lika-liku kehidupan tak bisa ditebak, itulah yang dirasakan oleh Ali.

"Sekitar tahun 2013 saya terkena PHK," kata Ali saat ditemui Kompas.com, Jumat (17/3/2023).

Setelah bingung tak mempunyai pekerjaan, Ali mendapatkan tawaran untuk bekerja menjadi kuli panggul di Stasiun Tawang.

"Saat itu saya diajak saudara," ucapnya bercerita masa lalu.

Awalnya, dia berpikiran jika menjadi kuli panggul hanya batu loncatan. Namun, pekerjaan tersebut malah membuatnnya nyaman hingga bertahhan sampai sekarang.

Seni menjadi kuli panggul

Menurut Ali, menjadi kuli panggul tak sekadar angkat barang milik penumpang, namun ada seninya.

Tak sembarang orang bisa menjadi kuli panggul. Ramah dan tebar senyum ke penumpang adalah salah satu kemampuan yang wajib dimiliki kuli panggul.

"Seninya adalah bagaimana agar orang yang menyewa jasa kita bisa nyaman, senang dan yakin. Itu tak mudah, ada seninya," ungkap Ali.

Meski angkat barang berat, kuli panggul harus tetap tersenyum. Awalnya memang cukup berat, namun lama-lama akan terbiasa.

"Kalau cemberut tak enak dipandang," imbuhnya.

Sekali angkat barang, biasanya dia diberi upah Rp 15.000 hingga Rp 20.000 tergantung dengan berat dan banyaknya barang.

Terkadang ada juga penumpang yang memberi upah lebih dari Rp 20.000 sekali angkat.

"Kadang ada yang lupa tidak ngasih upah juga, mungkin sedang buru-buru," keluh Ali sambil menunggu kedatangan kereta selanjutnya.

Dia bersyukur, penghasilannya menjadi kuli panggul cukup menghidupi keluarganya yang ada di Jepara.

"Kalau dihitung per bulan berapa ya susah karena beda-beda. Intinya cukup untuk menafkahi keluarga," ujarnya.

Tarif kuli panggul

Ketua Paguyuban Kuli Panggul Stasiun Tawang, Sugiono menjelaskan, tak ada tarif pasti untuk kuli panggul. Namun, rata-rata penumpang memberi upah ke kuli panggul mulai Rp 10.000 hingga Rp 20.000.

Sampai saat ini terdapat 60 kuli panggul yang aktif di Stasiun Tawang. Dari jumlah tersebut kuli panggul dibagi menjadi dua piket.

"Jadi dibagi dua 30 orang untuk pagi sampai sore dan sisanya sore sampai pagi," katanya di tempat perkumpulan Kuli Panggul di Stasiun Tawang.

Tak ada batasan umur untuk menjadi kuli panggul di Stasiun Tawang.

"Anggota saya juga ada yang umur 70 tahun masih jadi kuli panggul," imbuh dia.

Menurutnya, kuli panggul yang ada di Stasiun Tawang tergolong rapi. Selain dari segi fisik, cara kerjanya juga terkonsep dengan baik.

Semua anggota kuli panggul yang ada di Stasiun Tawang mempunyai nomor yang tertepel di bajunya. Nomor tersebut dijadikan patokan untuk antrean kerja.

"Jadi kita tidak gerudukan gitu, kita ada urut-urutannya sesuai dengan nomor. Seperti mobil taxi," ucap Sugiono mengibaratkan.

Wajah baru kuli panggul

Kuli panggul di Stasiun Tawang berbeda dengan kuli panggul di pasar, terutama soal seragam. Tampilan rapi kuli panggul di stasiun tawang membuat penumpang lebih nyaman.

Kepala Stasiun Tawang, Sujoko mengatakan, dengan tampilan kuli panggul yang sekarang membuat penumpang tidak khawatir ketika menggunakan jasanya.

"Tidak ada lagi kekhwatiran terhadap prilaku mereka," kata pria yang akrab dipanggil Joko itu.

Dia menjelaskan, sebenarnya tidak ada peraturan khusus dari Stasiun Tawang kepada para kuli panggul.

"Karena memang korelasinya adalah kerja sama saling menguntungkan bukan secara profesional," ungkap Joko.

Akan tetapi, kuli panggul wajib patuh terhadap aturan pelayanan penumpang yang ada di Stasiun Tawang seperti tidak boleh melakukan tindakan kriminalitas.

"Hubungan kuli panggul dengan Stasiun Tawang tidak secara profesional lebih simbiosis mutualisme saling menguntungkan untuk pelayanan penumpang," imbuhnya.

Joko berharap kuli panggul yang ada di Stasiun Tawang bisa lebih mengedepankan pelayanan dan kenyamanan untuk penumpang kereta api.

"Pelayanan penumpang itu yang paling utama," ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/03/17/142623878/perjalanan-ali-jadi-kuli-panggul-di-stasiun-tawang-dibayar-rp-10000-sekali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke