Salin Artikel

Kabupaten Tapin Siap Sokong Kebutuhan Pangan IKN Baru

JAKARTA, KOMPAS.com – Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan (Kalsel), siap menjadi penyokong kebutuhan pangan di Ibu Kota Negara Baru (IKN) yang dibangun di Kalimantan Timur (Kaltim).

Terlebih, pemerintah pusat telah membangun bendungan dengan kapasitas 56,7 meter kubik air di Desa Pipitak Jaya, Kabupaten Tapin.

Bendungan yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2021 itu dapat menyediakan air baku 500 liter per detik dan mengairi sekitar 5.472 hektare (ha) lahan yang disalurkan melalui Daerah Irigasi (DI) Tapin.

Bendungan Tapin juga bisa menghasilkan tenaga listrik sebesar 3,3 megawatt serta mengurangi banjir.

Bupati Tapin HM Arifin Arpan mengatakan, selain ditunjang bendungan, Kabupaten Tapin memang sudah memiliki hasil panen yang melimpah.

Oleh karena itu, ia optimistis, Kabupaten Tapin bisa menyokong kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) IKN dan daerah lain di Kalimantan.

"Hasil bumi di Kabupaten Tapin bisa dikatakan melimpah. Palawija dari daerah ini juga tumbuh dengan baik, sebut saja kembang kol, brokoli, kacang, dan jagung,” kata Arifin, ketika datang ke kantor Kompas.com untuk Nusa Raya, pada Senin (13/3/2023).

Selain palawija, lanjut Arifin, Kabupaten Tapin juga dikenal sebagai penghasil beras.

Beras di Kabupaten Tapin pun memiliki kualitas yang baik dengan wangi yang khas.

Beras ini juga telah dijual ke berbagai kota besar di Indonesia.

“(Produktivitas) beras akan dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan pangan di IKN dan daerah sekitar Kabupaten Tapin,” ujar Arifin.

Selama ini, petani di Kabupaten Tapin bisa memenuhi kebutuhan pangan warga selama setahun atau sekitar 34.000 ton dalam sekali panen.

Jumlah ini dapat meningkat 2 hingga 3 kali lipat berkat keberadaan Bendungan Tapin.

Untuk memaksimalkan hasil bumi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapin akan membentuk perusahaan daerah yang khusus mengelola distribusi hasil panen petani di Kabupaten Tapin.

Dengan begitu, hasil pertanian di daerahnya bisa memenuhi kebutuhan pangan di daerah lain, baik di Kalimantan maupun luar pulau.

"Ke depan, pemerintah pusat dan daerah akan membantu penataan terkait hasil panen, termasuk distribusi, agar harganya tetap terjaga. Jangan sampai hasil panen yang dihasilkan masyarakat Tapin dihargai murah (ketika dijual ke daerah lain)," ujar Arifin.

Rumah salah satu cabai terpedas di dunia

Arifin melanjutkan, Kabupaten Tapin juga memiliki komoditas pertanian unggulan lain, yakni cabai hiyung.

Cabai ini punya keistimewaan ketimbang varietas cabai lain, yakni memiliki kadar kapsaisin sebesar 94.500 ppm.

Karena kandungan tersebut, cabai hiyung memiliki tingkat kepedasan 17 kali lebih tinggi ketimbang cabai lain. Hal ini menempatkan cabai hiyung sebagai salah satu cabai terpedas di dunia.

“Ketika mengetahui bahwa cabai ini istimewa, kami langsung lapor ke Kementerian Pertanian. Saat diuji coba, ternyata cabai ini pedas sekali, bahkan 17 kali lipat. Lalu, dicoba untuk ditanam ke daerah lain, tapi ternyata rasa pedasnya jadi biasa saja,” ujar Arifin.

Saat ini, cabai hiyung telah dibudidayakan oleh 300 hingga 400 petani di atas lahan seluas 116 ha.

Masih ada separuh lahan lagi yang belum ditanami cabai tersebut.

Agar memiliki nilai tambah, Pemkab Tapin juga melakukan inovasi dengan mengolah cabai hiyung menjadi sambal hingga abon.

"Kebanyakan cabai hiyung habis dikonsumsi oleh masyarakat lokal. Sementara, olahan sambal dan abon dari cabai hiyung juga sudah dijual ke minimarket. Kami berupaya agar keaslian rasa cabai hiyung tetap terjaga,” ucap Arifin.

Garap pariwisata

Tak hanya pertanian, Pemkab Tapin juga fokus menggarap sektor pariwisata. Salah satu obyek wisata yang digarap terletak di dekat Bendungan Tapin.

"Kami menerima arahan Pak Jokowi dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno terkait potensi wisata di sekitar Kabupaten Tapin. Banyak hal harus dibenahi terlebih dulu, terutama terkait infrastruktur dan akomodasi untuk wisatawan," ujar Arifin.

Selain itu, Kabupaten Tapin juga sebenarnya memiliki Geopark Meratus dengan 74 geosite di dalamnya.

Arifin pun menyadari bahwa warisan bumi ini akan menciptakan ekonomi kerakyatan dari segi pariwisata.

"Terkait geopark, pengelolaannya kami serahkan kepada pemerintah pusat. Pemkab Tapin memiliki wewenang untuk menjaga keasriannya," ujar dia.

Dengan kekayaan alam Tapin yang luar biasa, Arifin berharap, kehadiran sejumlah obyek wisata mampu mendorong pembangunan hotel, baik oleh pihak swasta maupun pemerintah pusat.

Sebab, ia mengakui bahwa akomodasi dan penginapan di Tapin masih belum memadai.

"Terlebih jika IKN sudah selesai, Kabupaten Tapin akan menjadi lokasi yang sangat strategis untuk didatangi. Saya amat mendukung pengembangan di sektor wisata karena selama ini wisatawan yang datang berwisata ke Tapin kebanyakan adalah warga lokal," ujar Arifin.

https://regional.kompas.com/read/2023/03/17/141448378/kabupaten-tapin-siap-sokong-kebutuhan-pangan-ikn-baru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke