Salin Artikel

Pria Lulusan SMA Asal Batang Ngaku Dapat Ribuan NIK Warga dari Google untuk Bisnis SIM Card

Data kependudukan tersebut lantas disalahgunakan warga Dusun Jetis, Kelurahan Dlimas, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang itu untuk registrasi ribuan SIM Card seluler.

KA mengaku telah menjual SIM Card seluler yang sudah teregistrasi dengan data orang lain itu sejak 2020. Saat ini, KA sudah menjadi tahanan dan ditetapkan menjadi pelaku oleh Polda Jawa Tengah (Jateng).

Saat dihadirkan di kantor Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Jateng, pelaku mengaku belajar mendapatkan data-data kependudukan itu secara otodidak.

"Belajar dari internet," kata KA kepada awak media, Rabu (8/3/2023).

KA tak menjelaskan secara detail bagaimana dia mendapatkan data kependudukan orang lain, pria lulusan SMA hanya menerangkan jika data tersebut bisa didownload melalui Google.

"Data-data itu saya download dari Google," ujarnya.

Direktur Reskrimsus Polda Jateng, Kombes Dwi Subagio mengatakan, data kependudukan tersebut digunakan oleh pelaku untuk registrasi sim card seluler.

"Ada ribuan sim card seluler yang dijual tanpa harus registrasi karena dia sudah melakukan registrasi dengan data orang lain," jelasnya di lokasi yang sama.

Berdesakan pemeriksaan, pelaku sudah melakukan bisnis tersebut selama empat tahun. KA mengaku ribuan keping sim card seluler sudah dia jual. "Kalau mulainya sekitar tahun 2020 pelaku ini," kata dia.

Bisnis haram yang dilakukan pelaku ternyata mempunyai omzet yang menjanjikan. Dalam satu bulan KA bisa mendapatkan keuntungan sebanyak Rp 15 juta. "Jadi kartu yang dia jual itu sudah teregistrasi,"ungkap Subagio.

Subagio menambahkan, penyelidikan tersebut berawal dari informasi adanya warga di Kabupaten Batang yang merasa data identitasnya dipakai oleh nomor seluler lain.

"Jadi warga yang mengadu itu, identitasnya dipakai orang yang tidak dikenal," ujar dia.

Setelah mendapatkan laporan tersebut, polisi melakukan penyelidikan hingga akhirnya polisi berhasil mengendus pelaku dan menangkapnya di rumahnya.

"Saat melakukan penangkapan, polisi juga menemukan komputer yang terhubung dengan beberapa modem pool yang berisi kartu-kartu perdana serta beberapa boks kartu perdana," imbuhnya.

Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan pasal 51 ayat (1) jo pasal 35 UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dengan ancaman hukuman maksimal penjara 12 tahun dan denda Rp 12 miliar.

Polisi juga mengenakan pasal lain ke pelaku berupa Pasal 94 jo pasal 77 UU Nomor 24 Tahun 2013 tentang perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan, dengan ancaman hukuman penjara maksimal penjara 6 tahun dan denda Rp 75 juta.

https://regional.kompas.com/read/2023/03/08/181136278/pria-lulusan-sma-asal-batang-ngaku-dapat-ribuan-nik-warga-dari-google-untuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke