Salin Artikel

Santri di Malang Hilang Usai Terseret Arus Sungai Brantas

Hingga saat ini, tim gabungan relawan masih melakukan penyisiran di sepanjang sungai Brantas untuk mencari keberadaan korban, dan belum menemukan titik terang.

Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Sarianto mengatakan, sebelum hanyut, korban mencemplung bersama lima orang teman-temannya.

"Mereka adalah santri dari pondok pesantren di Dampit, datang ke Kepanjen untuk menghadiri acara haul di Pondok Pesantren PPAI Ketapang," ungkapnya saat ditemui, Rabu (8/3/2023).

Menurut Sarianto, tuan rumah sudah melarang mereka untuk mandi di sungai Brantas, karena arus sedang deras. Namun, korban dan teman-temannya tetap nekat.

"Kebetulan korban sepertinya tidak bisa berenang. Lalu nekat ke tengah. Sementara, teman-temannya hanya berenang di pinggir," tuturnya.

Saat korban terseret arus, teman-temannya tidak berani menolong karena arus air terlalu deras.

"Kedalaman sungai lebih dari 3 meter," ujarnya.

Hingga saat inu, tim gabungan tengah melakukan pencarian di sepanjang sungai Brantas, sejauh kurang lebih 5 kilometer.

"Ada sekitar 50 personel yang diterjunkan, gabungan dari BPBD Kabupaten Malang, Tagana Dinas Sosial Kabupaten Malang, Basarnas, dan relawan setempat," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/03/08/151632978/santri-di-malang-hilang-usai-terseret-arus-sungai-brantas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke