Salin Artikel

Lima Orang Meninggal Akibat Bakteri Leptospirosis di Semarang, Ini Gejala yang Dialami

SEMARANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) meminta warga berhati-hati terhadap bakteri leptospirosis yang sudah memakan lima korban jiwa.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang, M Abdul Hakam meminta agar petugas puskesmas aktif melakukan screening setelah terjadi banjir.

"Jangan menunggu warga datang, petugas harus melakukan screening paling tidak selama tiga minggu setelah banjir," jelasnya saat dikonfirmasi, Kamis (2/3/2023).

Dia menjelaskan, bakteri leptospirosis tergolong berbahaya karena berpotensi merusak ginjal, jantung hingga paru-paru.

"Bakteri ini paling sering masuk organ vital seperti jantung, ginjal dan paru-paru. Luar biasa canggih bakteri ini," kata dia.

Menurutnya, bakteri leptospirosis penyebarannya cukup cepat. Bakteri tersebut akan semakin berbahaya bagi orang yang mempunyai komorbid.

"Kalau yang punya komorbid dan antibodi lemah penyebarannya cukup cepat," imbuhnya.

Sampai saat ini kasus bakteri leptospirosis paling banyak terjadi di Kecamatan Semarang Utara dan Pedurungan. Untuk itu, dia meminta warga agar lebih waspada.

"Bakteri ini penyebarannya cepat banget," ujar dia.

Untuk itu, dia meminta agar petugas kesehatan bertindak cepat untuk menangani bakteri leptospirosis.

"Jadi jangan menunggu warga ke puskesmas. Setelah banjir harus dilakukan screening," ucap dia.

Biasanya, lanjutnya, gejala yang dialami ketika terserang bakteri leptospirosis adalah demam dan betis terasa nyeri.

"Itu ciri-ciri bakteri leptospirosis," kata Hakam.

https://regional.kompas.com/read/2023/03/02/181728278/lima-orang-meninggal-akibat-bakteri-leptospirosis-di-semarang-ini-gejala

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke