Salin Artikel

Mentan Syahrul Soal Impor Beras: Ini Soal Ketersediaan, Cukup atau Tidak

Pantauan tersebut bertujuan memastikan stok beras jelang Ramadan dan Idul Fitri tersedia untuk konsumsi masyarakat.

"Saya sangat PD dengan panen raya padi di beberapa daerah, termasuk di Kabupaten Semarang. Ini tidak saja bisa menjadi kekuatan di Jateng, tapi juga nasional, karena di sini saya lihat bisa over produksi," jelasnya di Desa Boto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang, Senin (27/2/2023).

Mengenai kebijakan impor beras yang berlangsung saat ini, Syahrul menyatakan yang lebih penting adalah soal ketersediaan beras.

"Jadi ini bukan soal impor atau tidak, tapi ketersediaan cukup atau tidak. Soal pangan kita tidak boleh spekulasi," paparnya.

"Jadi panen saat ini harus dimaksimalkan, dari proses panen, penggilingan, sampai jadi beras. Kita jamin kualitas dan jumlahnya," kata Syahrul.

Menurutnya, tantangan petani saat ini cukup berat karena menghadapi hujan yang cukup keras.

"Karenanya panen ini harus dilakukan cepat, kita komunikasi dengan gubernur dan bupati agar hasilnya bagus. Nanti yang dijadikan acuan data dari BPS," ungkapnya.

Sementara Bupati Semarang Ngesti Nugraha menyampaikan, luas lahan pertanian di wilayahnya seluas 62 ribu hektare, luas lahan sawah 32 ribu hektare dengan produktivitas padi 6,4 ton per hektare.

"Harapan kami produksi padi ke depannya ditingkatkan. Kami memiliki program pemulihan lahan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Kami telah coba mengurangi pupuk kimia dari 200 kilogram menjadi 130 kilogram. Hasilnya dari 6,6 ton per hektar menjadi 8,8 ton per hektar," ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/02/27/213014578/mentan-syahrul-soal-impor-beras-ini-soal-ketersediaan-cukup-atau-tidak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke