Salin Artikel

Jalan Trans-Papua Barat di Maruni Rawan Diterjang Ombak, Pemerintah Buat Jalur Alternatif

MANOKWARI, KOMPAS.com - Terjangan ombak yang masuk hingga ke badan jalan utama Trans-Papua Barat di kawasan Maruni, Distrik Manokwari Selatan, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, mengganggu aktivitas arus lalu lintas di kawasan itu.

Bahkan, ombak yang menerjang sejak Selasa (21/2/2023) malam membawa material tanah dan kerikil yang menutupi jalan utama. Air laut menerobos hingga ke jalan akibat talud di lokasi itu belum dikerjakan.

Warga kampung Maruni sejak Rabu (22/2/2023) pagi terlihat berjibaku membersihkan sisa material banjir rob yang berserakan di jalan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Papua Barat (PUPR) Papua Barat, Yohanis Momot mengatakan, banjir rob yang menerjang jalan Trans-Papua Barat itu sangat parah.

"Air rob naik di jalan Trans-Papua Barat di Pantai Maruni ini. Kami dari PU Papua Barat melakukan langkah cepat, paling tidak membersihkan badan jalan dari material pasir dan kerikil dan membuat jalan alternatif," kata Momot saat ditemui di Kawasan Pantai Maruni, Rabu.

Dia mengatakan, setiap air pasang datang, selalu masuk ke jalan utama. Sehingga, pihaknya telah membuat jalan alternatif.

"Jalan alternatif yang kita buat sekitar 10 meter ke darat di samping Danau Kabore ini supaya kalau air pasang nanti tidak mengganggu arus lalu lintas kendaraan," ucap Momot.

Mengenai pemecah gelombang yang saat ini hanya tampak sebagian tertanam di Pantai Maruni, Momot mengatakan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua Barat.

"Memang talud ini pihak BWS sudah buat dan kita juga buat di sebelah sana, tetapi terjangan ombak sangat keras sehingga baru kotak ini sebagian hanyut dan tertanam pasir. Mudah-mudahan kita dengan teman-teman BWS ambil langkah cepat menambah batu kotak agar mencegah terjangan ombak," katanya.

"Tadi setelah saya dan Kadis PU cek belum mumpuni, sementara arus lalu lintas diarahkan ke jalan alternatif untuk pengalihan," kata Raydian.

Marinus Warome, warga Kampung Maruni yang tinggal di sekitar Kalo Kabore, mengatakan, kondisi seperti ini biasanya terjadi saat bulan Januari hingga Maret. Pada bulan-bulan itu, gelombang kerap menerjang kawasan itu.

"Ini karena abrasi, terus talud belum seluruhnya dibangun. Jadi kalau ada tempat kosong air pasti naik hingga ke badan jalan," kata Marinus.

Menurut Marinus, warga di sekitar kawasan Kali Kabore tidak bisa tidur karena terjangan ombak semakin kencang. Bahkan, sebagian warga terpaksa membersihkan jalan pada malam hari.

"Kita bersihkan ini tadi malam tetapi ombak semakin kencang sehingga saya minta kita berhenti, sambil menutup jalan ini dengan ranting pohon hingga nanti siang baru dilanjutkan sebab takutnya ada yang celaka kalau melintasi jalan," tuturnya.

Hingga saat ini, upaya pembersihan masih dilakukan. Dinas PUPR Papua Barat mengerahkan alat berat untuk membantu warga membersihkan lokasi tersebut.

https://regional.kompas.com/read/2023/02/22/135455978/jalan-trans-papua-barat-di-maruni-rawan-diterjang-ombak-pemerintah-buat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke