Salin Artikel

Menilik Terapi Pijat Api dan Golok, Pengobatan Khas Taiwan yang Masih Dilestarikan di Kawasan Pecinan Semarang

Tepatnya, di Jalan Gang Tengah, Nomor 40, Pecinan, Kota Semarang.

Tidak seperti pengobatan pada umumnya, pengobatan yang dilestarikan oleh Ardian Cangianto ini menggunakan benda-benda ekstrem dalam pelaksanaannya. Di antaranya seperti golok, pisau hingga api.

Pria yang kerap disapa Ardian itu menuturkan, pengobatan dengan konsep ekstrem itu merupakan salah satu kebudayaan masyarakat Taiwan.

Ardian menyebut, pada 1980-an silam, dirinya pernah belajar tentang pengobatan ini selama dua tahun di Taiwan. Dengan bekal pengetahuan dan kemampuannya, Ardian memberanikan diri untuk membawa kebudayaan tersebut ke Indonesia.

"Pertama kali buka praktik itu tahun 1990-an, lalu saya stop tidak buka praktik lagi. Kemudian pindah ke Semarang tahun 2016, dan buka praktik di sini," jelas Ardian kepada Kompas.com, Senin (20/2/2023).

Dalam pengobatan khas ini, terdapat beberapa metode yang diterapkan oleh Ardian. Pertama, menggunakan golok atau pisau. Sedangkan yang kedua, menggunakan jalaran api.

Tak perlu khawatir, selama proses terapi dilakukan, sebagian badan pasien ditutup dengan handuk. Sehingga, tak mengenai bagian tubuh secara langsung.

"Metode itu dipercaya bisa memperbaiki daya tahan tubuh manusia, agar bisa melawan segala jenis penyakit," jelas dia.

Lebih jelas Ardian mengatakan, pijat terapi menggunakan golok kerap dipercaya bisa menyembuhkan penyakit organ dalam atau saraf.

Jika dilihat pada sisi spiritualnya, dipercaya dapat mengusir sawan atau ketempelan makhluk halus.

Sedangkan pijat api, diyakini bisa membantu meningkatkan ketahanan tubuh. Alasannya, api yang disalurkan itu dapat memberi kehangatan tubuh, sehingga suhu badan kembali stabil.

"Selain itu juga membantu peredadan darah lancar. Karena mengandung unsur spiritual juga, dibarengi dengan doa. Karena doa bisa memperkuat keyakinan si penyembuh, dan orang yang sakit juga akan merasa nyaman," tutur Ardian.

Ardian menyebut, dirinya juga mengucapkan doa-doa khusus pada setiap pengobatan. Dirinya meyakini, doa yang khusus dan konsisten diucap bisa menambah kesadaran dan memperkuat diri.

Dalam menangani satu pasien, Ardian bisa menghabiskan waktu selama 30 menit hingga 2 jam. Tergantung penyakit yang disembuhkan.

"Macem-macem, ada yang hanya tidak enak badan, asam urat, efek Covid-19," tutur dia.

Uniknya, Ardian tidak memungut biaya sepeser pun kepada pasien terapi pijatnya. Dirinya menuturkan, hal tersebut dilakukan lantaran ingin membantu sesama manusia.

Menurut Ardian, pengobatan khas semacam ini masih perlu dilestarikan. Sebab, hal tersebut merupakan kearifan lokal yang bisa meningkatkan harga diri suatu bangsa.

"Dengan kearifan lokal, mereka memiliki identitas kultural. Dengan identitas kultural, mereka memiliki harga diri. Harga diri sebagai orang Indonesia," pungkas dia.

https://regional.kompas.com/read/2023/02/21/100911678/menilik-terapi-pijat-api-dan-golok-pengobatan-khas-taiwan-yang-masih

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke