Salin Artikel

Ada 113 Kasus DBD di Sumbawa, Dinkes Soroti Kebiasaan Warga Buang Sampah Sembarangan

Dinas Kesehatan Sumbawa menilai, tingginya kasus DBD terjadi karena faktor permukiman padat penduduk dan perilaku masyarakat membuang sampah plastik sembarangan.

"Sampah plastik itu jika dibuang sembarangan akan jadi tempat bersarang nyamuk Aedes Aegypti penyebab Demam berdarah," kata Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Sarip Hidayat saat dikonfirmasi, Kamis (16/2/2023).

Sarip mengatakan, kasus DBD didominasi pasien anak. Kasus tertinggi tercatat di Kecamatan Sumbawa yang tersebar di sejumlah kelurahan, yakni Brang Biji, Seketeng, Lempeh, dan Brang Bara.

Selain itu, kasus DBD juga ditemukan di Kecamatan Labuan Badas dan Unter Iwes.

"Kami sudah lakukan fogging di beberapa titik," sebut Sarip.

Menurutnya, DBD merupakan penyakit berbasis lingkungan. Jentik nyamuk aedes aegypti bisa berkembang biak jika hujan turun tak menentu.

Berbeda, jika tiap hari hujan maka tidak ada tempat penampungan air dan bisa mengalir airnya maka nyamuk tidak bisa hidup.

"Upaya yang sudah kami lakukan dengan penerbitan Surat Edaran Bupati untuk pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan masyarakat melalui 3M plus," jelas Sarip.

Selain itu, penguatan layanan sosialisasi kesehatan melalui Puskesmas Keliling juga dilakukan untuk edukasi pemberantasan sarang nyamuk.

"Kalau tidak ada tempat berkembang nyamuk, maka tidak ada kasus. Kami harap orangtua segera membawa anak ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala," pungkas Sarip.

https://regional.kompas.com/read/2023/02/16/125356378/ada-113-kasus-dbd-di-sumbawa-dinkes-soroti-kebiasaan-warga-buang-sampah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke