Salin Artikel

Cerita Prajurit TNI, Cukur Rambut Anak-anak Papua secara Gratis di Pos Perbatasan RI-Papua Nugini

Sesaat kemudian sejumlah anak berlari mendekati Pos Perbatasan RI-Papua Nugini di Kampung Tatakra, Distrik Web, Kabupaten Keerom, Papua. Mereka meminta rambutnya dicukur.

Tak hanya anak-anak, ada juga beberapa remaja dan orang dewasa yang ikut mengantre.

Dengan sabar, Pratu Firman melayani mereka tanpa mengharap imbalan. Sesekali sambil mencukur rambut, Pratu Firman mengajak anak-anak Papua itu bercanda.

"Saya sekarang sudah terbiasa memotong rambut anak-anak dan masyarakat Papua di Tatakra," kata Pratu Firman, Jumat (10/2/2023).

Anggota TNI asal Garut, Jawa Barat, tersebut mengaku sudah berbulan-bulan membantu mencukur rambut warga, khususnya anak-anak di Pos Penjagaan Perbatasan RI-Papua Nugini di Kampung Tatakra.

Kegiatan itu biasanya dilakoninya dua minggu sekali.

"Kebanyakan anak-anak yang kita cukur rambut ketika ditanya cita-citanya menjadi apa mereka menjawab ingin jadi TNI sehingga kita cukur rambut mereka seperti anggota TNI juga," katanya.

Namun, sering anak-anak menginginkan potongan rambut seperti pemain bola dengan sejumlah variasi.

Pratu Firman pun membujuk mereka supaya bersedia rambutnya dicukur dengan model yang rapi.

"Kadang kalau kita cukur rambut tidak sesuai permintaan biasanya marah, tapi kita kasih susu, buah, atau gula-gula sehingga anak-anak luluh," kata dia.

Komandan Pos (Danpos) Tatakra Satgas Pamtas Yonif 143/TWEJ Letda Inf Michael Erlangga mengungkapkan, ada empat anggotaTNI yang biasanya membantu warga menggunting rambut.

"Sehingga kita programkan dua minggu sekali memotong rambut anak-anak, bahkan masyarakat yang ada di Tatakra," kata dia saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon seluler.

Dia bercerita, mulanya kegiatan tersebut hanya dilakukan pada sejumlah anak di sekolah. Namun, rupanya antusiasme warga sangat baik.

"Sehingga, anak-anak dan masyarakat selalu datang untuk dibersihkan atau dipotong rambutnya," ujarnya.

Biasanya dalam satu kali pertemuan, para prajurit bisa memotong rambut lima hingga enam orang.

“Program potong rambut ini kami sudah berkoodinasi dengan kepala suku atau ondoafi, aparat kampung dan masyarakat," papar dia.

Kedekatan ini, ujarnya, memunculkan rasa saling memiliki antara anggota TNI dan masyarakat.

Tak heran jika banyak warga yang membawa hasil kebunnya untuk para prajurit.

"Ada masyarakat yang datang selalu bawa hasil kebun seperti ubi-ubian, sayur-sayuran kepada kami," katanya.

Sebaliknya, jika anggota TNI mendapat kiriman barang dari kota, mereka selalu menyisihkannya untuk warga sekitar.

"Inilah gambaran kedekatan kami dengan masyarakat di Tatakra," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2023/02/11/053000178/cerita-prajurit-tni-cukur-rambut-anak-anak-papua-secara-gratis-di-pos

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke