Salin Artikel

Kasus DBD di Sikka Bertambah Jadi 120 Kasus, Didominasi Anak Usia Sekolah

Kepala Dinkes Sikka Petrus Herlemus menyebutkan, hingga Kamis (2/2/2023) warga yang terjangkit DBD mencapai 120 orang.

"Ada 120 kasus DBD naik dari bulan Januari yakni 98 kasus. Ada 24 orang yang masih dirawat," ujar Petrus dalam keterangannya, Senin (6/2/2023).

Petrus mengatakan, berdasarkan data tiga tahun terakhir, penderita DBD lebih banyak didominasi usia 5-15 tahun atau masih sekolah.

Menurutnya, tahun 2021 kasus DBD sempat turun karena banyak sekolah diliburkan akibat pandemi Covid-19.

Namun, lanjutnya, kembali meningkat di tahun 2022 dan 2023 setelah aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka kembali dilaksanakan.

Sehingga, Petrus berkesimpulan bahwa penularan DBD lebih banyak terjadi di lingkungan sekolah.

Oleh sebab itu pihaknya mengeluarkan instruksi kepada seluruh kepala puskesmas untuk berkoordinasi dengan sekolah yang ada di masing-masing wilayah kerja.

"Kami sudah keluarkan instruksi kalau ada anak yang demam langsung ditangani. Bahkan yang datang ke puskesmas itu dengan demam dicurigai awal adalah DBD. Tapi kalau nanti hasil pemeriksaan lab bukan DBD itu soal lain," jelasnya.

Petrus juga mengimbau masyarakat tetap waspada, menjaga kebersihan lingkungan, menguburkan barang bekas, menguras penampung air, dan memberantas sarang nyamuk.

Jika ada anak atau keluarga yang memiliki gejala demam dan panas tinggi harus segera dibawa ke puskesmas atau rumah sakit.

https://regional.kompas.com/read/2023/02/06/095656778/kasus-dbd-di-sikka-bertambah-jadi-120-kasus-didominasi-anak-usia-sekolah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke